Press ESC to close

Bahan Baku Rokok; Tentang Tembakau di Indonesia

Bahan baku rokok di Indonesia tidak hanya terdiri dari satu jenis tembakau. Ada beberapa jenis yang berpadu (blend) dengan tambahan cengkeh dan flavour. Itulah kemudian dikenal dengan sebutan kretek. Sudah menjadi rumusan yang lazim diketahui, bahwa pada sebatang rokok, setidaknya terdiri lebih dari lima jenis tembakau.

Diakui tidak semua pabrikan memilki resep tembakau blend atau campuran yang sama. Namun, secara industri ada 3 kategori tembakau yang wajib ada dan selalu dibutuhkan untuk mencipta rasa yang pas pada rokok. Penggolongan ini merujuk pada sejarah-budaya lokal yang diserap berdasar lingua franca masyarakat Indonesia. Tiga kategori itu terdiri dari tembakau nasi, tembakau lauk, dan tembakau sayur.

Apa saja yang disebut tembakau nasi, lauk, dan sayur? Sederhananya, tembakau nasi adalah tembakau pokok, umumnya adalah tembakau musim kemarau, disebut juga tembakau Voor-Oogst (VO).

Daerah penghasil tembakau nasi adalah daerah Grobogan, Klaten, Boyolali, Sukoharjo dan Blora serta Boyolali. Dari daerah seperti Klaten dan Boyolali, dikenal dengan istilah tembakau asepan. Disebut asepan merujuk pada proses pengeringan pasca panen, ada juga yang disebut tembakau vosterland.

Tembakau lokal VO yang berasal dari daerah-daerah tersebut berbentuk krosok, diproses secara Dark Fire Cured (DFC). Tembakau krosok inilah yang dijadikan tembakau pokok untuk kebutuhan rokok kretek.

Baca Juga:  Mengenal Bahan Baku Rokok; Tentang Cengkeh di Indonesia

Sementara tembakau lauk, dikenal berasal dari daerah Temanggung. Umumnya dikenal sebagai Srinthil, memiliki kandungan nikotin tinggi.

Untuk tembakau sayur, umumnya berasal dari Garut, Aceh, Madura, Lombok. Biasanya dikenal juga sebagai tembakau iris. Ini adalah jenis tembakau dengan kandungan nikotin lebih rendah dari tembakau lauk. Untuk kebutuhan produk SKT dan SKM, tembakau blend-nya dibedakan berdasar body-nya. Tembakau blend dengan karakter mantap, biasanya untuk SKT.

Sementara tembakau blend karakter body medium, ini untuk bahan baku rokok SKM reguler dengan hasil pembakaran baik. Kemudian, tembakau blend karakter body soft, biasanya untuk bahan baku SKM Mild, ciri pembakarannya halus. Perlu diketahui lagi, karakter body berbeda dengan karakter impact. Penggunaan flavour tidak mengubah karakter body dari tembakau blend.

Hampir pada umumnya, untuk produk kretek, baik itu SKT maupun SKM, menggunakan unsur flavour sebagai penyedap aroma. Jika kita mendapatkan semacam aroma fruity ataupun juicy pada rokok, itu merupakan unsur flavour. Jadi, jika tembakau blend kurang body tidak sepenuhnya mampu memanipulasi karakter blend menjadi ber-body.

Istilah body dan impact ini adalah kategori dari hasil mencampur bahan baku (berbagai jenis tembakau) dalam bahasa industri dikenal sebagai tembakau blend. Sebagai catatan tambahan, proses pasca panen merupakan fase penentu dari semua bahan baku yang akan terserap ke pabrikan. Kemudian pabrikan akan mengolah berbagai jenis tembakau, untuk kemudian menjadi produk yang akan dipasarkan.

Baca Juga:  Para Tokoh yang Identik Dengan Rokok Hingga Akhir Hayat

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah