Press ESC to close

Apakah Rokok Aroma Bold Masih Digemari Publik?

Rokok Aroma Bold terbilang cukup berhasil merebut cangkem para penikmat rokok murah tapi tidak murahan pada awal kemunculannya. Penjualannya demikian laris lantaran harganya yang berbeda jauh di bawah harga bold lainnya.

Agaknya memang rokok ini dipersiapkan untuk menghadapi lonjakan cukai yang naiknya gila-gilaan. Tampilannya yang relative elegan kerap terlihat di beberapa kalangan yang menyukai rokok dengan tarikan enteng dan tidak sangar. Produk ini menjadi penengah dari citarasa full flavor namun di atas kadar LTLN kelasan mild.

Ketika rokok bold mazhab Kudusan rata-rata di atas harga Rp 15.000-an, rokok Aroma Bold hadir di pasaran mendobrak dengan harga Rp 10.000-an. Dobrakan harga yang terbilang worth it ini di kalangan perokok level pas-pasan cukup menjadi solusi.

Beberapa teman yang biasanya mengisap rokok enteng jenis mild banyak yang beralih ke rokok ini. Alasannya sederhana saja, murah. Selain itu, secara tampilan juga tidak terkesan murahan. Di rokok kelasannya, Aroma Bold jauh lebih digemari.

Promosi penjualannya pun terbilang masif, mudah ditemukan di ritel-ritel sekelas Alfamart. Bbahkan, di warung-warung kecil di berbagai daerah, produk bold keluaran Nojorono ini begitu lesat mengambil perhatian pasar menyaingi produk Aroma Slim.

Baca Juga:  Apa Merek Rokok Menthol Terbaik di Indonesia? 

Sampai sejauh ini, rokok Aroma Bold masih cukup digemari para penikmatnya. Harganya saat ini berada di kisaran harga Rp13.000. Jika dibandingkan dengan Jazzy Bold, produk keluaran perusahaan yang sama, Aroma Bold terbilang lebih memiliki konsumen yang loyal.

Sebagai sesama golongan SKM di kelasan medium tar, penjualan Aroma Bold termasuk lebih meluas. Produk bold sejenis justru terbatas di daerah-daerah tertentu saja. Tidak semasif popularitas Aroma Bold. Inilah mungkin salah satu kunci demikian masih digemarinya rokok ini.

Keterjangkauan konsumen dalam mengakses brand rokok tertentu, terbukti turut menentukan suksesi produk tersebut digemari. Sependek pengamatan saya, penikmat rokok ini umumnya berasal dari berbagai latar profesi.

Beberapa teman berprofesi penulis maupun wartawan, setidaknya di lingkar pertemanan saya, ada yang menjadikan rokok ini sebagai rokok hariannya. Pula kalangan penjual kudapan angkringan, menjadikan rokok ini sebagai rokok pavoritnya.

Dengan isi 12 batang serta harga yang terjangkau. Rokok ini layak untuk tetap digemari. Asal citarasanya tidak berubah, niscaya produk ini akan terus mendapat perhatian para penikmatnya.

Baca Juga:  Nasi Goreng Tembakau yang Tak Kalah Lezat dari Buatan Megawati Sokarnoputri

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah