Merokok adalah pilihan dewasa. Walau sebagian kalangan mengaitkannya dengan pilihan untuk bunuh diri. Tudingan buruk terhadap rokok kerap kelewat lebay sejak stigma negatif yang didengungkan rezim kesehatan demikian masif. Namun perokok tentu punya alasan yang melatari kenapa aktivitas merokok menjadi pilihan. Kalau bicara risiko tentu kita juga paham, bahwa tak ada produk konsumsi yang tidak berisiko.
Namun umumnya perokok mengakui, bahwa rokok dapat memberi efek rileks dan memicu inspirasi. Dua hal inilah yang mesti kita ketahui kenapa rokok dapat diakui kerap menunjang aktivitas sehari-hari. Salah satu bukti konkret seperti yang pernah terjadi di Malaysia, seseorang yang ingin bunuh diri saja dapat digagalkan dengan rokok. Iya memang rokok kerap pula hadir sebagai elemen untuk bernegosiasi dalam ruang-ruang sosial.
Melalui tulisan ini sedikit akan saya angkat hal-hal yang melatari kenapa rokok dapat memicu munculnya inspirasi. Pertama hal mendasar yang kita ketahui tentu konten utama rokok adalah tembakau, tembakau jelas mengandung unsur nikotin. Pada beberapa jenis sayuran pun ada unsur nikotin. Nah, nikotin inilah salah satu yang membantu memantik unsur-unsur yang bekerja pada syaraf kita, sehingga syaraf kita dapat bekerja lebih optimal.
Seorang dokter spesialis paru sekaligus Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto, memaparkan lebih lanjut terkait hal itu. Bahwa sesungguhnya kandungan nikotin pada rokok dapat merangsang neurotransmitter. Zat kimia ini berhubungan dengan suasana hati seseorang.
Bicara soal neurotransmitter maka kita bicara tentang sel syaraf dalam tubuh manusia. Ada jutaan bahkan milyaran sel syaraf yang terdapat dalam tubuh manusia. Secara sederhana, syaraf berfungsi sebagai wadah penghantar impuls (rangsangan) yang dihantarkan dari satu syaraf ke syaraf lain, seperti misalnya jika kita berjalan menuju meja makan dan hendak mengambil makanan yang ada di atas meja, maka otak memerintahkan impuls yang kemudian dihantarkan menuju tangan kanan, sehingga tangan kanan kita pada akhirnya terangkat dan mampu mengambil makanan yang ada di atas meja. Karena saking cepatnya impuls ini bergerak dalam syaraf, maka pergerakannya seolah terlihat seperti cahaya.
Sejauh ini, para peneliti telah mengidentifikasi lebih dari 50 neurotransmitter, dan masing-masingnya memiliki fungsi dan komposisi unik yang berbeda-beda. Penting dicatat pula, bahwa ada beberapa neurotransmitter yang memiliki dampak besar pada perilaku dan psikologis manusia. Saya sebutkan tiga di antaranya.
Pertama, asetilkolin. Asetilkolin ini biasanya merangsang penembakan neuron (sel syaraf) dan terlibat dalam aksi-aksi otot, belajar, dan ingatan (Brooks, 2006).
Kedua, norepinefrin. Ia menghambat penembakan neuron dalam sistem syaraf pusat, tetapi membangkitkan otot jantung, usus, dan alat urogenitalia. Kondisi stress dapat merangsang pelepasan norepinefrin. Neurotransmiter ini membantu mengendalikan kewaspadaan. Terlalu sedikit norepinefrin dikaitkan dengan munculnya depresi, dan jika terlalu banyak pun akan memicu gelisah.
Ketiga dopamin. Dopamin membantu mengendalikan pergerakan volunter dan mempengaruhi tidur, suasana hati, perhatian, dan belajar. Obat-obat perangsang yang diisyaratkan dapat meningkatkan gairah, meningkatkan suasana hati, menurunkan kelelahan dan lain-lain biasanya memiliki sistem kerja mengaktifkan dopamin dalam tubuh. Dopamin yang rendah dikaitkan dengan penyakit parkinson dan penurunan pergerakan fisik. Sedang dopamin yang tinggi dikaitkan dengan skizofrenia (gangguan jiwa).
Nah, setidaknya dari secuil paparan di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kandungan nikotin pada rokok sebetulnya memiliki manfaat tertentu bagi kerja syaraf dan suasana hati kita. Tidak melulu membawa efek negatif. Kenapa saya sebut merokok adalah pilihan dewasa, iya karena orang dewasa dapat bertanggung jawab dalam mengonsumsinya, sudah menjadi pemahaman umum bahwa orang dewasa butuh inspirasi. Terutama untuk kerja-kerja kreatif. Maka tidaklah berlebihan, jika rokok disebut dapat memicu inspirasi dan melonggarkan ketegangan alias memberi efek rileks pada perokok.
- Kesalahan Antirokok dalam Memandang Iklan Rokok dan Paparannya Terhadap Anak - 4 June 2024
- Pengendalian Tembakau di Indonesia dalam Dua Dekade - 3 June 2024
- HTTS Hanyalah Dalih WHO untuk Mengenalkan NRT - 31 May 2024