Search
sampoerna 234

Sampoerna 234 dan Marlboro Crafted, Cara Philip Morris Masuk Ke Pasar Murah

Sampoerna 234 merupakan produk SKT baru keluaran PT HM Sampoerna yang terbilang berbeda dari SKT sejenis. Secara tampilan, rokok ini sudah menegaskan perbedaannya yang nyata. Mulai dari warna bungkusnya, terlebih pada pengemasan tiap batang rokoknya yang menyerupai Dji Sam Soe Premium.

Terkesan elegan memang secara tampilan, dibanding dengan rokok SKT lain yang umumnya identik dengan rokok murah. Mungkin, image ini yang tengah diubah dari pandangan umum saat menilai produk SKT yang satu ini.

Citarasa dari produk kretek ini tak berbeda jauh dari Sampoerna Kretek Hijau, hanya sedikit lebih ringan saja tarikannya. Unsur akar manis (liquorice) pada komposisinya relatif lebih terasa, agaknya produk ini dihadirkan untuk mengisi ceruk pasar yang tak mampu diisi oleh rokok di atasnya.

Sebagaimana kita tahu, perusahaan rokok legendaris ini sudah menjadi bagian dari Philip Morris. Tidaklah mengejutkan jika produk ini kemudian memiliki upaya pemutakhiran, misalnya saja dari corak modifikasi pada bungkus Sampoerna 234.

Hal serupa disusul kemudian oleh kemunculan produk Marlboro Crafted. Rokok putihan yang tidak menggunakan filter, dilinting tanpa menggunakan mesin. Berbeda dari image Marlboro yang umum kita kenal. Namun, tetap citarasa rokok putihannya terjaga.

Baca Juga:  4 Merek Rokok Paling Terkenal di Tahun 1990-an

Secara tampilan, rokok putihan linting tangan ini menegaskan posisinya di pasaran sebagai rokok putihan di level harga yang jauh di bawah harga kelas putihan umumnya. Sekali lagi, ini merupakan salah dua dari upaya modifikasi yang lagi mengisi ceruk pasar penikmat kretek di Indonesia.

Ada sesuatu yang berciri dari dua produk asuhan Philip Morris ini, bukan cuma harganya yang terbilang murah. Sejauh ini masih di kisaran Rp10.000—12.000. Tidak terlalu jauh beda dengan Sampoerna 234 yang di pasaran harga 12 hingga 13 ribu. Ciri pemutakhirannya cukup elegan memang dalam rangka merebut perhatian pasar hari ini.

Seperti yang kita tahu juga, rokok-rokok dengan harga murah tengah menjadi perhatian perokok. Mengingat kenaikan cukai sangat berpengaruh terhadap naiknya harga-harga rokok brand besar. Di tengah kondisi semacam ini, bermunculan merek-merek yang tak terlalu populer dengan harga jauh di bawah rata-rata.

Nah, brand besar seperti Marlboro dan Sampoerna, melalui produk terbarunya hadir dengan targetan dapat merebut posisi yang selama ini dimaraki oleh kelasan kecil. Merek-merek lokalan yang secara jangakauan pasar tidaklah terlalu luas.

Baca Juga:  Review Rokok U Mild, Tak Seperti Produk Sampoerna

Dengan kata lain, produk Philip Morris yang selama ini tak pernah mengusik pasar rokok melalui produk sejenis. Kali ini turut meramaikan pasar rokok murah dengan berbagai manuver dagang serta modifikasi produknya.

Bagaimana kedepannya? Lagi-lagi, bicara bisnis rokok yang memanfaatkan situasi sekarang, tingkat spekulasinya tentu penuh risiko. Kalau tak moncer di pasaran, iya nanti juga hilang dari pasaran. Jika sudah begitu, berarti tidak cuan. Atau memang, sejak awal dipersiapkan sebagai produk pengganggu belaka. Iya namanya juga spekulasi.