Press ESC to close

4 Merek Rokok Paling Terkenal di Tahun 1990-an

Banyak merek rokok yang pada masanya dikenal kemudian hilang dari pasaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari soal kemunculan tren baru sampai pada tantangan kompetisi pasar. Dari masa ke masa selalu ada merek yang terbilang paling terkenal.

Misalnya, jika kita lihat mundur ke era 1972—1976, produk keluaran PR Cap Bentoel di Jawa Timur dikenal paling sohor. Di bawahnya yang tak kalah terkenal juga, produk Grendel, berasal dari provinsi yang sama. Namun akhirnya mengalami kebangkrutan karena tak lagi mampu bersaing di pasaran.

Perusahaan rokok tersebut kemudian dibeli oleh Gudang Garam pada 19 Januari 1990. Sejatinya, jika diukur dari tahun 1970-an, tren merokok mengalami perubahan yang cukup pesat. Mulai munculnya produk kretek berfilter adalah salah satunya. Sekaligus menjadi penanda peralihan moda produksi dari manusia ke mesin.

Pada tahun 1990-an, ada beberapa merek rokok yang diakui paling terkenal. Perusahaan rokok besar yang sejak tahun 1970-an cukup pesat menjangkau pasar, bahkan semakin jelas memposisikan brand andalannya. Tak dipungkiri, pada dekade 90-an, tren kretek filter cukup mendapat pasar yang luar biasa. Misalnya, empat merek rokok berikut ini.

Dji Sam Soe Filter

Produk ini merupakan salah satu inovasi dari produk Dji Sam Soe yang legendaris itu. Secara citarasa dan tampilan bungkusnya yang didominasi warna gold. Terbilang kretek filter paling terkenal pada dekade 90-an.

Baca Juga:  Pangeran Diponegoro; Perokok dan Nasionalisme

Kemunculan produk ini terbilang berhasil merebut perhatian pasar menandingi beberapa brand besar lainnya. Konsumen mendapatkan sensasi rasa yang lebih eksklusif, katakanlah begitu, dibanding dengan mengisap kretek Dji Sam Soe non filter yang terkesan ‘tua’. Seiring perkembangannya, pada dekade 2000-an, muncul beberapa inovasi produk susulannya.

Gudang Garam International

Merek yang satu ini terbilang rokok sejuta umat, artinya berbagai latar belakang sosial perokok menyukai GG Filter International. Ibaratnya, kalau di warung rokok eceran tidak ada rokok ini, warung itu belum komplit disebut sebagai warung rokok.

Ukuran batangnya memang berbeda dari produk di atasnya, namun, kalau bicara soal citarasa dan kemantapan tarikannya memang diakui oleh kalangan perokok. Produk ini bisa dibilang menjadi acuan umum untuk menghiasi proses kenduri di desa-desa atau hajat tertentu di ruang lainnya.

Djarum Super

Produk asal Kudus, Jawa Tengah ini sebetulnya sudah sangat meledak sejak kemunculannya pada tahun 1975. Istilah anak kekinian, pecah banget. Lantaran sejak masa kemunculannya, bukan hanya soal citarasanya yang mengena, berbagai ajang promosi melalui event musik, kebudayaan dan olahraga menjadi wahana yang ampuh membangun posisi brand-nya di pasaran luas.

Sejatinya ada beberapa merek di atasnya, yang juga keluaran PT Djarum, yakni Djarum Coklat yang tak kalah populer merebut perhatian masyarakat penikmat kretek khas Kudus. Apalagi di kalangan para pecinta alam yang menyukai petualangan. Posisi rokok ini pun tak jauh beda dengan GG Filter, warung rokok yang tidak menjual rokok berlogo jarum gramophone ini belum komplit disebut warung rokok.

Baca Juga:  Jangan Ikuti Cak Nun, Jangan

Dulu, di manapun warung Burjo sekitaran Jabodetabek, rata-rata menyediakan dua merek terkenal itu secara ketengan. Namun, di masa sekarang ada yang tetap menyediakannya, ada yang sudah tidak sama sekali.

Wismilak Diplomat

Kemunculan produk ini termasuk bagian dari inovasi produk Wismilak yang masuk golongan rokok lawas. Wismilak Diplomat masuk kategori terkenal lantaran citarasanya yang tak kalah khas dengan produk asal yang sama, Jawa Timur.

Ada banyak masyarakat pecinta kretek filter dengan sensasi racikan khas Wismilak. Merek Diplomat muncul menjadi anomali yang sukses mendapatkan pasarnya. Produk ini muncul dengan tampilan filter/gabus berwarna putih. Ketika itu, rokok dengan filter berwarna putih yang kemudian identik dengan mild, belum muncul di pasaran.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah