Press ESC to close

Rokok Sukun Bertahan Hingga Sekarang, Ini Rahasianya

Tak mudah untuk bisa bertahan dan tetap sehat hingga umur menua. Butuh asupan nutrisi yang sehat serta olahraga yang teratur. Mungkin itu juga yang terjadi pada rokok Sukun. Punya manajemen yang sehat serta melek terhadap perubahan jaman, membuat mereka mampu bertahan hingga sejauh ini.

Mulanya rokok Sukun hanyalah industri rumahan yang dibangun oleh Mc Warsito, tepat dua tahun setelah Indonesia merdeka. Seiring waktu berjalan, unit usahanya mampu berkembang menjadi perusahaan dan bahkan produknya kini tersebar seIndonesia.

Selain namanya yang kini sudah dikenal oleh khalayak, ada banyak hal yang menandai kesuksesan perusahaan asal Kudus ini. Salah satu yang kemudian menarik perhatian adalah pembelian bus mewah double decker untuk melayani pegawai mereka.

Tapi kesuksesan juga diraih dengan jalan yang berliku-liku. Apalagi industri hasil tembakau sempat jeblok dan bahkan saat ini dilanda kondisi serba tidak pasti. Diperparah dengan kebijakan tarif cukai yang terus melangit.

Ada tiga hal yang menjadi strategi perusahaan ini untuk tetap bertahan. Pertama dan yang paling utama adalah perusahaan asal Kudus tersebut mampu mempertahankan citarasanya. Coba anda tanya orang-orang tua di daerahmu, pasti mereka sepakat bahwa rasa rokok ini tak berubah dari sebelumnya.

Baca Juga:  Review Rokok Hero Casual, Ramai di Tiktok dan Instagram

Nah, keberhasilan dalam menjaga citarasa ini membuat faktor yang kedua menjadi terwujud. Apa faktor kedua tersebut? Jawabannya adalah basis konsumen yang loyal dan bertahan juga. Ini pondasi penting sebuah perusahaan, sama seperti sebuh band atau kesebelasan sepak bola. Tanpa ada suporter yang loyal, apa jadinya mereka.

Namun, hanya mengandalkan penikmat yang loyal tanpa mengembangkan produk juga hal yang fatal dilakukan bagi sebuah perusahaan. Kepekaan terhadap jaman juga penting demi menarik penikmat-penikmat baru.

Hal itu juga dilakukan oleh rokok Sukun agar mereka mampu bertahan. Diciptakannya Sukun Executive dan Mild adalah jawaban dari perusahaan tersebut dalam melihat kebutuhan jaman. Tapi di sisi lain, mereka tak meninggalkan produk sigaret kretek tangan (SKT) yang lebih dahulu mereka orbitkan.

Dari Sukun kita bisa belajar bahwa untuk sukses dan bertahan dalam bisnis, tiga hal harus diperhatikan. Pertama, mempertahankan kualitas, kedua punya pelanggan pasti, dan yang ketiga melek terhadap kebutuhan jaman.

Indi Hikami

TInggal di pinggiran Jakarta