Mencari destinasi wisata adalah hal yang lumrah dilakukan ketika sedang berlibur, termasuk libur lebaran. Nah untuk para kretekus jangan khawatir, kali ini Komunitas Kretek punya rekomendasi destinasi wisata yang cocok nih buat kretekus, wisata sambil mengenal kretek Indonesia. Berikut beberapar ekomendasi destinasi wisata yang diliput dari berbagai sumber.
Pabrik Rokok Praoe Lajar
Jika Kretekus ke kota Semarang, jangan lupa untuk mampir ke kawasan Polder Tawang, Kota lama, tepatnya di Jalan Merak. Di sana terdapat pabrik kretek Praoe Lajar (Prau Layar). Pabrik ini merupakan saksi dari perjalanan industri kretek di Indonesia yang sampai sekarang masih beroperasi.
Di tengah gempuran anti rokok dan korporasi besar industri rokok asing, kretek Praoe Lajar menjadi satu dari sedikit pabrik kretek asal Semarang yang masih bertahan. Meskipun tak pernah mengiklankan produknya, industri kretek yang mengklaim dirinya sebagai “Kreteknya Para Nelayan” ini sejak dulu sudah memiliki segmen pasar kelas menengah bawah. Konsumennya rata-rata berada di kawasan Pemalang, Tegal dan Pekalongan.
Pabrik Rokok Praoe Lajar memiliki pesona tersendiri karena berada di Kawasan Kota Lama Semarang, keberadaannya menambah pesona khazanah bangunan lawas Indonesia ditengah-tengah bangunan-bangunan peninggalan masa kolonial.
Tentunya jika kretekus mengunjungi destinasi wisata ini akan menambahkan koleksi foto yang instagramable kretekus. Selain itu, kretekus juga dapat mengetahui sejarah panjang kretek di Indonesia yang sangat kaya manfaatnya bagi bangsa, dan salah satu industri yang resisten terhadap krisis ekonomi.
Jadi bagi para kretekus yang ingin mendatangi langsung pabrik ini bisa langsung meluncur ke jalan Merak No. 15 Tanjungmas-Semarang, Jawa Tengah. Alamat lengkapnya cek sendiri ya di Google, heuheu..
Museum Kretek
Jangan ngaku kretekus kalau belum pernah mengunjungi Museum Kretek. Selain destinasi wisata religi di Makam Sunan Kudus dan Sunan Muria, salah satu destinasi wisata di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini merupakan tempat yang paling banyak dikunjungi, direkomendasikan oleh para pelancong.
Museum Kretek yang berlokasi di Jalan Getas Pejaten Nomor 155, Kudus ini merupakan satu-satunya museum kretek yang ada di Indonesia. Jadi, Anda tidak akan menemukan museum sejenis ini dimanapun, bahkan di Jakarta.
Sebagai salah satu warisan budaya bangsa Indonesia, di Museum Kretek terdapat sekitar 1.195 koleksi yang ada dalam museum yang menjadi bukti sejarah dan jejak kekayaan Nusantara akan rempah-rempah yang diperebutkan bangsa-bangsa asing, sejak masa kolonialisme Portugis, Inggris, Belanda, hingga Jepang.
Di Museum Kretek ini kretekus juga dapat melihat koleksi benda-benda kuno yang pernah digunakan untuk membuat kretek tradisional. Kretekus juga akan dikenalkan kepada produk kretek Nusantara yang dibuat pertama kali pada tahun 1908, mesin produksi rokok yang sangat jadul, diorama-diorama indah yang menceritakan awal mula bangsa Indonesia memproduksi kretek.
Mueum Kretek ini banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. Baik pengunjung lokal maupun mancanegara yang ingin mengetahui jejak peradaban rokok dan kekayaan Nusantara, mulai dari tembakau, cengkeh, jagung, dan beragam sumber daya alam (SDA) Indonesia lainnya.
Bagi masyarakat Kudus, Museum Kretek adalah simbol kekayaan masyarakat Kudus. Museum ini didirikan bertujuan untuk menunjukkan kretek berkembang pesat di Tanah Jawa, khususnya Kabupaten Kudus. Dan produk kretek asal Kudus tidak hanya dikonsumsi warga Indonesia, tetapi juga masyarakat dunia, dari Asia, Amerika, Australia, Eropa, hingga Afrika. Jadi jangan heran jika Museum Kretek jadi kebanggaan bagi masyarakat Kudus.
Nah, setelah berkeliling melihat bagaimana pesona industri kretek di Kudus, kretekus sekalian jangan lupa untuk mampir ya ke Museum Kretek.
Los Mbako
Pesona Kretek Indonesia dapat kretekus sekalian temui di suatu wilayah asri di Jawa Tengah, ya di Klaten ada sebuah bangunan yang sedang menjadi trending bagi para netizen di Instagram. Sebuah tempat yang sangat recomended untukmenambah koleksi foto yang instagramable banget deh. Tempat tersebut sangat sederhana, namun memiliki historis yang kuat bagi masyarakat lokal sekitar.
Destinasi wisata tersebut adalah sebuah tempat pengeringan tembakau yang sederhana bernama Los Mbako. Bangunan yang digunakan oleh para petani untuk mengeringkan daun tembakau setelah dipetik dan sebelum dicacah untuk menjadi bahan baku cerutu dan kretek.
Jika penasaran seperti apa Los Mbako ini, mungkin dapat digambarkan seperti ini, bangunannya berukuran besar menjulang cukup tinggi, memanjang dan lantai dasarnya model panggung. Hampir seluruh bangunan terbuat dari bambu, kecuali atap yang biasanya berupa daun alang-alang atau daun tebu kering. Anda bisa menemukan ratusan Los Mbako di areal persawahan di banyak desa di Klaten.
Tembakau dari Klaten dan sekitarnya disebut tembakau Vorstenlanden. Pada masa tersebut, tembakau Klaten ini menjadi pilihan dunia untuk pemilihan industri hasil tembakau. Sebab, tembakau Vorstenlanden biasanya dipilih untuk bahan baku cerutu dan rokok kelas satu.
Cerutu Vorstenlanden sangat tekenal sejak ratusan tahun lalu. Penjualannya berada di kalangan kantong tebal dan pemburu cita rasa cerutu khas daerah tropis. Tak heran jika tembakau Klaten sejak dahulu hingga sekarang menjadi salah satu tembakau terbaik di dunia.
Tak sulit untuk menemukan Los Mbako di Klaten, terdapat di berbagai Kecamatan, misalnya di Kecamatan Kebonarum, Polanharjo, Jatinom, Ngawen, atau bahkan di kawasan pinggiran kawasan Kota Klaten. Hayo buruan untuk hunting foto yang instagramable di Los Mbako ini, sekalian mengenal keramahan penduduk lokal di Klaten.
Museum House of Sampoerna
Salah satu destinasi wisata kretekus yang recomended ialah Museum House of Sampoerna. Sebuah museum yang terletak di Surabaya lama. Jika kretekus sudah di Surabaya, tak sulit menemukan akses menuju House of Sampoerna yang beralamat di Jl Taman Sampoerna 6, Surabaya. Ini karena letaknya yang berada di tengah Kota Surabaya. Terdapat banyak penunjuk arah menuju Museum. Jika tak percaya cek saja, sangat mudah ditemukan plakat-plakat penunjuk arah menuju Museum House of Sampoerna.
Bangunan klasik yang sangat menarik perhatian ini merupakan sebuah memori bersejarah masyarakat Surabaya. Dibangun pada tahun 1862, arsitekturnya sangat khas eropa-sentris bergaya kolonial Belanda dengan 4 pilar besar yang bertengger di depan gedung utama.
Masuk ke komplek museum ini, kretekus akan melihat beberapa gedung di sekitarannya. Gedung yang paling besarlah yang dijadikan museum dan dijadikan tempat produksi salah satu merek rokok yaitu Dji Sam Soe. Sementara, dua gedung lainnya yang tepat berada di samping kanan dan kiri gedung utama, kretekus akan disuguhkan dengan koleksi-koleksi museum lainnya.
Ketika masuk ke dalam museum, semerbak aroma tembakau yang khas akan menyambut kretekus saat pertama masuk di dalam area museum. Penjaga museum dengan ramah menyambut kretekus sekalian dan menawaran untuk menjadi tour guide secara gratis.
Untuk spot foto yang instagramable? Jangan ditanya, kretekus dapat menemukan sebuah kolam ikan melingkar diikuti gemercik air mancur memberikan kesan yang cozy dan elegan sebelum memulai melangkahkan kaki untuk berkeliling-keliling, spot pertama yang oke untuk berfoto ria. Di ruangan paling depan terpampang lukisan sang pendiri sampoerna dan beberapa keluarganya dengan meja dan kursi tertata rapi dan beberapa koleksi gaun kebaya Keluarga Sampoerna.
Tak tertinggal pula replika tungku untuk mengeringkan tembakau yang akan dijadikan rokok. Tak pelak dari tungku tersebut, semerbak aroma tembakau akan menyeruak. Disana juga terdapat beberapa koleksi korek api zaman dahulu dan koleksi kamera tua yang sudah berumur puluhan bahkan ratusan tahun juga ada. Koleksi barang jadul tersebut sulit kretekus dapatkan di Indonesia.
Semakin melangkah masuk kita akan menuju ruangan yang lebih besar lagi. Beberapa koleksi mulai dari mesin printing kuno yang pernah dipergunakan untuk mencetak gambar di bungkus rokok. Sepeda motor kuno pabrikan Cekoslovakia dengan merk ‘Jawa’ yang dibuat kira-kira tahun 1960. Ada juga koleksi andong yang dipergunakan sang pendiri Sampoerna sebelum memiliki mobil.
Lanjut ke lantai 2 kita akan menuju galeri toko yang menjual pernak-pernik souvenir khas Suroboyo. Tentunya khas Museum House Of Sampoerna. Jika ingin melihat aktivitas produksinya, disini kretekus akan melihat sekitar 400 orang yang mayoritas perempuan berjejer rapi di depan meja dengan berbagai alat dan bahan untuk membuat rokok. Masing-masing dari mereka bisa menghasilkan300 batang rokok per jam. Ups, namun disini kita dilarang mengambil gambar loh.
Meskipun Industri rokok Sampoerna kini tak sepenuhnya dipegang oleh generasi Sampoerna dan kini terdapat Philip Morris International (PMI) yang juga menjadi pemegang sahamnya, namun Museum House of Sampoerna tetap dapat menjadi rekomendasi destinasi wisata kretekus sekalian.
Selamat libur lebaran, kretekus! Jangan lupa nyebats, yhaa..
- Merokok Di Rumah Sakit, Bolehkah? - 27 October 2022
- Sound Of Kretek, Wujud Cinta Bottlesmoker - 4 October 2022
- Membeli Rokok Itu Pengeluaran Mubazir? - 12 September 2022