Press ESC to close

Saya Pernah Sakit, tapi Bukan karena Merokok

Tidak semua penyakit karena merokok. Dulu, saya pernah sakit bukan karena merokok.

Saya bukan Fir’aun yang tidak pernah sakit. Sebagaimana manusia pada umumnya, saya juga tidak jarang mengalami sakit. Tapi saya mesti bersyukur, sakit yang kadang saya alami itu tidak masuk ke tahap penyakit kompleks, seperti sakit jantung, ginjal, diabetes, paru-paru, atau kanker. Melainkan saya pernah sakit yang ringan-ringan seperti misal demam, batuk, tenggorokan sakit, flu dan lain sebangsanya. 

Tidak jarang ketika saya sakit lalu berobat, entah dokter atau bidan menanyakan apakah saya perokok atau bukan. Memang saya perokok. Tapi kadang saya iseng menjawab saya bukan perokok. Nah tidak jarang ketika jawabannya saya bukan perokok, dokter akam mencari-cari kaitannya antara saya dengan asap rokok, semisal dengan anggota keluarga atau teman yang merokok. Alias saya didiagnosa sebagai perokok pasif. 

Awalnya saya mengamininya. Tapi lambat laun, ternyata saya sadar bahwa hal itu tidak selalu benar adanya. Ketika saya sakit ringan saya selalu mengingat sebelumnya saya melakukan hal apa atau makan apa, saya jadi ingat bahwa saya sakit bukan karena rokok. 

Tapi perlu disclaimer sejak awal dalam tulisan ini saya tidak sedang memberikan alasan apakah merokok itu menyehatkan atau tidak. Sama sekali tidak. Melainkan saya hanya berbagi pengalaman bahwa saya terkadang sakit, tapi bukan karena rokok. Oke. Saya akan berikan contoh yang belum lama terjadi. 

Baca Juga:  Rokok Penyebab Pasti dari Statistik Kebakaran di Jakarta?

Sakit Bukan karena Merokok

Seingat saya, sejak November 2023 hingga sekarang, saya hanya mengalami sakit ringan dua kali. Itu pun saya tidak berbaring di tempat tidur karena hanya sakit batuk dan tenggorokan. Kenapa hanya dua kali?, ini mungkin karena efek sering olahraga, lebih tepatnya pergi ke tempat gym. Di mana dari situ saya kira imunitas saya meningkat. Padahal sebelum-sebelumnya saya kerap sekali sakit-sakitan, entah sekadar demam, flu atau yang lainnya. 

Nah kembali lagi soal penyakit ringan saya, saya pernah mengalami batuk dan sakit tenggorokan. Mungkin kalian akan menilai bahwa saya kebanyakan menghisap rokok. Tapi kalian salah. Saya mengalami batuk karena saya kebanyakan minum es. Malam itu saya minum minuman es yang manis dua kali. Setelah bangun tiba-tiba batuk muncul. 

Memang saya tidak bisa minum banyak es. Karena ketika terlalu over pasti tenggorokan saya akan langsung reaksioner di kemudian hari. 

Lalu untuk penyakit ringan yang kedua adalah yang terjadi beberapa minggu belakangan ini. Rasa yang saya rasakan adalah tenggorokan saya butuh suplai air yang banyak. Tenggorokan kering dan  rasanya selalu haus dan perlu air putih yang banyak. 

Baca Juga:  Untuk Pemerintah Daerah Baru Nantinya Jangan Keliru Ambil Kebijakan terhadap Industri Hasil Tembakau

Penyakit itu bukan karena rokok atau begadang. Karena setelah saya pikir-pikir saya ingat kalau saya makan banyak gorengan dan jajan sembarangan di malam harinya. Dari situlah muncul penyakit itu. 

Itu hanya contoh sebagian saja. Sebelum-sebelumnya juga ketika saya terkena penyakit ringan tidak melulu didasari oleh rokok. Bisa karena faktor begadang, makan, stress atau yang lainya. Bahkan kalian juga mungkin mengamini hal itu. Tapi sekali lagi, saya sedang tidak mengatakan bahwa merokok itu menyehatkan. 

Saya juga sedang tidak mengatakan bahwa saya tidak percaya dokter. Melainkan saya mau mengatakan bahwa tidak semua penyakit itu berkaitan dengan rokok. Pun ketika dokter terlalu gampang memvonis seseorang dengan rokok saya sekarang jadi curiga ada kepentingan farmasi di dalamnya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *