Rokok klobot terbilang sebagai produk tembakau legendaris yang dimiliki masyarakat Nusantara. Artinya, sebelum diksi Indonesia ada sebagai sebuah nama negara, rokok ini telah menemani perjalanan para penikmatnya.
Bahkan, seorang Pangeran Diponegoro saja pada masa perjuangannya gemar mengonsumsi klobot. Komposisi dari rokok ini khas betul rokok Indonesia yang kemudian dikenal sebagai kretek. Terdapat unsur varian rempah-rempah selain tembakaunya yang juga khas.
Merujuk beberapa sumber, rokok klobot secara industri menjadi produk pelopor dari beberapa perusahaan besar yang kita kenal sampai hari ini. Istilahnya, inilah produk sepuh yang dimiliki bangsa kita dan patut dipertahankan sebagai bagian dari heritage.
Pada masa kejayaannya dulu, sebelum ada produk kretek modern seperti yang kita kenal sekarang, klobot mendapat posisi penting pada berbagai ruang guyub masyarakat. Agenda diplomatik antar golongan kerap dilengkapi oleh aromanya yang semerbak menguarkan pesona alam tropis.
Produk rokok klobot sampai hari ini masih terus diproduksi walau segmen penikmatnya terbatas sekitaran Pantura. Umumnya di kalangan petani dan nelayan. Mungkin lantaran ini produk pelopor nan sepuh, beberapa pabrikan besar masih menjunjung ‘sakralitas’ sejarahnya.
Setidaknya ada tiga pabrikan besar yang masih memproduksi rokok klobot, meski skala produksinya jauh lebih kecil dibanding varian kretek lainnya yang banyak diminati pasar kiwari.
Klobot Gudang Garam
Produk klobot pertama besutan PT Gudang Garam awalnya bernama Inghwie, konon merek ini terbilang lebih mewah dibanding rokok buatan Cap 93. Diketahui dari salah satu sumber, Gudang Garam memproduksi klobot sejak tahun 1953. Produk klobot ini sangat laku keras hingga kurun 1979, tahun-tahun yang mulai dimaraki oleh varian rokok modern dengan komposisi dan tampilan berbeda.
Klobot Cengkir Gading
Perusahan Rokok (PR) Cengkir Gading memang tak terlalu dikenal luas, terutama di kalangan perkotaan. Namun, sejatinya produk klobot yang diproduksi PR Cengkir Gading cukup diminati oleh para loyalisnya. Pabrikan ini semula pada tahun 1990-an berada di Lamongan kemudian pindah ke Nganjuk.
Pabrikan ini juga memproduksi rokok kretek seperti halnya Gudang Garam. Namun, secara kuota produksi hampir 70% memproduksi produk klobot. Dalam sehari PR Cengkir Gading dapat memproduksi sekitar 40-50 ribu batang yang dilakoni oleh sejumlah 60 orang pegawai. Pegawai khusus ini umumnya sudah berusia lanjut, tingkat kepakarannya memproduksi klobot jelas tak perlu diragukan lagi.
Klobot Sukun
Sejarah rokok Sukun berasal dari rokok jenis klobot dengan merek dagang “Siyem”. Dirintis oleh Mochamad Wartono di sebuah desa di Kabupaten Kudus, rokok Sukun kini sudah berusia cukup sepuh dan cukup dikenal.
PR Sukun sampai sekarang masih memproduksi klobot dengan mutu komposisi yang khas.
Diakui banyak pihak, sebagai produk legendaris, klobot diminati masyarakat nelayan lantaran tidak mudah basah kala terciprat air laut. Pula diminati masyarakat pegunungan lantaran asapnya yang tebal dan dianggap dapat menghangatkan tubuh yang tercekat udara dingin pegunungan.
- Kesalahan Antirokok dalam Memandang Iklan Rokok dan Paparannya Terhadap Anak - 4 June 2024
- Pengendalian Tembakau di Indonesia dalam Dua Dekade - 3 June 2024
- HTTS Hanyalah Dalih WHO untuk Mengenalkan NRT - 31 May 2024