Press ESC to close

Sejarah Rokok Sukun, dari Klobot Hingga Terkenal

Sejarah rokok Sukun berawal dari rokok jenis klobot dengan merek dagang “Siyem”. Dirintis oleh Mochamad Wartono di sebuah desa di Kabupaten Kudus, rokok Sukun kini sudah berusia cukup sepuh dan cukup di kenal.

Bermula pada jaman pasca kemerdekaan, sekitar bulan Agustus tahun 1947, Wartono mengembangkan industri rokok rumahan. Pada masa itu industri rokok memang tengah berkembang cukup pesat, terutama di wilayah pulau Jawa. Hati Wartono tergerak untuk membantu kehidupan masyarakat sekitar dengan menyediakan lapangan pekerjaan.

Sebagaimana industri rumahan yang baru dirintis, Wartono hanya mempekerjakan beberapa orang saja. Dari kelompok pekerja inilah kemudian lahir produk Siyem tadi. Namun, tiada yang menyangka sejarah panjang rokok Sukun mulai diukir.

Berdasarkan sejarah, usaha Wartono berkembang pada sekitar tahun 1950, ia mulai mampu menampung pekerja lebih banyak. Merek rokok Sukun pun lahir pada periode ini. Tak diduga pula, merek rokok Sukun ini ternyata berkembang lebih pesat lagi. Alhasil, nama Sukun dipakai sebagai nama perusahaan.

Dengan tenaga kerja yang berjumlah ribuan, Sukun mulai produksi beberapa jenis rokok kretek dengan beberapa tingkat harga dan segmentasi konsumen. Konsumen Sukun tersebar masif di pedesaan di pulau Jawa, khususnya kawasan pantai utara.

Baca Juga:  Review Rokok Magnum Filter; Terlalu Neko-neko

Wartono wafat pada 20 Februari 1974, tapi sejarah rokok Sukun terus berlanjut. Empat putra Wartono (Tas’an Wartono, Rindho Wartono, Yusuf Wartono, Edy Wartono) mewarisi dan meneruskan perjalanan perusahaan hingga sekarang.

Diawali oleh produk rokok klobot, kini rokok Sukun sudah punya produk Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM). Meski demikian, produk klobot tetap diproduksi dan dipasarkan.

Produk rokok Sukun pun sudah dipasarkan hingga ke luar pulau Jawa. Konsumennya sudah tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan, Bali, Lombok, dan beberapa wilayah lain di berbagai penjuru nusantara.

Sejarah masih berlangsung. Rokok Sukun masih berkibar di Indonesia. Perusahaan masih beroperasi di Kudus. Bahkan kini sudah menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar. Konon kabarnya, mayoritas pekerjanya perempuan. Kalau memang demikian, rasanya perlu diapresiasi.

Komunitas Kretek

Komunitas Kretek

Komunitas Asyik yang Merayakan Kretek Sebagai Budaya Nusantara