Klub Premier League, Chelsea FC, melewati dua pertandingan pra-musim dengan mulus. Pada uji coba pertama mereka berhasil mengalahkan tuan rumah Perth Glory dengan skor 1-0. Di uji coba kedua menghadapi Inter Milan mereka kembali meraih kemenangan, kali ini lewat babak adu penalti setelah bermain imbang 1-1 selama 90 menit. Hasil positif tersebut diyakini sebagai dampak perubahan strategi yang dibawa oleh Maurizio Sarri, pelatih anyar The Blues.
Tapi hasil pertandingan bukanlah hal utama yang hendak kita bahas. Perkara analisis pertandingan dan sebagainya biarlah Pandit Footbal yang mengurusi. Karena ini situs Komunitas Kretek, mari kita bahas perkara udud-nya saja.
Selain perubahan filosofi permainan, ada hal menarik yang akan sering kita temui saat menyaksikan Chelsea musim depan. Yap, Maurizio Sarri! Sarri menjadi menarik karena Ia merupakan seorang perokok. Konon, Sarri bisa menghabiskan hingga 80 batang rokok per hari atau sekitar 3 sampai 4 batang per jam. Sungguh jumlah yang tak bisa disebut sedikit bagi seorang pria berumur 59 tahun.
Saat melatih Napoli (klub asuhan Sarri sebelum Chelsea), Sarri kerap mengisap rokoknya saat sedang mendampingi anak asuhnya bertanding dari pinggir lapangan. Kebiasaan tersebut nampaknya harus segera ditinggalkan Sarri selama menukangi Chelsea. Pasalnya, aktivitas merokok di ruang publik tertutup di Inggris sangat dilarang.
Roman Abramovich, pemilik Chelsea, sempat melarang Sarri merokok. Abramovich menilai kebiasaan Sarri menjadi contoh buruk bagi para pemain sepak bola. Tuduhan ini serius dan jelas berlebihan. Setidaknya begitu menurut saya. Mesut Oezil, Lionel Messi, Radja Nainggolan, Wayne Rooney, Mario Balotelli dan beberapa pemain sepak bola terkenal yang lainnya merupakan perokok. Abramovich mau bilang apa?
Lalu, bagaimana Sarri mampu meracik strategi saat ‘teman berpikir’-nya dilarang masuk stadion?
Menyikapi hal tersebut, Chelsea dikabarkan sedang mencari spot terbaik di Stamford Bridge untuk membangun ruang merokok. Ruangan tersebut dipersembahkan khusus bagi sang manajer. Nantinya di ruangan tersebut Maurizio Sarri bisa menyusun strategi taktik permainan sambil ngudud. Dengan demikian Sarri bisa fokus pada pertandingan tanpa mengganggu dan terganggu.
Sebagaimana dilaporkan oleh Mirror, manajemen Chelsea sadar bahwa kebiasaan merokok Sarri tak bisa dihilangkan begitu saja. Sikap kooperatif manajemen The Blues boleh jadi didasari pengakuan banyak perokok yang merasa tenang berpikir saat merokok. Abramovich tentu tak mau bertaruh nasib Chelsea andai ide-ide brilian Sarri tak mengalir hanya karena dilarang merokok.
Dari Chelsea kita bisa belajar bahwa kerja sama dan saling menghormati akan nampak lebih harmoni. Anti rokok rasanya juga perlu memperhatikan ini; rokok, olah raga dan kesehatan bukanlah hal yang perlu dipertentangkan. Apalagi menuduh perokok minim prestasi. Waah, gak malu sama Messi?
- Melindungi Anak adalah Dalih Memberangus Sektor Kretek - 29 May 2024
- Apakah Merokok di Bulan Puasa Haram? - 20 March 2024
- Betapa Mudahnya Membeli Rokok Ilegal di Warung Madura - 23 February 2024