Search
Bentoel

Bentoel dan Dua Zaman yang Berbeda

Ong Hok Liong benar-benar bertaruh dengan intuisinya. Ia menamai perusahaan rokoknya
dengan nama Bentoel berkat mimpi saat beristirahat dalam perjalanan panjang berziarah ke
Gunung Kawi. Nama perusahaan itu kemudian besar, produknya berbeda dan terkenal seantero
Indonesia, hingga wanginya tercium sampai ke ruangan pemimpin British American Tobacco.

Kala itu Bentoel adalah sebuah kearifan lokal. Perlu anda ketahui, Bentul merupakan tanaman
talas dalam bahasa Jawa. Tanaman ini mudah ditemui dan menjadi panganan bagi masyarakat
pada umumnya. Selain intuisi dan mimpi, mungkin Ong Hok Liong ingin perusahaan dan
produknya dekat bagi masyarakat.

Benar saja kemudian Bentoel menjadi produsen kretek terbesar keempat di Indonesia. Kejayaan
itu bukan tanpa perjuangan. Saat Jepang menjajah nusantara, Ong Hok Liong harus
menghentikan produksi dan dilanjutkan kembali setelah merdeka.

Konon kabarnya, Bentoel juga menjadi pelopor modernisasi industri rokok di Indonesia. Tahun
1951, mereka sudah memiliki mesin perajang. Lalu pada 1968 perusahaan yang berasal dari
Malang ini juga sudah memiliki produk sigaret kretek mesin, lebih dulu dari perusahaan lainnya.
Pada akhirnya Bentoel juga mencatatkan sejarah lainnya. Mereka menjadi produsen rokok kedua
di Indonesia yang akhirnya diakuisisi oleh kepemilikan asing. Pada 17 Juni 2009, British
American Tobacco membeli 85% saham perusahaan dengan harga tinggi, yaitu 837 rupiah per
saham.

Baca Juga:  SPG Rokok, Penyambung Lidah Pabrikan dan Perokok

Rajawali group sebagai pemilik Bentoel saat itu mendapatkan keuntungan sebesar 3,35 triliun
dari hasil penjualan. Dari perspektif bisnis, hal tersebut tentu menguntungkan, tapi bisa jadi
berbeda dari sudut pandang lain, sejarah dan kebudayaan misalnya.

Pembelian Bentoel oleh BAT memungkinkan industri hasil tembakau asli Indonesia bakal
dimiliki oleh asing. Pada Agustus 2017 silam, dua anak perusahaan Gudang Garam, juga
akhirnya jatuh di pelukan Japan Tobacco Internasional.

Berpindah kepemilikan juga bermakna perubahan produksi, citarasa, dan langgam sebuah
perusahaan. Bentoel Biru setidaknya sudah memberi bukti tentang hal tersebut. Ia pernah jadi
produk kesayangan dan kemudian tersisih setelah pemilik baru datang. Akankah banyak kretek
di Indonesia juga akan seperti demikian? Mari kita tanyakan pada dan tembakau yang
bergoyang.

Indi Hikami