Press ESC to close

Benarkah Orang Terkaya di Indonesia Sukses Karena Rokok?

Orang terkaya di Indonesia memiliki pabrik rokok. Ya, Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, dua orang paling kaya di Indonesia adalah pemilik Grup Djarum yang memproduksi rokok. Sementara, Susilo Wonowidjojo, orang terkaya nomor 3 tahun 2018 versi Forbes, merupakan pemilik Gudang Garam. Pertanyaannya, benarkah mereka kaya karena memiliki pabrik rokok?

Jika pertanyaannya mereka sukses dan memiliki yang dari usaha rokok, saya kira benar. Toh ada begitu banyak pabrikan rokok sukses yang memberikan keuntungan bagi pemilik perusahaan. Senada juga dengan penyertaan modal atau jangka waktu perusahaan berdiri.

Namun, apabila yang dimaksud menjadi terkaya karena rokok, saya kira tidak bisa disebut begitu. Biar bagaimana pun, mereka yang disebut orang terkaya di Indonesia memiliki bisnis yang multisektor. Tidak ada orang di deretan terkaya yang haya menjalankan satu bidang bisnis.

Hartono Bersaudara, selain menjalankan bisnis rokok, juga menjalankan bisnis lain seperti elektronik (Polytron), digital (Mola TV, Blibli, Tiket.com), perkebunan, serta rumah produksi (Lifekike Pictures). Tak hanya itu, bisnis terbesar dari keluarga ini tentu ada di sektor perbankan di mana salah satu bank terbesar di Indonesia, BCA, adalah milik mereka.

Baca Juga:  Mudik Lebaran, Saatnya Perokok Berburu Rokok Langka

Jika mau melihat secara clear, tentu pendapatan terbesar yang didapatkan dari semua bisnis tadi berasal dari BCA. Entah berdasar saham atau pembagian keuntungan perusahaan setiap tahunnya. Saya tentu tidak mengatakan bisnis rokoknya tidak menghasilkan uang, tapi ya tidak mungkin bisa sebesar kapital milik BCA.

Di tahun 2020 ini, nama Susilo Wonowidjojo memang tak lagi masuk daftar 10 orang terkaya Indonesia. Meski begitu, ia tetaplah tergolong salah satu orang terkaya di Indonesia, dan kekayaannya tentu tidaklah berasal dari bisnis rokok semata.

Sejauh ini, Grup milik Gudang Garam telah merambah bisnis unia perbankan, properti, elektronik, hingga teknologi digital. Tak hanya itu, bisnis perkebunan sawitnya di Jambi juga telah memiliki lahan hingga 74 ribu hektar. Tentu saja, seluruh uang yang didapat Susilo berasal dari ragam bisnis yang Ia miliki.

Jadi, bisnis rokok tidak lantas membuat pemiliknya menjadi kaya. Namun, karena kesuksesan pemiliknya sebagai pebisnis, serta insting bisnis mereka untuk menjalankan binsis multi sektor lah yang membuat mereka jadi kaya raya. Kalau harus nyebut yang diperkaya oleh rokok sih ya udah pasti negara, toh sekitar 70% duit pembelian rokok diambil sama mereka.

Baca Juga:  Mbah Sri dan Rokok Lintingnya
Aditia Purnomo

Aditia Purnomo

Bukan apa-apa, bukan siapa-siapa | biasa disapa di @dipantara_adit