Press ESC to close

4 Merek Rokok Impor yang Populer di Indonesia

Keberadaan rokok impor di pasar Indonesia sebetulnya sudah berlangsung sejak lama. Umumnya produk rokok tersebut disebut juga rokok putih. Di masyarakat kita sebutan rokok putih ini merujuk pada produk rokok yang berbahan baku tembakau saja, tanpa unsur tambahan rempah (kretek).

Sampai saat ini ada beragam merek rokok impor yang cukup populer di pasar rokok dalam negeri. Popularitas rokok-rokok ini sudah diakui juga di beberapa negara lain. Kali ini saya akan paparkan beberapa merek rokok impor yang beredar dan cukup diminati oleh konsumennya.

Marlboro

Merek rokok putihan yang satu ini pertama kali dirilis pada tahun 1924 oleh perusahaan rokok nomor satu di dunia, Phillip Morris di Amerika Serikat. Nama Marlboro berasal dari nama sebuah jalan di London, Marlborough, di mana cabang perusahaan Phillip Morris di Inggris berada.

Merek ini merupakan rokok pertama yang dipasarkan sebagai “America’s luxury cigarette” dan kebanyakan dijual di hotel dan resort. Awalnya ditargetkan untuk konsumen wanita dengan membawa jargon “Mild As May”.

Filter sigaret ini juga dikelilingi pita merah untuk menyembunyikan bekas lipstik, dan dipromosikan dengan slogan “Beauty Tips to Keep the Paper from Your Lips”. Karena penjualan terbilang stagnan dan tidak mengalami peningkatan, Marlboro sempat ditarik dari pasaran.

Setelah dirilisnya sebuah penelitian kesehatan yang mengaitkan rokok dengan kanker paru-paru pada 1950-an, Phillip Morris mengalihkan targetnya dari wanita menjadi laki-laki yang saat itu mendominasi pasar rokok filter.

Pergantian ini menunjukkan keberhasilan yang luar biasa, penjualan Marlboro meningkat tajam dan menjadi salah satu merek paling laris di Amerika Serikat. Marlboro semakin menunjukkan eksistensinya sebagai sigaret populer dengan menjadi sponsor di kompetisi balapan F1 dari tahun 1972 sampai 2011.

Mevius

Ini adalah produk sigaret impor asal Jepang. Sigaret yang diproduksi oleh Japan Tobacco ini awalnya dikenal dengan nama Mild Seven. Pergantian nama yang telah dirilis pada tahun 1977 ini dikarenakan kata mild yang sudah menjadi sebutan umum untuk salah satu jenis rokok. Nama Mevius resmi dipakai sejak tanggal 8 Agustus 2012.

Baca Juga:  Butuh Banyak Alasan Untuk Berhenti Merokok? Ah Kalian Kebanyakan Alasan

Mevius masuk dalam kategori rokok putih premium dan merupakan produk rokok pertama yang menggunakan charcoal filter. Merek ini pernah menjadi salah satu produk terlaris di dunia, setelah Marlboro dan Camel pada tahun 2012.

Sementara itu, Japan Tobacco sebagai produsen sigaret Mevius baru masuk ke pasar Indonesia pada tahun 2013. Melalui Japan Tobacco International (JTI), perusahaan ini mempromosikan tiga varian Mevius, yakni Original, Lights, dan Ice Menthol.

Esse

Esse merupakan rokok dari Korea Selatan yang diproduksi oleh perusahaan Korea Tobacco & Ginseng Corporation (KT&G). Merek ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1996. Korporat ini mempromosikan Esse untuk kalangan wanita karena kandungan tar dan nikotin dalam rokoknya terbilang rendah.

Pasalnya, ukuran sigaret merek ini termasuk dalam kategori slim dan superslim yang lebih kecil dari rokok biasanya. Pada tahun 2012, Esse menguasai pasar rokok di Korea Selatan dengan presentase sekitar 25%. Untuk pasar internasional, produk ini sudah diekspor ke lebih dari 50 negara, termasuk Rusia, Iran, dan Indonesia.

Untuk menarik perhatian konsumen rokok di Indonesia, KT&G mengembangkan salah satu produk kretek superslim-nya yang diberi nama Esse Change. Hasilnya, sejak perilisannya pada tahun 2015, sudah lebih dari 300 juta batang rokok yang terjual hingga tahun 2017.

Varian lainnya dari KT&G yang juga diminati di Indonesia adalah Esse Berry Pop. Diluncurkan pada bulan Oktober 2016, Esse Berry Pop berhasil terjual sebanyak 42 juta batang dalam kurun waktu enam bulan. Tak perlu heran kalau merek yang satu ini terbilang populer di Indonesia.

Baca Juga:  Tiga Momen Paling Asyik Untuk Mengisap Rokok

Lucky Strike

Lucky Strike atau dikenal juga dengan sebutan Luckies, merupakan salah satu merek rokok putihan yang cukup terkenal bersaing dengan popularitas Marlboro. Ketika dirilis pertama kali pada tahun 1871, Lucky Strike merupakan merek dari olahan tembakau kunyah.

Merek ini diproduksi oleh perusahaan R.A. Patterson di Richmond, Virginia, Amerika Serikat. Pada tahun 1905, R.A. Patterson kemudian diakuisisi American Tobacco Company yang selanjutnya memasarkan merek Lucky Strike sebagai sigaret non-filter.

Jargon “It’s Toasted” digunakan Lucky Strike pada tahun 1917 untuk menunjukkan pada konsumen bahwa tembakau bahan baku produk ini dipanggang, bukan dijemur di bawah matahari. Selain itu, Lucky Strike juga pernah menggunakan slogan “Reach for a Lucky instead of a sweet” pada tahun 1920-an ketika menargetkan kalangan wanita.

Pada tahun 1960-an, Lucky Strike meluncurkan jenis rokok filter di bawah kendali perusahaan Brown & Williamson dengan nama Lucky Strike Green. Green di sini sebagai representasi menthol yang ada di dalam sigaretnya.
Namun pada tahun 2006 varian Full Flavor dan Lights dari merek Lucky Strike tidak lagi diproduksi di Amerika Serikat. Meski demikian, varian ini tetap masih bisa ditemukan di pasar internasional yang diatur peredarannya oleh British American Tobacco (BAT).

Produksi Lucky Strike di Indonesia dilakukan oleh PT Bentoel Investama. Varian yang dijual adalah Lucky Strike Filter, Lucky Strike Bold, Lucky Strike Switch, dan Lucky Strike Mild.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah