Press ESC to close

Nikotin, Kandungan Rokok yang Tak Melulu Menakutkan

Sudah bukan hal baru, rokok menjadi produk yang kerap digunjingkan di berbagai media. Acap kali pula bahasan tentang produk tembakau ini bernada negatif yang dikait-kaitkan dengan isu kesehatan karena mengandung nikotin. Sementara di pandangan sebagian besar masyarakat, bicara soal produk konsumsi, apapun itu, niscaya memiliki faktor risiko.

Sebagaimana kita ketahui, budaya merokok adalah budaya yang lazim dari masa ke masa. Bahkan sudah dianggap bagian dari gaya hidup. Pada gilirannya akan selalu muncul upaya pemutakhiran disertai kontroversinya. Tak ubahnya menilik perkembangan dunia komunikasi sebagai kebutuhan dasar manusia, hingga akhirnya kita mengenal gawai di tangan untuk bermedsos ria. Demikian pun dalam urusan sebats.

Secara umum, masyarakat kita mengenal rokok terbagi ke dalam dua golongan. Ada golongan rokok putihan, yakni rokok yang hanya berbahan baku tembakau. Tanpa unsur tambahan lain. Golongan kedua adalah kretek. Tak hanya tembakau saja bahan bakunya, namun juga terdapat kandungan rempah sebagai penyedapnya.

Rempah ini terdiri dari cengkeh, kapulaga, kemukus, adas, serta jenis rempah lainnya. Umumnya unsur-unsur rempah inilah yang kerap dimaknai juga sebagai plavour. Rempah pada produk kretek juga memiliki manfaat layaknya kita mengonsumsi jamu. Tak perlu heran juga, kalau ada produk kretek yang bisa diseduh.

Baca Juga:  Begini Cara Beli Rokok via Gojek

Tembakau sebagai bahan utama rokok sudah dikenal memiliki kandungan nikotin. Unsur nikotin ini tentu saja memiliki manfaat bagi tubuh. Layaknya pada golongan vegetasi lain yang dikonsumsi masyarakat, kentang maupun terong. Juga terdapat kandungan nikotin di dalamnya. Diakui para ahli, zat pada nikotin memiiki manfaat relaksasi.

Oleh Wanda Hamilton, seorang peneliti yang concern mengulas tentang nikotin dan persoalan bisnis kesehatan dalam bukunya Nicotine War. Bahwa nikotin mampu bekerja menstimulus produksi sel darah baru. Ini tentu satu manfaat yang jarang publik ketahui, lantaran narasi negatif tentang nikotin terlalu sering menjejali perhatian publik.

Bicara soal unsur rempah pada produk kretek, ini satu hal yang juga sudah diketahui secara luas. Cengkeh misalnya, rempah satu ini sudah berbilang abad dikenal sebagai bumbu masak. Bahwa kandungan atsiri pada cengkeh mampu menghangatkan tubuh dan diakui juga berfaedah secara medis.

Beberapa produk kuliner di Indonesia sudah umum menggunakan unsur rempah untuk memberi sensasi sedap. Namun, tak hanya rasa sedap saja yang ditimbulkan. Rempah-rempah yang umumnya adalah tanaman endemik Nusantara, dikenal dunia medis dapat memberi manfaat kesehatan.

Kapulaga dan kemukus misalnya, kapulaga merupakan jenis temu-temuan yang memiliki manfaat herbal yang bersetara dengan cengkeh. Berkhasiat mencegah pengeroposan tulang, dan merupakan antioksidan yang baik. Dapat mengobati gusi bengkak, menghilangkan nyeri pada gigi. Dapat mengobati sakit tenggorokan serta menjernihkan suara. Termasuk pula berkhasiat melancarkan sirkulasi darah.

Baca Juga:  Menghitung Nilai Ekonomi Cengkeh Bagi Petani Bali

Sementara kemukus adalah tanaman merambat yang serupa dengan cabai Jawa, buah kemukus mirip sekali dengan lada, tapi ada ekornya, sehingga sering juga disebut sebagai merica buntut. Orang Makassar menyebutnya Pamukusu. Secara tradisional, kemukus berkhasiat sebagai obat sesak nafas, penghangat badan dan penghilang bau mulut.

Nah, itulah sedikit yang dapat saya jelaskan terkait produk tembakau yang dikenal sebagai kretek maupun rokok. Kiranya produk konsumsi ini sudah bukan lagi hal baru kerap menimbulkan kontroversi, tinggal kita sebagai konsumen yang barhati nyaman dan santun tentu punya cara yang proporsional dalam memaknainya.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah