Press ESC to close

Hasil Panen Tembakau dan Pengaruh Cuaca

Cuaca bagi petani merupakan faktor penentu hasil panen tembakau. Kontrol atas air pada pada lahan tembakau ini menuntut perhatian ekstra. Dan hujan menjadi satu faktor yang kerap menimbulkan dilema. Sedikit saja dari yang saya pahami, tanaman tembakau ini tergolong vegetasi yang tidak membutuhkan air berlebih.

Jika curah hujan yang terlampau tak tentu menimpa lahan tembakau, sudah bisa dipastikan hasil panen tidak akan memuaskan. Tembakau seperti juga tanaman vegetasi lainnya, ya membutuhkan air, namun tidak lebih juga tidak kurang.

Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman juga merupakan bahan penyusun utama protoplasma sel. Di samping itu, air adalah komponen utama dalam proses fotosintesis, pengangkutan asimilasi hasil proses ini ke bagian-bagian tanaman, ini hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman.

Dengan peranan tersebut, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan produksi biomase tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan menguap melalui stomata atau melalui proses transpirasi.

Dalam konteks kebutuhan air pada lahan tembakau, petani harus dapat mengontrol saluran air, gunanya untuk menjaga kadar air pada tanaman tembakau. Sebab apabila tanaman tembakau mendapatkan kelebihan air, maka pertumbuhannya tidak akan maksimal.

Sebagai informasi tambahan, dari sisi rumus kebutuhan hara, semua tanaman membutuhkan sedikitnya 12 unsur hara. Baik makro dan mikro (N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Zn, Mn, Cu, B, Cl dan Mo) agar tumbuh optimal, begitupula hara yang dibutuhkan pada tanaman tembakau. Untuk memenuhi kebutuhan hara pada tembakau, dapat dipenuhi melalui pemanfaatan pupuk secara tepat.

Tentunya, masing-masing unsur hara memiliki peranan dan fungsi tersendiri dalam proses pertumbuhan tanaman. Meski umumnya membutuhkan 12 unsur hara, ada beberapa tanaman yang sensitif terhadap unsur hara tertentu.

Misalnya, durian, kentang, nanas, cabai, anggur, stroberi, jeruk, selada, bawang merah, kopi, apel, tomat, dan kubis. Tanaman-tanaman tersebut sensitif terhadap unsur hara Klor (Cl). Cl sendiri adalah salah satu mikro esensial yang berperan dalam proses fotosintesa untuk pembentuk energi (ATP) pada tanaman. Unsur hara ini dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit.

Di Jawa Timur, para petani tembakau dianjurkan oleh penyuluh untuk sedapat mungkin menghindari penggunaan pupuk jenis KCL. Karena pupuk jenis ini dapat merusak daya bakar daun. Demikian pula dengan dosis pupuk yang digunakan supaya sesuai anjuran.

Baca Juga:  Kiat Petani Menyiasati Panen Tahun Ini

Seperti jenis ZA antara 200-300 kilogram perhektare, jenis Superphos (SP38) dianjurkan 150-200 kilogram perhektare dan jenis ZA anjurannya 150 hingga 175 kilogram setiap hektare.

Limpahan air hujan yang berlebih, bahkan tak menentu, sangat berisiko bagi pertumbuhan tembakau dan hasil panen.  Sebagaimana kita ketahui, sejak perubahan iklim menghantui bumi, cuaca semakin sukar diprediksi.

Musim hujan di tiap tahun di Indonesia kian tak tentu pula, ini berdampak pada pertanian tembakau seperti yang dialami para petani di Probolinggo akhir-akhir ini. Harga jual tembakau tidak selalu sama di tiap panennya.

Sekurangnya, terdapat tiga kali dalam setahun panen terjadi, dianggap beruntung jika dapat empat kali panen. Biasanya, pada panen terakhir itulah kualitas daun dihargai lebih tinggi. Sekali lagi, curah hujan yang tidak menentu pada akhir-akhir ini sering kali menjadi keluhan petani tembakau di berbagai daerah.

Namun sejatinya, kekurangan air juga berisiko mengganggu keseimbangan kimiawi dalam tanaman, dalam konteks ini tembakau. Berakibat pada berkurangnya hasil fotosintesis atau semua proses fisiologis berjalan tidak normal.

Apabila keadaan ini berjalan terus, maka akibat yang terlihat, tanaman tampak kerdil, layu, produksi rendah, kualitas turun dan sebagainya. Pengaruh kekurangan air pada tanaman tembakau dapat ditengarai sejak bermulanya pembentukan daun, luas daun dan jumlahnya maupun terhadap perkembangan luas sel-sel palisade pada daun-daun yang sedang mulai berkembang tersusun atas 5 lembar per tanaman sampai dengan periode pertumbuhan.

Selanjutnya, bahwa laju pembentukan daun pada tanaman yang kebutuhan airnya terpenuhi adalah konstan setiap saat, bila dibandingkan dengan yang mengalami kekurangan air proses reduksinya sangat cepat.

Ya, untuk mencukupi kebutuhannya, tanaman mengambil air dari tanah, tetapi tidak semua air yang berada dalam tanah dapat digunakan oleh tanaman. Air tanah terbagi tiga klasifikasi, yakni air higrooskopis, air kapiler dan air gravitasi.

Dari ketiganya, air kapiler dan air gravitasi digunakan oleh tanaman pada batas tertentu saja. Tanaman yang cukup air, stomata dapat dipertahankan selalu membuka untuk menjamin kelancaran pertukaran gas-gas di daun termasuk CO2 yang berguna dalam aktivitas fotosintesis, aktivitas yang tinggi menjamin pula tingginya kecepatan pertumbuhan tanaman.

Kemampuan tanaman tembakau untuk mempertahankan kandungan air yang cukup, maka pada daun bagian bawah menentukan kecilnya jumlah daun yang menjadi kering (krosok). Pada tanah tegalan yang relatif kering, pemberian air yang lebih sedikit mendorong pertumbuhan akar yang lebih dalam sehingga mampu menjangkau tanah yang lebih luas.

Baca Juga:  Rekomendasi Rokok Enak dan Murah untuk Tahun 2021

Pada keadaan demikian, tanaman akan mampu mengekstrak air dari volume tanah yang lebih dalam dan luas, sehingga mampu menyediakan air lebih banyak untuk mendukung daun-daun di bagian bawah tidak cepat kering.

Tanaman tembakau yang mendapatkan air lebih dapat mengembangkan luas daun yang lebih besar. Penghentian pemberian air pada umur 60 hari, yaitu pada saat keadaan cuaca sangat kering dan panas dimana panen daun tembakau dilakukan pada umur 71 hari, mengakibatkan evapotranspirasi  yang tinggi.

Pada keadaan semacam itu, tanaman kurang mampu mempertahankan daun bagian bawah sehingga daun mengering. Kualitas daun tembakau meningkat dengan makin meningkatnya pemberian air. Namun sebetulnya belum diketahui kebutuhan air untuk tembakau agar menghasilkan kualitas sesuai dengan permintaan pabrik rokok.

Misalnya perusahaan Gudang Garam dan Djarum, keduanya lebih menyerap panen tembakau yang dihasilkan dari tanah yang relatif kering. Dengan bergesernya selera konsumen rokok, akhir-akhir ini pasar menghendaki rokok yang ringan.

Atas dasar inilah, kemudian mendorong pabrik rokok mencari tembakau yang lebih cerah, walaupun aromanya kurang kuat. Keadaan ini dapat dicapai dengan pemberian air yang cukup. Namun, akan menjadi tidak maksimal hasilnya jika debit hujan melampaui kebutuhan.

Kekurangan air secara berkelanjutan, juga akan menghambat perkembangan daun yang dipanen, sehingga berpengaruh terhadap hasil dan kualitas. Daya bakar, ketebalan, tekstur dan elastisitas daun mempunyai nilai rendah, karena perkembangan sel per unit luas daun terbatas, serta komposisis secara kimiawi juga rendah, yaitu perbandingan kandungan gula dengan nitrogen dan gula dengan nikotin rendah.

Jadi, perubahan komposisi secara kimiawi dalam daun itu dipengaruhi oleh perbedaan atas jumlah air yang diterima pada tiap lahan tembakau, juga tergantung secara langsung terhadap penyerapan nitrogen. Karena kualitas daun tembakau di pasaran, sangat ditentukan oleh hasil metabolisme nitrogen dan karbohidrat, serta kandungan nikotin sangat dipengaruhi oleh air yang didapat pada tanaman tembakau.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *