Press ESC to close

Rokok Elektrik, Bukan Pilihan Tepat Sehabis Makan

Tiada kenikmatan selain menghisap kretek seusai makan. Entah itu makan pagi, siang, atau malam, merokok setelah makan adalah satu aktivitas yang wajib untuk dilakukan. Segala jenis rokok sih enak-enak saja untuk dihisap seusai makan, tapi tidak untuk rokok elektrik. Mengapa?

Ada dua tipe rokok elektrik yang beredar di Indonesia saat ini. Pertama adalah Vape dan yang kedua adalah pod. Secara ukuran, Vape memiliki bentuk yang lebih besar ketimbang Pod. Dua-duanya tetap menggunakan liquid namun katanya berbeda kategori.

Kebanyakan, liquid memiliki varian rasa yang luar biasa banyaknya. Rata-rata dijual pasaran adalah yang rasa buah, susu, atau segala hal yang beraroma dan berasa manis. Ada juga yang memiliki rasa pedas dan gurih tapi tak sebanyak dua varian yang disebutkan tadi.

Ini yang membuat rokok elektrik tak nikmat dihisap seusai makan. Ada sebuah istilah lama yang menyebutkan mulut terasa asem jika tak merokok sehabis makan. Rasa asem itu tak akan tertutupi dengan rokok elektrik yang kebanyakan liquid-nya berasa dan beraroma manis.

Coba anda bandingkan dengan kretek yang memiliki wangi dan rasa sedap hasil pencampuran cengkeh dan tembakau. Rasanya jauh berbeda, bukan? Pembakaran cengkeh dan tembakau terbukti ampuh mengatasi problem mulut asem sehabis makan.

Baca Juga:  Sejarah Singkat Tembakau Virginia Flue Cured

Kenikmatan kretek memang sulit dilembagakan dengan kata-kata. Tapi satu hal yang tak bisa dipungkiri banyak perokok, kretek menghadirkan sensasi tarikan yang lebih nendang ketimbang rokok elektrik.

Faktor lainnya adalah kretek lebih memberikan rasa nyaman di mulut dan lidah ketimbang rokok elektrik. Memang kretek terbagi menjadi dua jenis yaitu yang menggunakan filter dan tanpa filter. Akan tetapi keduanya masih soft ketika memasuki seperempat area mulut.

Sebaliknya, ujung rokok elektrik terbentuk dari sesuatu yang keras. Seringkali kita melihat ujung Vape atau Pod menggunakan plastik atau logam. Kita sama-sama tahu juga mulut kita sudah terlalu sibuk bekerja saat mengunyah makanan maka menjadi kian tidak nyaman jika harus dihadapkan kembali pada sesuatu yang keras. Logis, bukan?

Apalagi ada banyak tipe perokok basah di dunia ini. Tipe perokok basah ini adalah mereka yang doyan menggoyang lidahnya di ujung kretek. Sungguh tak ada kenikmatan jika harus menggoyangkan lidah di ujung pod. Kok saya malah ngeri ngebayanginnya ya, apa tidak takut kesetrum?

Menggoyangkan lidah di ujung kretek adalah bagian dari penetralisasian rasa seusai makan, terlebih seusai menyantap kudapan yang pedas. Hal itu tentu tak bisa didapatkan dari vape dan pod.

Terakhir adalah soal efisiensi. Ada momen di mana liquid habis saat mau menghisap vape/pod. Butuh waktu untuk membongkar dan mengisi ulang liquid di dalamnya. Terkadang harus melakukan penggantian ujung Pod. Belum lagi jika kapas Vape anda bermasalah yang juga harus dilakukan penggantian.

Baca Juga:  Ketika Muhammadiyah Menyerukan Perang Kepada Rokok

Mood seusai makan siang tentu akan berubah jika harus mengurusi teknis kecil nan ribet macam itu. Sebaliknya, merokok kretek tak perlu aktivitas demikian, cukup ambil sebatang dari bungkusnya dan dibakar. Simpel, bukan?

Kalau kreteknya habis tinggal beli di warung baik itu ketengan atau tidak. Bisa juga dengan meminta kepada rekan di sampingnya. Tak mungkin untuk berbagi vape bersama kan? Sulit untuk menjumpai orang-orang menghisap satu device Vape atau Pod bersama seusai makan. Lagi pula, ngeri bertukar droplet. Hehe.

Tiga hal tersebut sudah menjadi pembuktian yang kuat untuk bahwa rokok elektrik memang bukanlah pilihan yang tepat untuk dinikmati seusai makan.

Indi Hikami

Indi Hikami

TInggal di pinggiran Jakarta