Menyoal naiknya harga rokok secara gradual membuat perokok pada umumnya berdecak heran. Kita ambil contoh umum saja pada harga rokok reguler, harga rokok Djarum Super masih berada di kisaran harga 17 ribu-19 ribu rupiah. Tetap diminati oleh para pecintanya.
Nah, jika kita bandingkan dengan beberapa merek kompetitor, diketahui rata-rata berada di harga eceran 20 ribu – 23 ribu rupiah per bungkus, semisal rokok Sampoerna Mild. Bahkan jika dibanding produk MLD-nya Djarum Super 12 batang yang bercita rasa cadas nan khas ini relatif aman secara harga.
Coba kita bandingkan dengan kelas rokok Marlboro versi SKM FF-nya, walaupun harganya di bawah Djarum Super isi 12, komposisi cengkehnya jauh lebih unggul Djarum Super. Mungkin ini terkesan lebay, tapi fakta pasar membuktikan.
Sebagaimana kita tahu, dewasa ini brand Marlboro menghadirkan varian citarasa kretek, itu menjadi bukti lain bahwa pasar kretekus menjadi sasaran yang menggiurkan untuk direbut, terutama dalam menyasar segmen pasar pemula.
Ditilik dari tingkat penjualan, produk terobosan Marlboro itu masih berada di peringkat 5. Sulit memang untuk mengejar produk di atasnya, yakni Sampoerna Mild ataupula rokok reguler macam Djarum Super dan Gudang Garam Internasional—yang sudah lebih dulu menguasai pasar dan memiliki konsumen loyal.
Sejak berlakunya regulasi cukai baru, sehingga harga rokok naik secara gila-gilaan. Agaknya, harga rokok Djarum Super tidak terlalu signifikan selisih kenaikannya di pasaran. Tidak seperti produk kompetitornya.
Artinya, rokok Djarum Super secara harga eceran relatif ramah di kantong. Sepertinya perusahaan rokok yang cukup sepuh ini paham betul bagaimana merawat loyalitas konsumennya. Meski tak dipungkiri, muncul beberapa produk terobosan yang dikeluarkan terbilang tak terlalu sukses di pasaran. Iya wajar sih, kalau itu hanya bagian dari skema decoy product. Kompetitor yang berada di kelas reguler menurut saya juga punya manuvernya sendiri.
Apalagi di masa krisis seperti sekarang, naiknya harga kebutuhan sehari-hari seiring kenaikan harga rokok memungkinkan perusahaan-perusahaan rokok untuk menghadirkan produk terobosan dengan harga eceran 10 ribu-15 ribu per bungkus.
Hal ini dapat ditengarai sebagai upaya menawarkan variabel cita rasa untuk memenuhi permintaan pasar terhadap rokok murah. Seperti yang kita ketahui, banyak perokok memilih turun kasta sejak tarif cukai naik demikian gila-gilaan.
Di tengah kondisi semacam ini, harga rokok Djarum Super paling masuk akal dengan selisih yang tidak terlalu jauh dibanding brand lain, bahkan jika dibanding dengan harga pada tahun sebelumnya. Iya produk ini memang ada di level unggulan, untuk tidak menyebut sebagai pesaing utama yang oleh para kompetitor cukup disegani.
- Kesalahan Antirokok dalam Memandang Iklan Rokok dan Paparannya Terhadap Anak - 4 June 2024
- Pengendalian Tembakau di Indonesia dalam Dua Dekade - 3 June 2024
- HTTS Hanyalah Dalih WHO untuk Mengenalkan NRT - 31 May 2024