Press ESC to close

Kretekus, Menang di Hari Idul Fitri dan Kalah di Hari Kenaikan Cukai

Idul fitri adalah momen yang ditunggu-tunggu bagi setiap umat muslim, tanpa terkecuali kretekus. Karena Idul Fitri adalah hari yang suci. Hari di mana permaafan menjadi hal yang sakral dan momen yang sangat tepat. Mengenai permohonan maaf kalau kata Goenawan Mohamad, maaf itu bukan penghapusan dosa tapi pengakuan dosa. 

Selain pemaafan, sebagai bulan yang suci, Idul Fitri juga diartikan sebagai kemenangan. Karena sebelum itu ada ibadah puasa yang telah ditaklukan. Tapi saya juga punya perspektif lain bahwa Idul Fitri adalah kemenangan bagi para perantau bisa kembali pulang.

Karena kalau tidak pulang ke kampung halaman ada sentimen atau sangat bisa dikata oleh orang kampung bahwa ia tidak mampu untuk membeli tiket. Jadi sekali lagi kembalinya ke tanah kelahiran adalah kemenangan bagi para pejuang di tanah orang.

Tapi mungkin sebagai kretekus kita bisa bangga karena menang di hari lebaran. Tapi tidak bisa dipungkiri kita kalah saat Hari Kenaikan Cukai. Bahkan kalah telak. Kita hanya bisa pasrah dan mungkin misuh-mengumpat atas kenaikan cukai rokok. Karena yang memutuskannya adalah pemerintah yang selalu menutup mata dengan para kretekus.

Baca Juga:  Perokok Keluar Banyak Uang Untuk Beli Rokok, Terus Zakatnya Gimana?

Para kretekus tidak bisa berbuat banyak atas kenaikan cukai, yang bisa mereka lakukan adalah dengan  beralih ke rokok-rokok lain, seperti rokok murah, tingwe, bahkan hingga rokok ilegal. Iya. merebaknya rokok ilegal tidak bisa serta merta hanya menyalahkan konsumennya saja. Karena mereka mengkonsumsi lantaran harga rokok terlampau mahal dan tidak sesuai dengan kantong mereka. Jadinya mereka bergeser ke rokok ilegal.

Pun ngomongin rokok ilegal sebenarnya ini momok menakutkan bagi negara. Karena negara tidak mendapatkan uang dari cukai rokok ilegal. Diakui atau tidak, merebaknya rokok ilegal ini ya lantaran tarif cukai yang selalu dinaikan. Jadi malah menjadi boomerang bagi negara itu sendiri.  

Pemerintah Masih Abai terhadap Industri Hasil Tembakau

Pemerintah nyaris tidak pernah melibatkan kretekus dalam urusan kenaikan cukai. Mereka hanya memutuskan sepihak dan hasilnya harus kita amini bersama-sama. Jangankan para kretekus yang dilibatkan, lini Industri Hasil Tembakau yang lain saja kerap disepelekan. Misalnya petani tembakau atau cengkeh.

Petani tembakau dan petani cengkeh juga akan ikut terdampak atas kenaikan cukai rokok. Bagaimana tidak produksi tembakau pabrikan bisa saja turun dan petani jadi kesulitan untuk menjual tembakau. 

Baca Juga:  Perokok Pasif, Mitos Yang Terus Direproduksi

Jadi kekalahan saat Hari Cukai adalah kekalahan bagi para kretekus, petani cengkeh, petani tembakau, dan lini lain di Industri Hasil Tembakau. Pun karena hari kenaikan cukai adalah kekalahan bagi para kretekus, maka kita harus terus berusaha untuk meminimalisir kekalahan itu. Caranya ya kita terus melakukan aksi ketika kenaikan cukai. Entah sekadar bersuara atau aksi-aksi lain. 

Dan saya tidak tahu, apakah setiap kenaikan cukai ke depannya ini para kretekus bisa keluar dari kekalahan. Atau jangan-jangan hari kenaikan cukai adalah perang yang tidak akan dimenangkan? 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *