Search

Mengulik Sejarah Larangan Kasbon di Etalase Rokok

Tak ada kasbon hari ini. Mungkin itulah harapan semua pemilik warung kelontong yang menjual rokok. Dengan tulisan “tidak ada kasbon” di etalase rokok, mereka menolak gerakan ‘sebat dulu bayar kemudian’ dari perokok. Pertanyaannya, gimana sih bisa ada sejarah tulisan tersebut?

Memang perlu diakui jika perokok adalah orang yang asyik diajak bercengkerama. Hal inilah yang kemudian membuat kepercayaan pada para perokok yang menongkrong di warung jadi besar. Apalagi mereka juga sering datang untuk membeli rokok di warung tersebut.

Sialnya, ada sebagian perokok yang kemudian memanfaatkan hal tersebut untuk mengutang rokok. Ya, mereka membeli rokok dengan cara utang di warung tersebut. Dengan mengutang sebatang dua batang dulu, baru kemudian membayar, setelah itu mereka kembali membangun kepercayaan jika mereka bisa bayar rokok yang diutang.

Sialnya, hal tersebut menjadi blunder bagi pemilik warung. Ketika membeli sebatang atau dua batang, mungkin orang itu bisa membayarnya. Namun ketika mulai mengutang sebungkus rokok, dua bungkus rokok, pembayaran utang mulai macet. Barang di etalase rokok makin berkurang, modal untuk membeli rokoknya belum bertambah.

Baca Juga:  Cukai Rokok dan Pelajaran Dari Presiden Brazil

Kebiasaan kasbon dari sebagian perokok kini telah membuat para pemilik warung meletakkan tulisan dilarang kasbon di etalase rokok. Hal ini dilakukan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti yang pernah mereka lakukan dulu. Kali ini tak ada kasbon bagi semua perokok. Mau beli, bayar, mau sebats, jangan utang.

Kalau pun bukan bermula dari kesalahan memberi kasbon buat perokok, pastilah pemilik warung itu telah belajar dari pengalaman warung-warung lainnya. Mereka membuat satu aturan teguh bahwa tidak ada yang boleh utang rokok. Tak ada kasbon rokok hari ini. Dan peraturan itu mereka tuliskan dengan jelas lalu ditempel di etalase rokok.

Begitu lah kira-kira sejarah awal bermulanya tulisan tak ada kasbon di etalase rokok. Biar bagaimana pun, sebagai perokok kita tidak boleh merugikan orang lain. Selain tidak merokok sembarangan untuk tidak mengganggu kenyamanan ornag yang tidak merokok, kita juga tidak boleh mengutang agar tidak merugikan pedagang.

Karena sekali mengutang anda akan ketagihan mengutang. Kalau punya duit sih enak bisa bayar utangnya, lah pas lagi tidak, kan menyusahkan pemilik warung. Jadi, marilah kita bersama-sama berhenti mengutang rokok agar etalase rokok tak lagi memiliki tulisan dilarang kasbon yang membuat banyak perokok malu.

Baca Juga:  Dzolimnya Pikiran A’a Gym Jika Bicara Soal Rokok
Aditia Purnomo