Memasuki bulan Juni kemarin, fenomena El Nino kembali menyerang tanah Indonesia. Sudah berlangsung sekitar 3 bulan, fenomena El Nino membawa berbagai dampak bagi pertanian di Indonesia baik keuntungannya maupun kerugiannya. Dalam pertanian tembakau, fenomena El Nino lebih banyak menguntungkan bagi para petani. Sebab tanaman tembakau merupakan tanaman yang tidak banyak butuh air, dan malah akan berkualitas jelek jika terlalu banyak air.
El Nino sendiri merupakan fenomena alam yang ditandai dengan gejala musim kemarau yang berkepanjangan. Hal ini disebabkan ketika permukaan air di Samudera Pasifik menjadi lebih hangat dari biasanya. El Nino menyebabkan berbagai perubahan pola cuaca yang berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah.
Selain pengaruh kondisi tanah, jenis tanaman, atau waktu menanam, Iklim dan cuaca merupakan faktor paling penting dalam budidaya pertanian di wilayah manapun. Iklim dan cuaca akan berdampak serius terhadap penyediaan cahaya ataupun suhu lingkungan sekitar untuk bertanam. Maka dari itu, El Nino adalah kondisi alam yang harus dipelajari dengan baik oleh para petani.
Cuaca yang panas adalah kondisi terbaik untuk menghasilkan tembakau yang bermutu. Sedangkan, cuaca hujan atau suhu yang lembab akan membuat tanaman tembakau mudah mengalami pembusukan. Terlebih saat proses pembibitan, cuaca yang lembab dapat menyebabkan pembusukkan pada biji tembakau. Saat musim tanam pun jika terjadi hujan turun, maka akan menyebabkan tanah menjadi lembek dan mengakibatkan tanaman tembakau membusuk sebab terendam air.
Selain tembakau, tanaman jagung juga termasuk salah satu tanaman yang akan dirugikan jika terjadi curah hujan yang berkepanjangan. Berbeda dengan tanaman pangan, El Nino akan berdampak buruk, yakni pengurangan jumlah produksi dan gagal panen akibat minimnya sumber air bagi tanaman pangan tersebut.
Jenis tanah yang terkena sinar matahari secara langsung atau tidak langsung (terhalang bukit, dll) juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi kualitas tembakau. Inilah mengapa El Nino begitu berdampak bagi budidaya tanaman tembakau.
Tanah yang langsung menghadap sinar matahari akan menghasilkan daun tembakau yang bertekstur lebih tipis dan tidak kaku. Nah, kandungan nikotin pada daun tembakau dari jenis tanah yang langsung menghadap sinar matahari akan lebih banyak daripada yang jenis tanah yang terhalang sinar matahari. Semakin banyak kandungan nikotinnya, semakin berkualitas juga tembakaunya. Walaupun dari segi harga jual tidak akan terpaut jauh.
Musim panen tembakau biasanya dilakukan pada bulan Juli hingga Oktober. Saat musim panen/proses pemetikan dilakukan setiap 3-4 hari sekali. Cuaca terik adalah cuaca yang ideal. Namun, jika perkiraan cuaca mendung, proses pemetikan lebih baik ditunda.
Umumnya proses pemetikan dilakukan sekitar pukul 08.00-11.00 WIB, karena di jam itu biasanya tanaman sudah kering dari embun. Dikhawatirkan jika embun masih menempel di tanaman, embun akan masuk meresap ke dalam daun melalui bekas petikan daun. Inilah yang menyebabkan tanaman tembakau bisa cepat membusuk.
Dari proses penanaman hingga ke tangan konsumen, perawatan tanaman tembakau memang lebih banyak memerlukan bantuan cahaya matahari. Hasil panen tembakau pun juga lebih maksimal ketika fenomena El Nino berlangsung. Walaupun di beberapa kasus seperti pertanian tembakau di daerah Karanganyar, Jawa Tengah, El Nino malah menyebabkan tembakau mengalami pertumbuhan yang terhambat dikarenakan sumber air yang mengering sehingga tanaman tembakau tidak mendapatkan nutrisi dari air dengan baik.
Akhirnya, petani harus melakukan penggalian sumur untuk mendapatkan sumber air yang cukup bagi tanaman tembakau.
- 4 Oleh-oleh Rokok yang Cocok dari Kretekus untuk Teman Kerja - 14 April 2024
- 4 Rekomendasi Rokok yang Cocok untuk Sajian Lebaran - 13 April 2024
- 4 Waktu yang Tepat Menikmati Rokok saat Idul Fitri - 10 April 2024
Leave a Reply