Press ESC to close

Review Rokok Minak Djinggo, Tangguh Mengarungi Zaman

Dalam kisah tanah Jawa, Minak Djinggo digambarkan sebagai tokoh yang tangguh dan berpegang pada prinsip. Banyak yang meragukan kebenaran kisah dari sosok ini, tapi itu soal lain. Nama Minak Djinggo yang nyata dan sering kita temui justru adalah merek rokok yang diproduksi oleh PT Nojorono Tobacco International asal Kudus, Jawa Tengah.

Seperti karakternya dalam kisah tanah Jawa, merek ini terbukti tangguh menghadapi zaman yang terus bergerak. Diluncurkan pada 1932 silam, rokok ini mampu melewati puluhan tahun dengan berbagai dinamikanya. Ia pernah laku dan gemilang di pasaran pada era 60-70an, runtuh pada 80-an dan memaksa untuk bertahan hingga saat ini.

Kabarnya, kehancuran Minak Djinggo dipengaruhi oleh persaingan. Konon, di kala itu para kompetitor ramai-ramai untuk menyemprotkan air ke dalam kemasan bungkus rokok ini sehingga mempengaruhi rasanya. Begitulah rumornya.

Siapa yang bakal menyangka pula jika Minak Djinggo merupakan produk sigaret kretek tangan flagship milik Nojorono. Pasalnya harganya yang sangat murah di pasaran yaitu hanya 11 ribu hingga 12 ribu rupiah dengan isi 10 batang. Dalam golongan cukai, merek ini masuk dalam kategori SKT layer terakhir.

Baca Juga:  6 Jenis Cerutu dan Cara Tepat Mengonsumsinya

Jika boleh menebak mengapa Minak Djinggo masuk dalam jenis flagship, barangkali karena merek ini adalah produk pertama yang dikeluarkan oleh Nojorono. Karena sejarahnya yang kuat, barangkali produksi dan citarasa tetap dipertahankan meski dengan penambahan fitur agar menambah kekuatan dari merek ini. 

Sebenarnya bagaimana rasa rokok ini? Mungkin banyak anak muda yang tak akan melirik. Aromanya tidak begitu menarik dan bahkan tidak familiar bagi masyarakat umum. Tarikannya juga sebenarnya cenderung keras dan susah untuk bikin tenggorokan nyaman.

Akan tetapi rasa gurih sangat melekat pada produk ini dan nyaris tak ditemui rasa manis. Kemungkinan besar Nojorono memberikan saus khusus sehingga menimbulkan citarasa yang pedas dan gurih.

Selera rokok masyarakat Indonesia menjadi kian heterogen. Faktor ini menjadi tantangan utama bagi Minak Djinggo, apalagi mereka masih tetap mempertahankan citrasanya yang unik. Akan tetapi jika kita melihat umur produk ini yang sudah begitu lama. Seharusnya kita sadar, bahwa rokok ini ternyata memang tangguh mengarungi zaman dan tetap mampu memikat para penikmat baru.

Baca Juga:  Menu Buka Puasa Versi Perokok
Indi Hikami

Indi Hikami

TInggal di pinggiran Jakarta