Press ESC to close

Perokok Santun dan Tafsir Kebakaran Jenggot

Kebakaran yang terjadi pada gedung kejaksaan, nisbi dianggap wajar oleh publik jika penyebabnya adalah keserampangan perokok. Mengingat pula masih banyak perokok yang belum menjadi perokok santun di berbagai kesempatan.

Namun, menumbalkan rokok dan perokok sebagai biang kebakaran, agaknya hanyalah cara untuk menyiasati persoalan ‘kebakaran’ inti di baliknya. Penggunaan istilah ‘kebakaran jenggot’ juga kerap digunakan sebagai ungkapan lain atas respon panik yang berlebihan dari pihak tertentu terkait suatu perkara.

Pertanyaannya siapakah pihak yang sebetulnya ‘kebakaran jenggot’ di balik tragedi itu, sehingga harus menumbalkan rokok dan perokok, pula tafsir dan penyebab lainnya di media? Di sinilah misteri persoalan keadilan di negeri ini, tak jarang menjadi ladang kontroversi pemberitaan publik belaka.

Tentu perlu kerja penyelidikan lebih serius dan mendalam agar tafsir tentang pasar gelap keadilan hanyalah bual belaka. Intinya, apakah itu kelalaian murni atau kelalaian yang direkayasa. Itu yang harus dibuktikan.

Sebagaimana kita tahu, mempersalahkan rokok dan perokok sebagai biang kerok dari segala persoalan di negeri ini bukan lagi hal baru. Ehiya, semoga tidak berhenti di kontroversi penyebab kebakaran saja ya prosesnya, ehem.

Pada akhirnya, khalayak hanya bisa menerka-nerka, mengaitkannya dengan hal-hal politis yang berkaitan dengan proses peradilan akan kasus tertentu. Tanpa bermaksud melempar spekulasi yang mengarah pada pihak yang tersangkut masalah hukum di kejaksaan.

Baca Juga:  Review Rokok Tuton, Senikmat Djarum Super?

Namun, bagi kita yang mampu menjaga asas kesantunan. Dengan tidak berlaku sembarang membuang puntung. Taat asas, dengan kesadaran bahwa rokok juga memiliki faktor risiko bagi lingkungan sekitar. Tentu tidak akan mengalami kondisi panik berlebihan dalam menyikapi fitnah yang dialamatkan.

Lain halnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk menepis berbagai spekulasi publik. Entahlah ya, jenggot agung siapa yang hendak diselamatkan dari tafsir-tafsir warganet yang kadang lebay bertubi-tubi. Hehe.

Sebelum artikel ini diunggah, situsweb kesayangan kita juga menyoroti persoalan rokok yang dituding sebagai penyebab kebakaran gedung peradilan itu. Rokok sebesar apa sih yang mampu menimbulkan kebakaran sebegitunya, cukup satire dan menggelitik sih.

Perokok santun terbukti orang-orang santuy dan tidak gampang panikan loh, gais, cermati deh cara-cara yang dianjurkan kepada para perokok dengan tujuan membangun kesadaran masyarakat. Artinya, kesadaran dalam mengonsumsi produk legal ini seharusnya dapat menjadi perhatian bersama.

Santun dalam merokok ini bukan hanya menjadi concern komunitas kretek dan para perokok. Pihak otoritas (pengelola) gedung juga harus paham apa yang harus disikapi terkait aktivitas merokok para pekerja di dalam gedung.

Baca Juga:  3 Hal yang Wajib Dibawa Perokok

Mestinya ini sejak jauh hari sudah dapat dikondisikan, sedianya dengan menegakkan disiplin merokok serta penyediaan area khusus merokok. Boleh sebats pada tempat yang ditetapkan. Namun faktanya, kondisi ini kerap timpang di tingkat penegakkan.

Kalau itu semua sudah berlangsung baik, tentu tak perlu ada tafsir tentang ‘kebakaran jenggot’ di media. Tak perlu ada pihak yang dipersalahkan terkait produk konsumsinya. Sekali lagi, jika memang sikap berkeadilan tak berlaku tebang pilih alias diskriminatif.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah