Setiap malam setelah shalat tarawih saya dan kawan-kawan biasanya nongkrong di Pos dekat gang. Aktivitas ini memang rutin dilakukan tiap malam meski bukan bulan puasa, sekalian ngeronda. Setelah bergelut seharian dengan kerjaan, haha-hihi bareng teman sambil klepas-klepus memang jadi pilihan bagus.
Semua asik mengobrol sampai ada salah seorang kawan yang datang lalu menaruh rokoknya di tengah-tengah. Dubai merek rokoknya. Murah, sebungkus cuma ceban, kata teman saya. Perbincangan seputar rokok-rokok murah pun mewarnai obrolan kami malam itu.
“Rokok makin mahal bre, Gepe sekarang udah 25” katanya. Ya memang benar, kenaikan rokok memang membuat banyak perokok pusing. Tak heran jika banyak orang beralih ke rokok yang lebih murah salah satunya teman saya. Turun kasta gapapa, yang penting bisa tetap ngebul begitulah kira-kira.
Malam minggu berikutnya banyak sudah bukan satu orang yang merek rokoknya aneh, hampir sebagian dari kami yang beralih ke rokok dengan nama-nama aneh. Bukan cuma Dubai, ada juga Luffman, Dalil, Gudang Gaman dan lain-lain. Rokok-rokok aneh ini kemudian semakin eksis di tongkrongan kami.
Pertanyaan kemudian muncul. Kenapa sih banyak merek rokok bermunculan? Jawabannya jelas, hal ini terjadi karena adanya kenaikan cukai rokok. Harga rokok yang otomatis naik karena cukai naik ini membuat peredaran rokok ilegal makin tak terbendung.
Faktor kedua terjadi karena regulasi yang semakin diperketat. Ya, Indonesia memang termasuk negara yang sangat ketat terkait pengendalian produk tembakau terutama produk rokok. Regulasi yang berdampak pada penurunan jumlah produksi besar-besaran dan menjadi celah bagi produsen rokok ilegal sehingga banyak beredar di pasaran.
Produsen rokok-rokok ilegal sangat diuntungkan lalu dapat dengan mudah membuat merek-merek rokok ilegalnya. Rokok yang dikemas sedemikian rupa hingga menyerupai brand-brand besar lalu masuk pasar gelap dan menjualnya.
Selain itu tingginya permintaan juga memperlancar arus rokok ilegal. Apalagi setelah cukai naik seperti sekarang. Perokok, dalam keadaan ini, bersiasat mencari rokok dengan harga miring namun rasa tetap enak. Urusan legal atau ilegal mah nomor sekian, yang penting bisa tetep ngerokok dan ngebul.
Ada banyak merek-merek rokok ilegal yang bisa dengan mudah ditemui dimana-mana karena permintaan yang tinggi dari pasar. Saat sudah begini keadaanya, apa langkah yang dilakukan para pemangku kebijakan? Toh setelah kena operasi pun, saya yakin hal ini tetap sulit diberantas dan pertumbuhannya sampai sekarang malah makin pesat.
Sebagai orang yang sadar soal itu, saya juga memberi tahu teman-teman terkait rokok-rokok ilegal ini dan memberi tahu rokok murah yang legal seperti Djarum 76 Madu Hitam, Gudang Baru Premium, Rokok Juara dan lain sebagainya. Setelahnya ada yang mengikuti saran, ada yang tingwe dan ada yang tetep beli rokok ilegal.
Mau bagaimana lagi yang penting sudah memberi tahu bagusnya seperti apa. Lagian saya juga ngga bisa memaksa. Paling tidak secara pribadi, dengan penuh kesadaran, saya menghindari beli rokok ilegal. Saya harap kretekus yang lain juga sebisa mungkin membeli rokok murah namun legal.
- Menolak HTTS, Menyemai Kehidupan dalam Etos Urip Kuwi Urup - 31 May 2023
- 3 Rekomendasi Rokok Kemping Paling Asik - 28 May 2023
- Rokok Dewa 19, Serius Jualan atau Cuma Gimmick? - 17 May 2023
Daftar Harga Rokok 2023 di Indomaret bulan Februari
Rekomendasi Rokok Low Tar Low Nicotine Tahun 2023, Cocok Untuk Pemula!
Wajib Coba! 5 Rokok Murah Enak di Tahun 2023
Review Rokok Win Click Berry Capsule: SKM LTLN Berry Capsule Dengan Harga Ekonomis
Hukum Fikih Rokok dan Merokok
Memahami Isarat-Isarat Mereka yang Non-Perokok
Jangan Ngomong Negatif Soal Kretek Kalau Tidak Tahu Siapa yang Berkepentingan
Menghargai Non-Perokok di Ruang Sempit