Press ESC to close

Mudik Lebaran, Perokok Harus Siapkan Ini

Mudik di hari lebaran sudah menjadi tradisi yang kerap menyisakan banyak kisah menarik. Terlebih bagi masyarakat perokok yang memilki rasa kangen terhadap segala hal indah di kampung halaman. Iya, kangen kumpul merokok bersama teman-teman masa kecil. Bergurau saling mengingat masa-masa indah semasa awal menjadi perokok, boleh jadi hari itu menjadi semacam lebaran perokok.

Sejatinya, hari lebaran dimaknai sebagai hari kemenangan atas tunainya ibadah di bulan ramadan. Tak pelak, hari yang penuh suka cita itu menjadi hari yang paling dinanti oleh semua umat islam sedunia. Walau sejak pandemi berlangsung, banyak masyarakat yang tak bisa mudik di hari lebaran. Namun, tahun ini, bisa lah ya untuk tetap jaga prokes.

Merayakan lebaran di kampung halaman, tentu saja memiliki arti tersendiri bagi masyarakat perkotaan yang berasal dari berbagai daerah asal. Kota besar menjadi tempat mengadu peruntungan bagi banyak orang. Hari besar pun hari libur nasional, dirayakan dengan cara saksama meski tak selalu sama cara satu dan lainnya.

Di hari yang penuh makna itu, tentu sebagian besar masyarakat akan bertemu dengan segenap famili dan handai taulan. Kerabat senasib di rantau, ataupula teman-teman lama yang sudah belasan tahun tak bertemu, kemudian saling bertukar cerita dan berbagi oleh-oleh. Ini telah menjadi pemandangan lazim yang sungguh menyentuh sisi terdalam manusia manapun yang memaknainya.

Mengingat hari lebaran tinggal menghitung hari, ada baiknya bagi sedulur kretekus yang belum mudik perlu mengingat dan mematuhi beberapa hal penting ini. Belajar dari yang sudah-sudah, sebagai sesama perokok, ada hal-hal spesifik dan perlu kita perhatikan agar mudik lebaran tetap menyenangkan dan tambah padat makna.

Pertama, sebagai perokok tentu kita tahu kebutuhan yang tak bisa kita lewatkan adalah rokok. Selain beberapa hal utama terkait kebutuhan sandang maupun finansial. Sebisa mungkin siapkan stok rokok di perjalanan dengan pertimbangan sesuai kebutuhan kita. Meski memang, jika perjalanan mudiknya lewat jalur tol akan ada banyak rest area yang bisa disambangi.

Baca Juga:  Phoenam Poenya Cerita: Persinggahan Bagi Perokok Sehabis Melaut

Di rest area juga tersedia rokok reguler yang biasa ada di pasaran. Tetapi biasanya, dari sisi harga jelas bedanya dengan di warung langganan dekat rumah. Maklum lah ya, rest area itu kan terbilang destinasi khusus. Kalau harganya agak mahal ya wajar sih. Untuk itu, daripada harus beli stok rokok di destinasi semacam itu, ya sebaiknya sudah menyiapkan setok dari rumah.

Kedua, jangan lupa bawa korek api lebih dari satu buah. Bukan apa-apa, tahu sama tahu lah, manusia itu banyak teledornya ketimbang mengingat Dia yang tersayang, tsaaaah. Tak hanya perokok sih, manusia manapun, kalau lagi di situasi ramai atau sedang seru ngobrol, suka kesambar setan lupa. Ada saja yang luput, contoh kecilnya ya itu korek api.

Ditambah lagi, kita juga sama-sama tahu, sebagian besar perokok punya bakat yang dikenal curanrek. Meski, sejatinya bukan diniatkan untuk mencuri sekalipun, katakanlah hanya karena terbawa suasana hingga lupa mengembalikan korek. Iya lantas saja, tuduhannya cu-ran-rek. Deuh. Kadang Cuma bisa nyegir saya tuh kalau sudah kena tuduh gitu, hehe. Intinya, bawa cadangan korek yang banyak. Tapi gak harus juga sat utas isinya korek semua. Ente mau pulkam apa jualan korek tuh, wiahahah…

Ketiga, ini juga jagan sampai luput jadi perhatian. Siapkan asbak portable untuk menemani proses sebats saat di peristirahatan. Kalau sampai lupa, iya bisa saja sih bikin sendiri ya dengan cara praktis memanfaatkan benda sekenanya, entah itu gelas air kemasan yang sudah kosong atau lainnya.

Intinya, benda yang satu ini, walaupun ukuran kecil ya sangat berarti sekali untuk menunjang kebersihan tempat di sekitar kita merokok. Sebagai perokok santun, keasadaran untuk menjaga lingkungan tetap bersih menjadi cermin sikap yang setidaknya dapat menepis anggapan kalau perokok itu jorok. Eits, jangan salah. Perokok santun punya itikad mulia dalam memaknai pilihan dewasanya sebagai perokok.

Baca Juga:  Pemanfaatan Sampah Rokok

Keempat,  sebelum berangkat mudik, cek ulang barang-barang utama yang sudah masuk tas. Jika perlu, iya ada selembar catatan daftar perlengkapan yang dibawa. Jadi, kayak lagi ngabsenin pasukan gitu deh. Perlengkapan mandi. Ada sudah. Baju koko dan sarung baru. Yak aman. Perlengkapan kongkow, sun block, head set, topi taktikal, dst. Okesyip.

Oleh-oleh buat keponakan atau kerabat di kampung, jangan sampai kelewat juga tuh. Iya, setahun sekali toh, waktunya berderma buat keluarga besar. Apalagi selama pandemi dua tahun lalu belum bisa mudik.

Haiya, terakhir, ini juga tak kalah penting untuk diperhatikan. Cek dan ricek lagi, kompor, listrik, anabul kesayangan, jangan sampai ada jemuran tercecer di luar rumah juga. Jangan meninggalkan rokok dalam keadaan menyala di asbak. Pastikan kalau sudah selesai, ya betul-betul sudah tidak ada baranya lagi. Kalau itu semua sudah, ingat juga, untuk tidak merokok saat berkendara. Ayahab alias bahaya, Bos. Tambah dicap jelek aja nanti perokok lainnya, cuma gara-gara ulah satu dua gelintir perokok berlaku konyol. Sudah itu dulu, selamat merayakan lebaran di kampung halaman. Salam buat keluarga senasib seperjuangan.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *