Press ESC to close

Merokok dan Kebahagiaan Pasangan

Merokok adalah sebuah pilihan. Jikapun kemudian ada perokok memilih berhenti merokok atas alasan tertentu, itu adalah pilihan. Atau jika ada orang yang tadinya tidak merokok kemudian jadi gemar merokok, sekali lagi, itu adalah pilihan.

Seperti halnya upaya seseorang yang memilih membahagiakan pasangannya dengan membelikan perhiasan. Mungkin bagi yang lain, barang perhiasan bukan hal utama yang dapat membahagiakan pasangannya. Prioritas dalam memaknai kebahagian setiap orang tentulah berbeda-beda.

Karena itu, menanggapi video yang viral belakangan ini di media sosial. Sebuah video yang berisi penuturan seorang suami yang mampu membelikan istrinya perhiasan. Perhiasan itu dibelinya dari hasil menabung, yang konon duit tabungannya itu adalah duit rokok yang dikumpulkan sejak berhenti merokok.

Bagi kalangan pembenci rokok hal kayak begini tentu bisa jadi ‘gorengan’ laris di medsos, semacam pembuktian bahwa, “dengan berhenti merokok, duit buat beli rokoknya bisa buat membahagiakan pasangan loh, gaes”. Menabung seperti juga merokok adalah suatu pilihan.

Penuturan Dedi Sibarany, nama suami berdedikasi itu, bukan hanya menuai pujian sejumlah warganet. Bahkan cukup menggelitik nalar kritis kita. Karena apa yang dilakukannya itu seakan-akan hanya karena berhenti merokok, seorang mantan perokok bisa menabung. Bukan apa-apa, banyak juga orang yang mampu melakukan hal yang sama, bahkan mampu membahagiakan istrinya lebih dari sekadar membelikan perhiasan dari hasil tabungannya. Perkara dia tetap bisa merokok itu hal lain tentunya.

Baca Juga:  Peneliti: Tembakau Baik untuk Kesehatan

Kegiatan menabung merupakan perbuatan terpuji, siapa saja bisa melakukannya. Hanya bedanya di abad yang hore ini, ada orang yang dengan sengaja aktivitas terpujinya itu diekspos agar dapat diglorifikasi di medsos. Namun adapula orang lain yang memandang itu tidaklah terlalu perlu, sebab itu hal lumrah saja. Karena sekali lagi, mengekspos keberhasilan diri via medsos ataupun tidak, itu juga sebuah pilihan.

Bagi saya, justru dengan merahasiakan suksesi dirinya sudah berada di level keyakinan tertentu, artinya terdapat sifat tawadhu atapula sikap rendah hati. Sikap tersebut merupakan anti tesis atas sifat riya yang dekat betul dengan kesombongan. Dalam video pendek itu, Dedi mengungkapkan sebuah rasa bangga yang disyukurinya, “alhamdulillah celengan selama berhenti merokok selama setahun bisa beliin sesuatu buat si mbep,” begitulah bunyi penuturan Dedi berdasar video yang diunggahnya pada Rabu (28/08) kemarin.

Warganet secara luas tidak kenal siapa Dedi sebelumnya, lebih jauh lagi tidak begitu tahu pasti apa alasan Dedi sesungguhnya, bagaimana pula kehidupan Dedi Sibarany dengan pasangannya sehari-hari. Bagi warganet tipe latahan alias ogah kritis, asal lihat itu ada hal normatif berkaitan dengan rokok yang kerap dicap buruk. Maka upaya Dedi itu segera saja dilariskan, meski bukan tidak mungkin video itu ya bagian dari agenda TSM antirokok agar kemudian menjadi viral dan masyarakat tergiring pada framing; jika ingin membahagiakan pasangan berhentilah merokok.

Baca Juga:  Di Tempat Ini, Kita Belajar Menghargai Hak Perokok

Iya karena merokok itu pilihan dan menabung juga adalah pilihan. Tidak ada yang patut pula dilebih-lebihkan. Banyak orang sebelum Dedi yang sudah melakukan hal yang sama, menabung demi membahagiakan pasangannya tanpa diembel-embeli narasi berhenti merokok. Artinya, budaya terpuji dari menyisihkan uang untuk ditabung itu tidak ada hubungannya dengan merokok atau tidak merokok. Biasa wae!

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah