Banyak cara yang dapat ditempuh perokok sebagai bentuk kontra narasi antirokok melalui HTTS. Apalagi di tahun 2024 ini mengusung tema “Protecting Children From Tobacco Industry Interference“. Dimana slogan itu artinya “Melindungi Anak-anak dari Intervensi Industri Tembakau“.
Apakah benar industri rokok berlaku interventif?
Sejauh yang saya temukan, industri rokok telah mematuhi aturan terkait pembatasan usia 18 plus. Sesuai amanat regulasi PP 109/2012, demikian pula praktik pemasarannya. Sebagai contoh, di Bogor saja, sebagian besar ritel rokok telah menutup etalasenya dengan tirai. Sehingga sulit untuk dipahami oleh konsumen dewasa yang justru terkesan seperti barang ilegal.
Bukan mustahil, dengan ditutupi begitu malah memicu rasa penasaran anak-anak di bawah umur. Kemudian menanyakan kepada orangtuanya dan kasir ritel, “itu dagangan apa yang ditutupi, kenapa ditutup kain?” Mau tak mau harus ada jawaban yang memuaskan dengan bahasa yang mudah dipahami.
Kalau saya sih akan menyiasatinya dengan jawaban; “itu jajanan orang dewasa, ditutup agar tidak terserang masuk angin”. Jawaban ini belum tentu bebas dari timpalan kritis. Sangat mungkin ditimpali dengan, “kok angin suka jajanan orang dewasa, aku mau dong jadi angin”. Nah loh. Tahu sendiri lah ya bagaimana kritisnya anak-anak di abad canggih ini.
Untuk itu, di dalam peringatan HTTS setidaknya kita perokok bukan tipe yang mudah terserang masuk angin. Mengingat kita selalu memberi rasa hangat untuk diri sendiri dengan merokok. Maka di momen HTTS kita dapat mengisi Hari Tanpa Tembakau Sedunia dengan sikap yang hangat juga dong:
1. Buang Bungkus Rokok Kosong ke Tempat Sampah
Pertama. Rayakan dengan membuang bungkus rokok kosong ke dalam tempat sampah. Lalu memfotonya untuk diposting di medsos dengan caption: saya berhenti merokok setelah tidak ada lagi isinya. Selamat merayakan HTTS = Habis Tembakau Terbitlah Sambat.
2. Bikin Cuitan Kreatif tentang HTTS
Kedua. Rayakan dengan menebar cuitan kreatif yang sedikitnya menjelaskan HTTS itu apa. Mulai dari mengkreasikan singkatannya. Contoh, HTTS adalah singkatan dari Hari Terimakasih Teman Sedunia. Inilah teman seduniaku; asbak. Atau kalau mau lebih sarkas HTTS bukan singkatan Hari Tipu Tipu Sedunia ya gais. Sambil menunjukkan bungkus rokoknya SKM golongan 1; Esse misalnya, pas dibuka isinya rokok tingwe.
3. Unggah Konten yang Menarik
Ketiga. Rayakan dengan meng-upload konten video pendek berisi aktivitas mencuci asbak. Dilengkapi dengan monolog pendek yang bunyinya begini; mengingat hari ini adalah hari tembakau sedunia, hari yang kutunggu bertambah satu tahun usiamu bahagiakah kamu…(lantunkan se-Zamrud mungkin)
4. Puasa
Keempat. Rayakan dengan berpuasa tidak makan, tidak minum, tidak merokok. Jika memang perlu flexing di medsos no big deal sih sambil ngomong begini; merayakan HTTS tahun ini saya sengaja berpuasa soalnya Ramadhan kemarin bolong satu. Kata guru saya, janganlah bolongnya puasa kita menjadi hutang yang berkepanjangan kayak negara.
5. Jalan-jalan
Kelima. Rayakan bersama anak dengan pergi dari bioskop ke bioskop lainnya seharian. Kalau lagi cekak, ya bisa dengan kemping di pekarangan bersama anak. Karena dengan demikian, Hari Tanpa Tembakau Sedunia dapat berhasil anda lewati dengan baik. Perokok santun pastinya tidak merokok di dekat anak, bukan karena HTTS juga sih.
- Kesalahan Antirokok dalam Memandang Iklan Rokok dan Paparannya Terhadap Anak - 4 June 2024
- Pengendalian Tembakau di Indonesia dalam Dua Dekade - 3 June 2024
- HTTS Hanyalah Dalih WHO untuk Mengenalkan NRT - 31 May 2024
Leave a Reply