Nongkrong bersama teman di sebuah coffeshop akhir-akhir ini memang sudah menjadi tren. Jika saya ingin berkunjung ke sebuah coffeshop, hal yang pertama saya perhatikan adalah soal tempat dan kenyamanan. Apakah di kafe tersebut terdapat ruang merokok yang nyaman atau tidak, kalau tidak, saya pasti akan mencari tempat lain.
Bukan apa-apa sih, hanya saja kalau sedang berkunjung ke kafe pasti kita akan menikmati aktifitas di tempat tersebut. Kalau di kafe tersebut tidak disediakan ruang merokok oleh pemiliknya, saya rasa ada sesuatu yang hilang.
Sebuah ketledoran bagi siapa saja pemilik kedai kopi yang tidak menyediakan ruang merokok. Bagi saya, minum kopi dan merokok itu merupakan aktifitas yang tidak bisa dipisahkan oleh apapun. Jika boleh diibaratkan, kopi dan rokok itu ibarat Romeo dan Juliet; pasangan ideal.
“Hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbunga,” kata Cesar YKS. Tapi bagi saya, kopi tanpa rokok itu ibarat taman yang yang berbunga, namun ketutup oleh alang-alang. Kita tentu tidak bisa menikmati pemandangan taman yang begitu indah jika ketutup oleh alang-alang yang sangat tinggi dan lebat.
Bagaimana caranya menikmati secangkir kopi bila tidak ada rokok di sampingnya? Apalagi saat kita berada di coffeshop seringkali bukan hanya untuk menikmati suasana, namun juga untuk bertemu kawan-kawan membahas weton atau kisah hidup lainya.
Jika ngomongin tempat ngopi di daerah saya tinggal, yaitu Jogjakarta, justru coffeshop yang ramai dan tak lekang oleh jaman adalah yang semua ruangannya itu merupakan ruang bebas asap rokok, artinya semua ruangan boleh untuk melakukan aktifitas merokok. Sebut saja, Bento Coffe atau Kobessah Kopi. Dua tempat ini merupakan tempat tujuan bagi mahasiswa yang ingin mabar mobile legend, mengerjakan skripsi, atau bahkan untuk tempat menginap. Ya di coffeshop tersebut saya sering menjumpai orang yang tidur beralaskan kursi dan berselimut sarung.
Coffeshop tersebut memang tidak buka 24 jam, hanya buka sampai pukul kurang lebih 2 dinihari. Namun pemilik tempat tersebut memberi ijin bagi siapa aja yang ingin tidur di kedainya. Hanya kalau sudah jam tutup, kita tidak bisa memesan minuman atau makanan, hanya bisa menikmati kopi yang sudah kita pesan.
Sungguh nikmat mana yang engkau dustakan, wahai sobat kretekus?
Saya hanya ingin berpesan bagi para pemilik kedai kopi, mengapa menyediakan ruang merokok di kedai kopi anda itu menjadi penting. Pertama, sebagian pengunjung coffeshop itu merupakan laki-laki dan sebagian besar laki-laki itu merokok. Jadi tidak ada ruginya jika menyediakan ruang merokok, justru keuntungan yang lebih jika anda mampu menyediakan dan memberikan fasilitas yang baik. Orang pasti akan mengunjungi tempat anda lagi, lagi, dan seterusnya.
Kedua, adalah jangan sampai memisahkan kenikmatan sebuah kopi dan rokok. Walaupun anda tidak merokok, tidak ada masalah. Sediakan saja untuk pelangganmu yang setia. Seringkali pengunjungmu itu bukan hanya menikmati suasana keindahan tempatnya saja, namun ada yang sibuk bekerja dengan laptopnya, konsentrasi push rank bersama teman dan obrolan serius dengan sahabat tentang masa depan.
Alangkah indahnya menikmati suasana ditemani kopi dan rokok sambil melakukan aktifitas tersebut. Sebuah kenikmatan yang hakiki dan belum tentu kita bisa rasakan di tempat yang lain.
- Rumah Sakit Tembakau Deli, Satu-satunya Rumah Sakit yang Pakai Kata Tembakau - 29 December 2023
- Ketakutan Bea Cukai Riau Membongkar Gudang Rokok Ilegal - 20 December 2023
- Industri SKT Tidak Sekadar Tembakau, tapi Mata Rantai Ekonomi - 14 December 2023
Leave a Reply