Olahan tembakau di Indonesia selalu menjadi primadona bagi para penikmat produk olahan tembakau dalam negeri maupun dunia. Setelah penemuan mutakhir kebudayaan khas Indonesia yang bernama Kretek, kini olahan tembakau di Indonesia dapat dinikmati dalam produk cerutu khas Indonesia. Cerutu sendiri berbeda dengan cigarette (rokok). Perbedaannya, kretek di dalam olahan tembakaunya terdapat saos dan cengkeh. Sedangkan cerutu, memadukan racikan antar tembakau, tidak terdapat zat-zat yang ditambahkan, dan semua kandungannya alami, sehingga memiliki kadar nikotin dan tar yang rendah.
Tak perlu jauh-jauh ke negara Kuba untuk menikmati cerutu, di Kabupaten Jember, Jawa Timur dapat menjadi pilihan anda untuk mendapatkan cerutu Jember yang kualitasnya sudah diakui para penikmat cerutu dunia. Bahkan cerutu Jember mendapat label cerutu terbaik kedua di dunia setelah cerutu Kuba.
Sudah lama memang Jember menjadi daerah produsen tembakau berkualitas tinggi di Indonesia. Tembakau unggulannya yang bernama Besuki Na Oogst (BNO), memang sangat cocok dipakai sebagai pembalut (dekblad), pengikat atau pembungkus (binder), bahkan pengisi cerutu (filler). Pemanfaatannya sebagai bahan baku cerutu, membuat tembakau Jember diekspor ke Bremen, Jerman dan beberapa Negara Eropa lainnya
Sejarah mengenai tembakau Jember ini berawal dari percobaan penanaman tembakau secara besar-besaran di Indonesia yang dilakukan pada tahun 1830 seiring dilakukannya Tanam Paksa atau Cultuurstelsel di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal Johannes graaf van den Bosch. Namun, hasilnya menemui kegagalan, sehingga pada tahun 1856, dicoba kembali penanaman tembakau secara meluas di daerah Besuki, Kabupaten Jember, dilengkapi suatu balai penelitian Besoekisch Profstation. Berbagai upaya pengembangannya terus dilakukan dengan cara seleksi atau hibridasi tembakau yang telah ada, hingga tembakau jenis Besuki Na Oogst (BNO) cerutu ini berkembang hingga sekarang
Ketika masa imperialisme Hindia Belanda perkebunan tersebut beralih dikelola oleh badan hukum milik Pemerintah Hindia Belanda. Setelah pendudukan Jepang, perusahaan ini kemudian dinasionalisasikan dan pada tahun 1996 hingga kini dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) yang berlokasi di Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember.
Adapun produksi cerutu Jember ini, memiliki tiga jenis cerutu yang diproduksi di Jember. Jenis cerutu berbatang pendek (small cigar), sedang (soft filler), dan panjang (long filler). Mengisi pasar dalam negeri maupun mancanegara, cerutu Indonesia buatan Jember memiliki beberapa merek yang cukup dikenal, seperti Bali Djanger, Bali Legong, serta Cadenza Long Premium.
Nah, jika cerutu masih tergambar di benak anda sebagai konsumsi para mafia-mafia di film Hollywood atau konsumsinya orang besar macam Che Guevara dan Fidel Castro, kini anda juga dapat menghisap cerutu tanpa harus menjadi mafia atau orang besar. Cerutu Jember khas Indonesia dapat anda nikmati tanpa harus meninggalkan jati diri anda sebagai orang Indonesia.
Kontribusi Besar Cerutu Jember Untuk Indonesia
Sama halnya dengan kretek, cerutu Jember juga memiliki nilai kontribusi yang besar bagi Indonesia. Kalau Negara Kuba menjadikan cerutu sebagai pilar pendapatan Negara, maka cerutu Jember pun demikian, memberikan sumbangan yang cukup besar bagi pendapatan Indonesia. Maka tak heran jika kretek dan cerutu yang merupakan olahan tembakau, menjadi primadonanya pertanian di Indonesia.
Kontribusi cerutu Jember, dapat dilihat dalam perkembangannya, PTPN X mengembangkan unit Industri Bobbin dan Karyawan Koperasi Indonesia. Industri Bobbin membawa manfaat yang sangat besar, diantaranya menyerap tenaga kerja / membuka lapangan kerja baru, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatnya jumlah uang yang beredar dan sebagai salah satu contoh keberhasilan kerjasama dengan pihak asing. Pada tahun 2003, industri Bobbin PTPN X telah memproduksi sebanyak 700 juta potong (bungkus) dengan tenaga kerja sebanyak 931 orang yang mayoritas adalah wanita.
Koperasi karyawan kartanegara (kopkar Kartanegara) PTPN X juga turut memproduksi sekaligus memasarkan produk tembakau baik jenis Na Oogst dan TBN / FIN yang dikemas menjadi cerutu yang berkualitas sesuai standar keinginan konsumen. Pembuatan cerutu kopkar Kartanegara dilakukan secara manual atau “hand made”.
Maka jangan heran sampai-sampai lambang dari kota Jember sendiri adalah tembakau yang semakin memperjelas bahwa Jember adalah kota penghasil cerutu terbaik di dunia. Cerutu Jember di kelola oleh perusahaan BUMN PTPN X. Dan proses produksi melibatkan masyarakat Jember itu sendiri, sehingga kontribusinya amat dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Adapun kontribusi nyata lainnya, terdapat pada masuknya pasar ekspor cerutu yang berukuran kecil dengan filter (cigarillos) yang kini tidak hanya tertuju pada negara-negara eropa seperti Swiss, Belanda, Denmark, Belgia, Spanyol, Prancis, Swedia, Jerman, dan Amerika Serikat, tapi juga mulai merambah pasar ke Tiongkok.
Tiongkok menjadi pasar potensial bagi tembakau cerutu Besuki Na Oogst sebagai bahan dasar produksi cerutu. Sebab, perkembangan konsumsi cerutu di Tiongkok meningkat 28 persen setiap tahunnya. Hal tersebut merupakan tren konsumsi masyarakat Tiongkok yang sudah mulai bergeser ke cerutu. Dan juga terdapat tren baru yakni beralihnya konsumsi cerutu besar (big cigar) ke cerutu berukuran kecil (cigarillos).
Sebanyak 10–20 juta batang cerutu diekspor ke Tiongkok dan sebanyak 250 juta batang cerutu diekspor ke Eropa sebagai pasar ekspor utama. Dengan kisaran harga cerutu yang top great seharga 400 ribu per pack. Bahkan ada juga cerutu dengan harga 790 ribu per pack, dengan setiap pack berisikan 10 batang dan ada juga isi 16 batang. Adapun isi dalam pack yang paling sedikit berisikan 4 atau 5 batang, semuanya disesuaikan dengan permintaan pasar.
Sudah tak diragukan lagi, bahwa sector industry tembakau memberikan dampak ekonomi yang besar di Indonesia. Terlebih lagi, cerutu Jember khas Indonesia ini merupakan produk cerutu terbaik kedua di dunia, yang artinya mempunyai potensi sebagai produk unggulan bagi Indonesia yang dapat terus menjajaki pasar dunia. Maka untuk mengucapkan terima kasih kepada tembakau Indonesia, mulai sekarang marilah kita nikmati cerutu Jember dengan khidmat sambil berkata “Nikmat manalagi yang akan kita dustakan?,”.
- Menelisik Lebih Dalam Penyebab Defisit BPJS Kesehatan - 13 November 2017
- Merokok Adalah Aktivitas Legal, Ini Landasan Dasarnya - 6 November 2017
- Cacat Logika Pemerintah Dalam Menaikkan Tarif Cukai Rokok - 23 October 2017