Press ESC to close

Sejarah Rokok Wismilak, Menolak Tumbang di Hadapan Zaman

Semua bermula ketika Lie Koen Lie bersama dengan Oei Bian Hok mendirikan PT Gelora Djaja. Lewat perusahaan itu, mereka mengadu nasib dengan memproduksi rokok kretek. Meski memiliki latar belakang keluarga di bisnis ini, namun sejarah rokok Wismilak tidak dibangun hanya berdasar kebesaran Sampoerna.

Memang Liem Sien Nio, istri dari Koen Lie, adalah anak dari pendiri Grup Sampoerna Liem Seeng Tee. Meski begitu, sejarah Wismilak tetap dibangun dari pabrik rumahan dengan 10 pegawai. Pada mulanya, perusahaan ini mengeluarkan produk sigaret kretek tangan dengan merek Galan. Namun perusahaan ini baru benar-benar berkembang setelah produk legendaris Wismilak mereka produksi.

Butuh waktu sekitar satu tahun sebelum PT Gelora Djaja bisa membuat resep Wismilak Kretek Special. Untungnya, rokok yang menjadi andalan seumur hidup dari pabrik ini bisa diterima dengan baik oleh pasar. Hal ini kemudian membuat perusahaan berkembang dan membangun pabrik baru di Surabaya dengan seluas 10 hektar dan 3000 karyawan.

Hingga kemudian di kisaran 1980, PT Gelora Djaja mendirikan PT Putri Gelora Jaya sebagai perusahaan produsen kemasan rokok serta PT Gawih Jaya sebagai perusahaan distributor. Dengan didirikannya dua anak perusahaan sebagai penopang bisnis, Rokok Wismilak makin dikenal dan laku di pasaran hingga mampu membuat perusahaan semakin berkembang.

Baca Juga:  4 Tempat yang Anda Tidak Perlu Riskan untuk Merokok

Mulai populernya tren sigaret kretek mesin di masa itu juga membuat perusahaan ini mengembangkan sayapnya di bisnis SKM. Setelah membeli mesin pembuat rokok dari Prancis pada tahun 1985, PT Gelora Djaja akhirnya berhasil mengeluarkan produk baru yakni Rokok Wismilak DIplomat, merek SKM Premium pertama di Indonesia.

Dengan semakin berkembangnya bisnis mereka, kemudian didirikanlah PT Wismilak Inti Makmur sebagai perusahaan holding yang membawahi semua bisnis mereka. Kin, mereka telah menempati pabrik baru di lahan seluas lebih dari 500 hektar yang menandakan kesuksesan perjalanan bisnis mereka.

Meski bisa sukses seperti tadi, perlu diketahui jika produk rokok Wismilak bukanlah penguasa pasar di Indonesia. Bahkan, menurut data pabrikan ini hanya menguasai 1% pasar rokok nasional pada tahun 2016. Masih jauh di bawah 3 perusahaan besar Djarum, Sampoerna, dan Gudang Garam yang menguasai sekitar 65% pasar nasional.

Kini, menghadapi masa sulit karena pandemi dan kenaikan tarif cukai, sejarah rokok wismilak kembali diuji. Kemampuan mereka berkembang dalam setengah abad terakhir tak bisa diremehkan. Dan sejauh ini, mereka bukan hanya menolak tumbang di hadapan zaman, tetapi justru mampu berkembang di kala raksasa industri rokok sedang diterpa masalah.

Baca Juga:  3 Alasan Perokok Harus Menolak FCTC
Aditia Purnomo

Aditia Purnomo

Bukan apa-apa, bukan siapa-siapa | biasa disapa di @dipantara_adit