Press ESC to close

Tembakau Bojonegoro Disukai Warga Republik Dominika

Tembakau jenis virginia dari Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, adalah salah satu jenis tembakau yang diminati di Republik Dominika. Hal itu terbukti dari angka ekspornya yang tembus mencapai 6,5 miliar pada Februari lalu–yang kalau didolarkan sekitar US$ 464.310–untuk sekali kirim. Tembakau dari Bojonegoro ini diekspor untuk memenuhi permintaan bahan baku cerutu.

Di Bojonegoro sendiri tembakau tumbuh tersebar di beberapa kecamatan, seperti Tambakrejo, Ngraho, Sukosewu, Ngambon, dan Kepohbaru. Tembakau-tembakau yang dihasilkan dari kecamatan-kecamatan tersebut umumnya virginia voor oogst dan tembakau grompol jati

Areal tanaman tembakau di Bojonegoro terbilang jauh lebih luas dibanding beberapa kabupaten lain penghasil tembakau. Sekitar 3.500 hektare luasan lahan tanaman tembakau yang ada, yang sebagiannya untuk memenuhi kebutuhan industri rokok di Bojonegoro.

Seperti yang kita tahu, rokok klobot Oeloeng yang legendaris itu juga berasal dari Bojonegoro. Jenis rokok ini terbilang yang masih eksis sampai sekarang, selian itu masih ada enam perusahaan rokok serupa yang cukup dikenal eksis di Bojonegoro.

Baca Juga:  Sajak Sebatang Lisong

Dari waktu ke waktu permintaan pasar akan tembakau virginia memang terus meningkat. Bahkan untuk kebutuhan industri rokok dalam negeri serapannya terbilang tidak sedikit. Niscaya akibat permintaan virginia yang tinggi di pasaran ini, tembakau-tembakau varietas lokal tergeser popularitasnya. Meski bukan berarti kehilangan pasar.

Dulu kita mengenal tembakau Deli yang juga populer di Eropa, untuk memenuhi permintaan Eropa akan cerutu. Begitu pun tembakau Jember, serapan ekspor tembakaunya juga tak kalah saing. Pasar penikmat cerutu di mancanegara cukup mengakui kualitas tembakau dari Indonesia. Tak perlu heran, karena iklim dan tanah kita yang berbeda, maka kualitas tembakaunya pun istimewa.

Menurut Pjs Kepala Dinas perdagangan Kabupaten Bojonegoro, pada Februari yang lalu saja permintaan ekspor dalam sekali pengiriman bisa mencapai 217,8 ton. Dalam bentuk tembakau kering. Jumlah permintaan ekspor ini dikatakannya cenderung naik. Bahkan ditargetkan dalam satu tahun, bisa kirim ekspor sebanyak 4 sampai 5 kali.

Tentu saja dari kabar baik semacam ini kita dapat berkesimpulan bahwa kualitas tembakau dari daerah-daerah di Indonesia masihlah menjadi primaadona. Dan bukan hanya digunakan untuk bahan baku rokok di dalam negeri saja, pula mampu bersaing memenuhi pangsa pasar macanegara. Seperti halnya tembakau dari Bojonegoro yang disukai warga Dominika.

Baca Juga:  Menilik Monumen Pengrajang Tembakau di Klaten

Bangsa ini patut bangga, terlebih lagi kita para perokok, yang selama ini kerap didiskriminasi oleh kepentingan yang tidak berpihak terhadap keberadaan tembakau. Yang kesemua kampanye mereka berdalih atas nama kesehatan. Sementara di belahan dunia lain, bahkan di dalam negeri sendiri, tembakau masih menjadi sumber penghidupan banyak orang. Serta yang tak bisa dipungkiri pula, adanya pendapatan riil yang mampu membantu kelangsungan pembangunan di negeri ini.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah