Press ESC to close

Menilik Stand Asbak Ramah Lingkungan di Pantai Kota Larnaka

Dalam upaya menjaga pantai yang setiap hari disibuki oleh kedatangan wisatawan. Kota Larnaka yang berada di Republik Siprus, yang salah satu pendapatan ekonomi negara di selatan Turki ini termasuk berasal dari sektor pariwisata. Selain pula dari hasil ekspor produk pertanian anggur, jeruk, tembakau, dan kentang. Telah secara nyata menghadirkan satu bentuk fasilitas penunjang untuk para perokok yang mengunjungi pantai. Upaya ini oleh Dewan Pariwisata Larnaka diwujudkan dalam rangka menjaga kebersihan pantai serta kelestarian spesies laut. Tentunya hal itu ditempuh berdasar pertimbangan bijak otoritas, tanpa harus membuat wisatawan menjadi tidak nyaman. Bahkan lebih jauh tidak memberi dampak buruk terhadap keuntungan pariwisata.  

Fasilitas sederhana yang disediakan untuk para pengunjung pantai yang merokok di kota ini berupa asbak kecil yang bisa diambil dari sejumlah titik yang telah disediakan.  Organisasi Pariwisata Siprus serta otoritas setempat telah menempatkan sepuluh tenda dengan gelas plastik biodegradable (salah satu produk ramah lingkungan), yang ada di titik-titik strategis di pantai tersibuk di kota ini. 

Baca Juga:  Daftar Rokok Esse yang Aromanya Wangi

Pada tiap stand itu terdapat instruksi tertulis yang mengarahkan secara santun kepada para pengunjung untuk memanfaatkan fasilitas yang disediakan itu. Sejumlah 100 asbak dan tempat sampah khusus tersedia dengan apik. 

cyprus-mail.com

Pengunjung dapat mengambil asbak plastik tersebut dan menempelkannya di pasir atau kerikil selama masa tinggal mereka. Saat pergi, perokok diharapkan mengosongkan asbak mereka di tempat sampah dan mengembalikannya ke tempatnya.

Solusi ini dihadirkan bertujuan untuk mengatasi persoalan sampah puntung rokok yang selama ini dianggap momok. Terlebih ketika pihak otoritas menyoroti akan dampak filter rokok yang terbawa air laut dan menjadi makanan yang tidak diinginkan untuk banyak fauna laut. Tidak seperti kertas dan tembakau yang dapat terurai secara hayati, filter rokok dinyatakan sebagai polimer selulosa asetat sintetis, yakni salah satu zat yang akan hancur dalam tempo sangat lama.

Langkah solutif semacam itu tentu berkebalikan dengan upaya negara-negara di belahan lain yang getol memerangi keberadaan para perokok. Bahkan lebih jauh semakin mempersempit ruang ekspresi budaya tersebut. 

Baca Juga:  Menghargai Non-Perokok di Ruang Sempit

Di negeri kita  contohnya, keberadaan ruang publik yang diisyaratkan sebagai Kawasan Dilarang Merokok (KDM) sama sekali tidak mengakomodasi hak perokok. Setidaknya dalam bentuk penyediaaan tempat khusus merokok di kawasan tersebut.

Merokok sebagai aktifitas legal melulu dicap sebagai ekspresi budaya yang  merugikan orang lain. Jika memang demikian, mestinya ada satu upaya solutif dari Pemerintah, yakni penyediaan tempat-tempat khusus merokok pada Kawasan dilarang Merokok.

Sedikitnya gambaran penyediaan stand asbak pada zona wisata yang ada di kota Larnaka dapat menjadi contoh bagi para pihak yang berkepentingan, terutama jika memang Pemerintah kita serta pengelola obyek wisata bersungguh dalam mewujudkan kepeduliannya akan kelesetarian lingkungan.

Indi Hikami

Indi Hikami

TInggal di pinggiran Jakarta