Satu hal yang mungkin orang dari luar negeri bingung ketika melihat Indonesia adalah, kenapa ada begitu banyak jenis rokok di sini? Ada rokok kretek, putihan, klobot, klembak menyan, cerutu, bahkan tingwe. Hal-hal yang mungkin tidak pernah mereka rasakan dan lihat di negara asalnya.
Mungkin karena memang Indonesia memiliki keberagaman yang lebih lebih dari negara lain, ragam jenis rokok pun melimpah di sini. Walau ya memang makin hari hanya rokok kretek yang kian banyak dikonsumsi, tapi masih ada juga pabrikan yang mengeluarkan rokok klobot atau kelembak menyan.
Di Indonesia memang rokok bukan sekadar perkara produk yang dikonsumsi. Di berbagai daerah, rokok kerap kali menjadi bagian dari tradisi serta kebudayaan setempat. Bahkan di agenda rutin seperti syukuran atau tahlilan, rokok menjadi alat budaya untuk menjamu orang-orang yang datang ke tempat pemilik rumah.
Tidak hanya itu, keberagamaan jenis rokok di Indonesia juga terjadi berdasarkan etimologi. Misalkan, rokok kretek yang secara asal-usulnya tercipta sebagai obat dari sesak nafas Haji Djamhari. Hal yang sama juga berlaku untuk rokok klembak menyan yang tercipta sebagai obat mengatasi batuk, sembelit dan sebagai wangi-wangian.
Di sisi lain, berdasarkan fungsional, rokok macam kelembak menyan juga digunakan untuk keperluan sesaji dalam upacara-upacara adat atau pun keagamaan. Di Bali, kalau pun bukan rokok klembak menyan, saya pernah juga melihat kretek tangan digunakan untuk bahan sesaji. Hal ini tentu tidak mungkin kita temukan di negara-negara seperti Australia atau Amerika Serikat.
Selain itu, keberagaman rokok yang banyak di Indonesia tentu dipengaruhi perilaku konsumsi masyarakat. Sebagai masyarakat yang terbiasa bersama rokok dengan nikotin yang berat, rokok kretek terutama kretek tangan menjadi andalan. Kalau pun yang lain masih ada kretek mesin reguler macam Djarum Super yang tergolong lumayan berat tarikannya.
Sementara itu, mengikuti perilaku konsumen yang membutuhkan rokok yang lebih cepat dan enteng diisap, hadirlah kretek mesin jenis mild yang tergolong Low Tar Low Nikotin. Hal ini terjadi seiring keperluan mereka untuk merokok dengan cepat di sela jam istirahat.
Setidaknya itu adalah beberapa hal yang kiranya membuat ada begitu banyak jenis rokok di Indonesia. Toh memang Indonesia negara yang beragam, wajar jika rokoknya pun banyak jenisnya. Yang lebih penting adalah bagaimana kita mensyukuri dan saling menghormati dalam negara yang penuh dengan keberagaman ini.
- Melindungi Anak adalah Dalih Memberangus Sektor Kretek - 29 May 2024
- Apakah Merokok di Bulan Puasa Haram? - 20 March 2024
- Betapa Mudahnya Membeli Rokok Ilegal di Warung Madura - 23 February 2024