Tingwe sebagai aktivitas melinting rokok sendiri sungguh bukan hal baru di masyarakat Nusantara. Daya kreatif dan adaftif bangsa kita dalam urusan pertingwean telah melahirkan beragam citarasa rokok di Indonesia. Terbukti dengan lahirnya produk kretek. Nah, kenaikan cukai rokok untuk tahun 2020 yang mengakibatkan naiknya harga-harga rokok, tak ayal membuat sebagian perokok beralih ke tardisi tingwe.
Sedikit saya mau berbagi pengalaman sepanjang berurusan dengan tembakau dan kretek. Dalam hal ini kita ulas dulu varian tembakau apa saja yang umum tersedia di pasaran. Bung, tentu sudah tak heran kalau di pasaran banyak pilihan yang disediakan toko tembakau untuk tingwe dan nyangklong. Dari yang di kisaran harga Rp 15,000 sampai Rp 50,000.
Di kalangan umum, tembakau Shag adalah yang paling populer disediakan di toko tembakau. Warnanya hitam, rajangannya halus. Tembakau Shag Tarumartani cukup unggul menguasai pasar penikmat tembakau Shag. Selain itu banyak juga tersedia merek tembakau Shag lain yang merupakan hasil produksi pabrikan lokal, di antaranya tembakau Shag Cap daun.
Melinting rokok sendiri itu terbilang peristiwa yang epik loh, Bung. Sama halnya dengan urusan nyangklong. Terdapat serangkai ritus sederhana yang membuatnya terasa epik. Memang sih untuk urusan tingwe di era kiwari, tidak semua perokok bisa melinting sendiri. Solusinya ya pakai alat linting, tinggal beli alat linting sederhana nan murah di lapak maya @BakoBung.
Bagi pemula yang baru hijrah ke tingwe, umumnya akan mencari tembakau yang ringan alias halus tarikannya. Untuk itu bisa pilih jenis tembakau Mole, tembakau Darmawangi, Tembakau Tambeng, ataupula tembakau Gayo Putih dan Gayo Kuning. Jenis lainnya ada tembakau Kasturi Lombok atau varian tembakau Madura lainnya. Kategori tembakau yang saya sebut itu populer disebut sebagai tembakau sayur. Industri kretek memakai jenis tembakau ini juga untuk melengkapi komposisi produknya.
Haiya untuk mencipta rasa kretek, Bung jangan lupakan unsur cengkeh pada tingwe yang akan dibuat. Beri sedikit campuran cengkeh saat melinting tembakau. Karena cengkeh inilah setidaknya yang menjinakkan atau membuat netral kerasnya nikotin pada tembakau. Sebagai catatan, para penghayat tingwe senior juga mencampurkan unsur rempah lain lho, Bung. Misalnya memberi tambahan kelembak dan kemenyan. Ataupula wur.
Semua jenis tembakau pada prinsipnya bisa diracik untuk menghasilkan citarasa yang diinginkan. Secara rumusan dasar, untuk membuat komposisi yang relatif mirip dengan rokok konvensional. Misalnya, kepingin mendapatkan sensasi rasa yang dekat dengan rokok kretek reguler. Minimal gunakan dua jenis tembakau. Gunakan jenis tembakau yang halus nan ringan, lalu dicampur dengan tembakau berkarakter keras. Biar kumretek, beri sedikit cengkeh.
Karakter yang ringan di antaranya tembakau Mole, bisa diracik dengan tembakau Boyolali yang lumayan keras. Ini adalah perpaduan yang pas, ketika yang halus dan yang keras dipertautkan. Saling melengkapilah istilahnya.
Selain itu Bung bisa gunakan juga tembakau Darmawangi yang diracik dengan varian tembakau Temanggung. Tembakau Temanggung lebih keras karakternya. Di Industri kretek, tembakau Temanggung masuk kategori tembakau lauk. Namun bagi pemula yang belum ingin bereksperimen meracik tembakau, ya sah-sah saja jika ingin menikmati satu jenis tembakau.
Kini di pasaran sudah banyak beredar tembakau jenis Viginia FC yang relatif aromatik. Karakter jenis Virginia FC ini ringan dan harum, selain itu ada juga tembakau Burley. Para penggemar rokok putihan, ataupula jenis mild umumnya suka jenis tembakau yang ringan dan harum. Tembakau ini memiliki karakter daun tipis, elastis, dengan kadar gula yang tinggi serta kadar nikotin rendah.
- Kesalahan Antirokok dalam Memandang Iklan Rokok dan Paparannya Terhadap Anak - 4 June 2024
- Pengendalian Tembakau di Indonesia dalam Dua Dekade - 3 June 2024
- HTTS Hanyalah Dalih WHO untuk Mengenalkan NRT - 31 May 2024