Press ESC to close

Ramadan Membuktikan Kalau Rokok Bukan Candu

Dalam Ramadan ini, ada pembuktian dari perokok bahwa rokok itu bukan candu.

Di antara berbagai banyak barang yang legal, rokok menjadi barang yang kerap disudutkan. Berbagai narasi digelontorkan seakan ingin menyingkirkan rokok. Seolah barang ini adalah sesuatu yang nista. Seolah barang ini harus lenyap dari bumi ini.

Berbagai narasi pun lebih tepatnya tuduhan selalu dilimpahkan kepada rokok. Seperti halnya rokok adalah barang yang mengandung zat adiktif dan membuat candu. Padahal itu jelas keliru.

Karena Kalau kita berbicara candu, maka kita ada di perspektif barang yang memiliki ketergantungan. Ketika tidak menggunakan barang tersebut maka ada efek buruk yang akan dialami. Seperti misal kecanduan narkoba, maka akan sakau atau kejang-kejang ketika tidak menggunakannya.

Nah apakah hal itu berlaku juga bagi rokok? TENTU TIDAK KAN!! Ini bukan pembenaran, ya. Tapi faktanya memang demikian. Karena setiap orang memiliki takaran masing-masing dalam merokok. Ada yang sehari sebungkus ada yang kurang dari itu, dan lain sebagainya. 

Saya pun memiliki beberapa teman yang mereka adalah perokok tapi hanya menghabiskan beberapa batang saja dalam sehari. Bahkan ada juga yang beberapa hari tidak merokok lalu merokok lagi. Begitu seterusnya.

Baca Juga:  Keikutsertaan Kepala Daerah Antirokok dalam Pembentukan Perda KTR

“Tapi kan nggak banyak ya perokok kayak di atas,” Iya. Saya sepakat kalau ada yang bilang begitu. Karena sekali lagi orang merokok itu punya takaran masing-masing. Tapi pada intinya masing-masing perokok bisa menahan dirinya untuk tidak merokok. Pun ketika melakukan itu mereka tidak kenapa-napa. Jadi mereka sama sekali tidak kecanduan rokok.

Bukti Bahwa Rokok Bukan Candu

Saya kasih bukti yang kita semua melihatnya dan mungkin mengalami langsung. Adalah ketika puasa Ramadan. Coba bayangkan para perokok di bulan Ramadan ini bisa lho menahan dirinya untuk tidak merokok selama kurang-lebih 14 jam. Mereka tidak lantas terkena hal-hal yang tidak diingatkan. Aman-aman saja. Pun banyak kok di antara mereka yang juga menjalankan rutinitasnya sendiri-sendiri secara normal, entah bekerja, kuliah atau yang lainnya.

Saya pun begitu. Ketika selain bulan Ramadan memang saya kalau bangun tidur tidak membutuhkan waktu lama untuk membakar rokok. Minum beberapa gelas air putih kemudian merokok sebentar lalu beraktivitas sesuai jadwal. 

Baca Juga:  Juergen Klopp dan Kisah Rahasia tentang Rokok

Nah berbeda ketika Ramadan ini saya bangun tidur biasanya langsung beres-beres untuk berangkat kerja. Tidak lantas saya mencari-cari rokok karena posisi saya sedang puasa. Dan pengalaman saya bertahun-tahun begitu saya tidak kenapa-napa. Tidak lantas ada yang aneh dengan diri saya. Biasa saja.

Padahal kalau kita amini rokok adalah candu. Tidak mungkin kita bisa berpuasa sehari penuh. Oleh karenanya, tuduhan yang mengatakan bahwa rokok itu candu telah terbantahkan dan tuduhan itu jelas  keliru. Itu adalah akal-akalan orang yang benci atau anti rokok saja untuk menjatuhkan barang legal ini. Karena pada akhirnya menahan diri untuk tidak merokok adalah hal yang biasa saja. Tidak kenapa-kenapa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *