Para antirokok memang tak akan pernah berhenti memberikan opini-opini buruk terhadap produk tembakau. Menggiring masyarakat untuk benci terhadap produk tembakau ini. Tapi soal opini mereka, hanya ada dua: kalau gak ngawur, ya ngawur banget. Inginnya mereka mungkin adalah produk rokok di Indonesia benar-benar punah dari peradaban, apapun caranya sikaaat.
Beberapa contoh opini ngawur mereka seperti; rokok mengandung darah babi, rokok itu haram, rokok penyebab Corona, bla-bla-bla, was-wes-wos. Terbukti? Tentu saja tidak! Ya lagi-lagi itulah cara mereka untuk membuat pandangan orang pada rokok menjadi benar-benar buruk.
Salah satu opini lain yang ngawur dari mereka juga terkait anggapan bahwa rokok di Indonesia harganya tergolong murah. Mereka membandingkan harga rokok di Indonesia dengan negara-negara lain seperti Malaysia, Australia, Singapore. Sebab, di negara-negara tersebut harga rokok berkisar diantara 50 ribu – 100 ribu.
Loh, kenapa opini tersebut dibilang ngawur?
Ya kalau bandinginnya dengan negara-negara tadi, apapun produknya, pasti terlihat lebih murah. Tingkat kesejahteraan dan pendapatan masyarakat di negara tersebut jelas lebih tinggi dibanding masyarakat Indonesia. Gak heran kalau harga-harga produk konsumsi di negara-negara tadi berkali-kali lipat lebih mahal dibading di Indonesia.
Misalnya di Australia, untuk membeli air mineral 750 ml saja harganya bisa mencapai 2-3 dollar, atau berkisar di angka lebih dari 30 ribu rupiah. Padahal jika beli di Indonesia, paling harganya 3 ribu, freeeen. Mau contoh produk apalagi? Beras? Sembako? Ya tetep lebih mahal di negara lain lah!
Masyarakat di luar negeri penghasilannya lebih tinggi cok! Gaji masyarakat Singapura rata-rata yang diterima karyawan per bulannya sekitar 4.866,90 dolar Singapura atau Rp 50 jutaan. Negara kita? Ya Allah, perlu disebutin juga gak nih? Gaji segitu kalau beli angkringan di Jogja bisa bikin lockdown satu RT selama seminggu kali ya?
Walaupun gaji masyarakat Singapura tinggi, tapi biaya hidup mereka di sana juga tinggi. Jadi, gak heran kalau harga produk rokok di sana juga tinggi. Harga rokok 100-200 ribu mah gak ada apa-apanya bagi mereka.
Kalau kita mau berhitung dengan cermat, justru akan dapat kesimpulan bahwa harga rokok Indonesia cukup mahal. Misalnya begini, rata-rata pendapatan masyarakat Singapore perhari berkisar di angka 1,6 juta rupiah. Sedangkan jika dibandingkan masyarakat Jogja, dengan UMR 2 juta-an rupiah perbulan, maka perhari hanya mendapatkan penghasilan 70 ribu rupiah. Dengan kemampuan upah harian seperti itu, bisa disimpulkan bahwa justru harga rokok di Indonesia terbilang mahal bagi masyarakat.
Opini yang dilontarkan para antirokok tentang harga produk memang mampu mengecoh masyarakat awam. Tapi, kalau orang yang paham perhitungan ekonomi jelas akan tertawa dengan argument para anti rokok tersebut. Sebab, perbandingan yang mereka berikan benar-benar tak melalui perhitungan. Ya, gitulah memang kalau terlanjur benci.
Sampai di sini sudah jelas? Masih mau bilang kalau harga rokok Indonesia murah? Lain kali, kalau mau melontarkan opini coba diperhitungkan lagi ya wahai para antirokok, hehe.
- Panduan Lengkap: Cara Melembabkan Tembakau dengan Benar - 26 September 2023
- SPG Rokok, Penyambung Lidah Pabrikan dan Perokok - 5 August 2023
- Soal Ruang Merokok Di Mandalika Yang Diprotes Susi - 28 March 2022