Press ESC to close

Merokok Merusak Penglihatan, Apalagi Setelah Ini?!

Dalil-dalil tentang bahaya merokok terus digaungkan belakangan ini. Mengambil momen sakitnya tokoh-tokoh besar, anggapan-anggapan tentang rokok menjadi sumber berbagai penyakit mewarnai situs-situs berita di tanah air. Tanpa melakukan galian dan riset yang panjang, stigma rokok yang tidak menyehatkan terus ditembakkan secara membabi-buta. Padahal, bagi para ilmuan teori tersebut masih terus diteliti dan diperdebatkan.

Belakangan ini muncul sebuah temuan yang digaungkan oleh media kenamaan di Indonesia, Republika. Temuannya adalah tentang hasil penelitian bahwa kebiasaan merokok dapat membuat kemampuan melihat menjadi perlahan-lahan berkurang dan bahkan bisa berujung kebutaan. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Psychiatry Research ini menunjukkan kelompok perokok berat, yaitu mereka yang merokok lebih dari 20 batang sehari memiliki kemampuan yang berkurang untuk membedakan antara kontras dan warna jika dibandingkan dengan yang bukan perokok. Begitu tulis mereka.

Sama seperti narasi yang digaungkan sebelumnya oleh para antirokok. Kisah-kisah tentang penyakit berbahaya dilekatkan dengan para perokok, seolah-olah produk hasil tembakau itu jadi biang kerok atas segala problem masalah yang terjadi dalam tubuh. Masih ingat bukan dan masih terus terngiang-ngiang hingga saat ini kalau mendengar kata penyakit jantung, kanker, atau yang lainnya maka kata rokok dijamin langsung dianggap jadi penyebabnya. Apa jangan-jangan anda juga mengiyakannya dan sudah masuk dalam akal bulus para antirokok? Hayo! Hiya hiya hiya.

Baca Juga:  3 Merek Rokok Jadul Favorit di Indonesia

Bisa dibilang dalam kehidupan seorang manusia dewasa ada banyak kegiatan yang ia lakukan sehari-harinya. Bagi para perokok, kegiatan merokok merupakan salah satu dari sekian banyak aktifitas mereka. Makan juga merupakan salah satu aktifitas, begitu juga dengan minum, bercinta juga, atau hal yang lainnya bahkan tidur. Hadirnya sebuah penyakit adalah ketika stabilitas aktifitas dalam kehidupan anda berantakan. Misal, bagi yang tidak merokok saja, lebih banyak tidur ketimbang makan bisa menjadi sebuah penyakit toh? Tidak merokok loh padahal. Stabilitas itu yang juga membuat kesehatan anda menjadi terjamin.

Dengan demikian, teori-teori tentang rokok yang melulu identik dengan mudahnya juga bisa dipatahkan. Memang, rokok juga bisa menyebabkan penyakit, namun jika pola makan anda, tidur, kerja, minum, dan yang lainnya juga berantakan. Aktivitas merokok tak bisa dijadikan kambing hitam atas segala penyakit yang menyeramkan tersebut. Pikiran juga penting dalam menghadirkan sebuah masalah dalam tubuh, utang anda menumpuk? Deadline di kantor tak terselesaikan? Kekasih anda selingkuh? Stress tak berujung? Bisa jadi itu malah menjadi salah satu faktor pemicu kesehatan anda jadi bermasalah.

Baca Juga:  Sejarah Rokok Kretek Indonesia dari Masa ke Masa

Sudah ya sudah, lagian bukankah hidup itu harus adil ya? Kalau selama ini kalian selalu baca dan dengar narasi-narasi buruk soal rokok, kenapa juga tidak mencari tahu hasil riset tentang kegunaan rokok dan produk tembakau. Temuan-temuan itu banyak kok dan diteliti secara sah oleh para ilmuan, hanya saja karena narasi jahat rokok lebih seksi di mata publik ya akhirnya tenggelam. Coba budayakan membaca!

Pada akhirnya penyakit itu adalah sebuah keniscayaan, tapi naïf rasanya jika mengadili satu hal dari sekian banyak varian yang membuat penyakit itu ada. Meminjam lirik dari lagu Seringai – Individu Merdeka, ‘praduga tumbuh tenteram, menghakimi sepihak, sebar ketakutan, dan kalau kita membiarkan saja, anak anda berikutnya!’

Indi Hikami

Indi Hikami

TInggal di pinggiran Jakarta