Press ESC to close

Pipa Rokok Kayu Lebih Enak, Ini Alasannya

Penggunaan pipa rokok kayu bukanlah hal baru bagi sebagian perokok di Indonesia. Bagi penggunanya, ini tak hanya soal kenikmatan yang didapat, namun pula menyangkut narasi-narasi tentang khasiatnya. Khasiat kesehatan misalnya, serta hal-hal ajaib lan yang mengandung tuah.

Dalam konteks ini, tak semua mesti dijelaskan secara rasional, kadang perlu pemahaman tersendiri untuk memaknainya. Iya inilah yang khas dari negeri kita yang memiliki kekayaan warisan budaya. Termasuk di dalamnya khazanah spiritualitas Nusantara.

Nah, sebelum kita mengulik lebih jauh, secara umum, ada 7 jenis kayu dari pohon di Nusantara yang diyakini sebagai pohon tertua dan dikeramatkan. Sebagai bagian dari warisan budaya, seperti halnya kretek, setidaknya ini dapat menambah referensi kita.

Pertama, kayu Nagasari, kayu ini dipercaya sebagai sarana spiritual yang dapat menjadi tameng penangkal energi negatif. Kedua, kayu Kaokah, ada narasi yang menyebutkan kayu ini adalah kayu tertua yang digunakan sebagai bahan baku perahu Nabi Nuh. Konon pula tongkat Nabi Musa dan nabi Syuaib terbuat dari kayu tersebut.

Baca Juga:  Mengenal Beragam Jenis Alat Linting

Ketiga, kayu Stigi, kayu ini dipercaya memiliki energi tertentu yang sangat kuat. Keempat, kayu Cendana, ini jenis kayu yang dikenal mahal karena wanginya dan nilai komoditas dari pemanfaatan kayu cendana.

Kelima, kayu Dewandaru, terdapat mitos-mitos yang berkaitan dengan kayu endemik Karimun Jawa ini. Ada mitos yang menyatakan sulitnya membawa keluar kayu ini dari tempat asalnya, konon dapat mengundang badai di lautan.

Keenam, kayu Gaharu, kayu langka ini dikenal juga sebagai kayu gaib. Di Kalimantan, pohon Gaharu masih bisa ditemukan, kabarnya sangat sulit untuk mendapatkannya. Kayu dari pohon Gaharu ini memiliki nilai komoditas yang tinggi. Di luar negeri, penggunaan kayu ini sudah dibatasi karena kelangkaannya.

Ketujuh, kayu Galih Asem, kayu ini terbilang lazim digunakan di masyarakat Nusantara lantaran kekuatannya. Di balik itu, seperti juga narasi-narasi tentang tuah tertentu yang cukup kontroversial di kalangannya.

Tujuh jenis kayu itulah yang lazim diburu oleh para penganutnya. Ini tentu bukan hanya soal narasi mistisnya, aspek estetik urat kayu serta eksotika dari kayu-kayu tersebut memberi prestis tersendiri. Layaknya pipa rokok dari gading gajah, kelangkaannya membuat mahal harga pasarannya.

Baca Juga:  Mulut Asem Hanya Istilah Perokok, Tak Perlu Ditafsir Berlebihan

Saya ambil kesimpulan sederhana saja, kenapa pipa rokok kayu paling enak untuk digunakan, iya karena unsur alami menyangkut aroma khas dari kayu-kayu langka tersebut. Unsur nikotin pada rokok dimungkinkan sekali bersinergi dengan unsur alami pada kayu. Sehingga memberi efek relaksasi yang lebih kuat.

Semisal kayu cendana, kayu ini memang kerap dimanfaatkan untuk aromatherapy, memiliki nilai komoditas tersendiri. Selain itu, tak jarang pengguna pipa rokok ini mepercayai betul tuah dari kayu-kayu yang sudah saya jelaskan di atas.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah