Para perokok pasti sudah familiar dengan beragam ajakan berhenti merokok. Ajakan tersebut terpampang di berbagai media, mulai dari baliho sampai ke bungkus rokok. Ajakannya maksa bet, pake cercaan yang ngga masuk akal pula. Misalnya, “ngerokok mulu lu ntar miskin lu” sampai “udah geh berhenti ngerokoknya nanti mati lu”.
Yaah ibarat lauk pauk, ajakan semacam ini mirip sayur pare atau sambel orek yang kalau kita makan berasa pahit pedes tapi tetep enak dan nikmat. Kehidupan kan isinya bukan cuma orang yang pro dengan pilihan kita aja tapi juga yang kontra, ada aku ada kamu ada hitam dan putih.
Namun, berhenti merokok sungguh sangat sederhana, bukan hal yang tabu, bukan juga keputusan yang luar biasa. Toh kita punya kehendak bebas, jadi mau merokok atau ngga merokok itu soal choice ya bun…
Tapi apa jadinya kalau perokok yang biasa melakukan ‘ibadah ngudud’ terus berhenti ngudud yak? Pasti ada hal yang hilang dari sanubari. Nah aku udah merangkum perasaan kehilangan yang dirasakan oleh perokok yang berhenti merokok yang mungkin juga pernah dialami oleh sobat kretekus sedunia nih. Yuk, ah cap cuss..
Kedinginan
Biasanya kalau kita abis pulang kerja naik motor tiba-tiba hujan kan kita neduh tuh ya. Daripada basah tak bertepi, mending melipir memeluk segenap jiwa yang sunyi. Xixixi…
Nah, perokok biasanya akan menyalakan koreknya untuk menyulut rokok supaya tidak merasa dingin. Tapi, situasi berubah kalau rokok udah abis. Kedingingan lagi dah.
Apalagi kalau yang tadi itu sebatang rokok terakhir, alias rokok koncian. Rokok habis. Hujan masih deras. Lihat chat whatsapp, eh masih centang biru sejak seminggu yang lalu, udah tau dia tidak mau tapi kamu masih menunggu, jadinya yang tersisa hanya bayang-bayang kelabu.
Satu-satunya yang bisa dipeluk cuma agama, yang bisa digengam cuma harapan. Aduh, ngenes banget.
Ngga Punya Pegangan Hidup
Bagi perokok, aktivitas merokok bisa jadi ajang rekreasi intelektual. Karena dengan merokok imajinasi akan menjalar ke ruang-ruang laminal, sehingga kita memperoleh gagasan dari perasaan yang suka cita.
Bagi sebagian orang, merokok adalah formula jitu buat meraih fokus dan anti ambyar. Tapi kalau kamu udah berhenti merokok, biasanya pikiran akan cupet a.k.a tidak punya stimulus untuk memantik gagasan, kerjaan dan keuangan. Kan kasian banget, udah ngga punya rokok, ngga punya duit, ngga punya pegangan hidup pula.
Ngga Ada Obrolan
Salah satu solusi kala keuangan lagi tidak bersahabat tapi kepingin nyebats, ya join sama temen di tongkrongan. Nah, waktu join gitu pasti banyak interaksi, ruang obrolan terbuka lebar.
Tapi semua hanya sementara. Rokok habis, obrolan habis. Paling-paling sibuk sama hp masing-masing. Ada yang chatting-an, video call-an, main game online, macem-macem dah. Malah ada yang cuma buka password hp, terus lock lagi, masukin password lagi, lock lagi, begitu terus sampe bubar.
Beda hal kalo kita masih ngerokok, apalagi masih punya stok banyak. Ada aja yang nyapa, “Bagi sebat, ya?”.
Nah, itulah beberapa fenomena yang bisa terjadi kalau kita berhenti ngudud. Nggak usah serius-serius. Dari awal udah dibilang, perkara berhenti merokok sungguh sangat sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya.
- Apa Saja Merek Rokok yang Paling Aman untuk Dikonsumsi? - 24 May 2021
- Rokok Kretek yang Bisa Dibeli di Kampung Halaman - 7 May 2021
- Macam-Macam Rokok yang Bisa Jadi Hampers Lebaran - 2 May 2021