Tingwe atau melinting rokok sendiri menjadi suatu pilihan yang masuk akal di tahun Tikus Logam ini. Pasalnya, tahun 2020 ini adalah tahun yang cukup memeras kantong perokok akibat kebijakan cukai yang berlaku, di mana-mana semua rokok menjadi mahal harganya. Tak tanggung-tanggung, kenaikannya mencapai 35% berdasar ketetapan harga jual ecerannya.
Tak perlu heran jika kemudian bermunculan toko maupun lapak yang menjual berbagai jenis tembakau yang berasal dari berbagai daerah. Fenomena ini merupakan respon dari banyaknya perokok yang beralih ke tingwe. Banyak jenis produk tembakau iris hasil industri skala kecil-menengah yang terpajang di toko-toko tembakau. Mulai dari golongan tembakau shag dan mole, pula pilihan tembakau aromatik yang biasanya disukai para pengguna cangklong.
Untuk itu sebagai konsumen ada beberapa hal penting untuk kita ketahui. Pertama sekali kita harus memastikan jenis tembakau apa yang cocok untuk kita konsumsi. Jika Anda kategori penikmat tingwe pemula, jangan lantas mencari jenis tembakau yang keras atau nyegrak. Cobalah dulu jenis tembakau yang ringan dan halus. Pilihlah golongan tembakau sayur dan tembakau nasi, itu istilah penggolongan yang lazim di masyarakat pertembakauan.
Jika di pasar-pasar tradisional kita mendapati tembakau rakyat yang dijual secara eceran, tembakau rakyat itu masih terbilang otentik, maksudnya tanpa campur tangan lain selain yang diperlakukan petani pasca panen. Namun yang tak kalah penting untuk kita ketahui, yaitu adanya produk tembakau yang sudah diolah menggunakan saos ataupula perisa, berbeda dengan jenis perisa yang digunakan pabrikan. Biasanya saos ini berupa cairan kimia yang aromanya sangat menusuk. Dijual secara bebas di tokok-toko tembakau.
Saos Tembakau Sensasi Aromatik
Saos ini memiliki beragam sensasi aromatik, aroma buah-buahan di antaranya. Ada juga saos yang disebut-sebut penjualnya akan membuat rasa tembakau menjadi mirip dengan merek-merek rokok populer. Di tangan ‘pesulap’ tembakau, saos ini biasanya dicampurkan ke tembakau owol. Tembakau owol ini adalah sebutan untuk tembakau yang tidak memenuhi standar pabrikan, baunya sudah tak ‘segar’ alias apak. Teksturnya sih relatif masih baik. Salah satu fungsi cairan ini untuk memanipulasi aroma yang sudah tidak segar itu.
Namun tidak semua ‘pesulap’ tembakau itu menggunakan jenis tembakau owol. Ada juga yang menggunakan tembakau yang lebih baik dari owol, namun tetap diberi campuran saos aromatik itu. Kenapa itu dilakukan oleh para ‘pesulap’ tembakau, iya karena masih banyak peminatnya. Selain soal keuntungan yang didapat.
Jadi, sebagai konsumen kita harus lebih cermat jika memang mau mengonsumsi tembakau untuk tingwe ataupula untuk cangklongan. Karena jenis produk tembakau semacam ini beredar banyak di pasaran. Bukan apa-apa, cairan yang digunakan itu jelas kimiawi yang kita sendiri tidak tahu kandungannya.
Perlu diketahui lagi, ada beberapa jenis tembakau yang memang aromanya otentik. Asli wanginya berasal dari karakter tembakaunya, tanpa melibatkan unsur lain selain proses natural yang dilakukan petani pasca panen. Di antaranya tembakau gayo, kasturi, prancak, dan white barley. Buat Anda yang baru mulai beralih ke tingwe, saya sarankan untuk tidak gampang tergoda pada produk tembakau yang aromanya ‘terlalu’ menusuk. Karena segala yang ‘terlalu’ itu dapat menimbulkan mudharat. Misalnya, terlalu merindukan mantan sampai lupa makan, lupa tidur, lupa mabar, ayahab, sob.
- Kesalahan Antirokok dalam Memandang Iklan Rokok dan Paparannya Terhadap Anak - 4 June 2024
- Pengendalian Tembakau di Indonesia dalam Dua Dekade - 3 June 2024
- HTTS Hanyalah Dalih WHO untuk Mengenalkan NRT - 31 May 2024