Search
rokok satu slop

Benarkah Membeli Rokok Satu Slop Membuat Pengeluaran Lebih Hemat?

Di kalangan perokok, ada anggapan kalau dengan membeli rokok satu slop akan membuat pengeluaran perokok lebih hemat. Bukan apa-apa, sebagai perokok, hal yang kadang mengganjal di pikiran adalah bagaimana caranya membuat konsumsi rokok menjadi tidak boros. Namanya ya barang yang dikonsumsi, kadang kalau tidak direm ya bakal boros juga.

Bagi Sebagian perokok, semakin banyak pekerjaan atau semakin banyak waktu nongkrong sama artinya dengan konsumsi rokok yang lebih banyak. Karena saking asyiknya bekerja atau mengobrol, kadang kita tak sadar sudah menghabiskan berbungkus-bungkus rokok. Nah, hal-hal semacam ini yang kemudian membuat perokok beranggapan kalau ya sudah beli rokok satu slop sekalian.

Membeli rokok satu slop mungkin membuat urusan ini jadi lebih mudah. Kita tidak perlu bolak-balik warung atau minimarket untuk membeli rokok. Kita juga tidak perlu keluar rumah tengah malam karena rokok habis karena stok masih ada.

Jika dihitung, membeli rokok satu slop pun terhitung lebih ekonomis karena harganya lebih murah. Itu di luar urusan ongkos bensin yang berkurang karena tidak perlu bolak-balik ya. Walau ya, jika pola konsumsi tidak bisa dijaga, membeli satu slop rokok justru bisa berakibat fatal.

Baca Juga:  Kenduri dan Sebatang Rokok  yang Tak Tergantikan

Begini, namanya orang ya, kadang kalau pola konsumsi tidak dijaga pengeluaran justru makin besar. Apalagi, karena stok rokok banyak, membuat kita lebih cepat menghabiskan berbatang-batang rokok. Hal ini kemudian justru membuat niatan beli rokok satu slop agar lebih hemat malah jadi lebih boros.

Karenanya, menurut saya justru pengaturan pola konsumsi lah yang bisa membuat pembelian rokok jadi lebih hemat. Minimal ya dibatasi, satu bungkus rokok untuk satu hari. Kalau sudah habis tidak boleh beli lagi. Kalau terus-menerus mengikuti nafsu pada akhirnya ya bakal boros terus.

Mengatur pola konsumsi ini setidaknya sudah berhasil membuat pengeluaran rokok saya berkurang dan jadi lebih hemat selama 3 tahun terakhir. Misal dengan membuat aturan tidak merokok Ketika di kamar, tidak merokok ketika bekerja, dan membatasi maksimal saya hanya keluar satu bungkus Ketika nongkrong.

Kalau mau merokok, ya saya keluar kamar. Kalau sedang stres bekerja ya saya merokok sabatang, lalu dilanjut lagi. Dengan begitu, setidaknya rokok saya tidak habis oleh angin ketika saya fokus bekerja. Jadi lebih hemat kan?

Baca Juga:  Atlet Merokok itu Biasa; Fakta Tour de France 1920

Nah terakhir, ini kunci kesuksesan saya berhemat. Kalau sedang nongkrong, dan satu bungkus rokok saya habis, ya saya minta teman saja kalau mau merokok lagi. Itulah kunci paling penting agar sukses menghemat pengeluaran dalam urusan rokok.

Aditia Purnomo