Press ESC to close

Menu Buka Puasa Versi Perokok

Ramadan sebagai bulan suci bagi umat islam, dikenal luas tidak hanya berisi kewajiban berpuasa. Ada beberapa laku ibadah lainnya yang turut melengkapi nilai-nilai puasa. Termasuk adanya pernak pernik buka puasa perokok yang telah menjadi bagian dari budaya.

Pada bulan ini pula, terdapat kebiasaan perokok yang berpuasa dalam memaknai asupan setelah puasa. Berbuka puasa atau yang disebut juga iftar, merupakan momen perjamuan yang sakral. Di saat itulah batas waktu orang berpuasa melepas proses menahan lapar dan hausnya.

Terdapat beragam pernak-pernik menu berbuka yang lazim dikenal di masyarakat Indonesia. Sebagian besar merupakan menu sederhana yang memiliki citarasa serba manis. Tentu saja citarasa manis ini bukan tanpa alasan bagi kelangsungan tubuh.

Jika kita merujuk pada penjelasan Dokter Spesialis Gizi Klinik, Johanes Chandrawinata, ia menyatakan asupan makanan manis ketika berbuka puasa itu berfungsi mengembalikan gula darah yang sempat turun selama berpuasa.

Selain kadar gula darah yang turun, tubuh juga kehilangan cairan saat melaksanakan puasa. Sehingga makan makanan manis sangat dianjurkan. Jadi, kita tak perlu heran jika sebagian besar menu iftar berisi hidangan yang serba manis. Tak beda halnya yang tersedia pada menu berbuka kalangan perokok.

Sebut saja kolak pisang dan es buah, puding dan kurma, hidangan semacam itu sudah lazim menghiasi suasana berbuka di banyak daerah di Indonesia. Pada bulan ramadan, budaya menyediakan jenis hidangan semacam ini juga menimbulkan fenomena ekonomi di pasaran. Banyak pedagang ‘kambuhan’ yang menjual menu hidangan berbuka atau yang biasa disebut takjil.

Tidak hanya panganan yang serba manis, beberapa kudapan lokal lainnya juga tersedia di pasaran. Dari sisi citarasa, berbeda dengan jenis hidangan yang serba manis itu. Terdapat kudapan berupa risol, pastel, lontong, bakwan, ataupula tempe maupun tahu goreng.

Baca Juga:  Menyiasati Pengeringan Tembakau di Ruas Proyek Tol

Namun, menurut referensi kesehatan yang dijelaskan pada laman halodoc, jenis kudapan asin berupa gorengan sangat tidak dianjurkan. Pasalnya, gorengan dapat menjadi faktor utama penyebab timbunan lemak. Kandungan kolesterol pada minyak yang dipakai menggoreng akan membuat aliran darah tersumbat.

Selain itu, gorengan juga dapat menganggu sistem pencernaan. Produk gorengan ini memiliki banyak kandungan garam, sehingga rasanya asin. Makanan asin dapat membuat tubuh kita menahan air atau retensi cairan dan menyebabkan kembung.

Cairan yang terikat oleh zat garam inipun membuat tubuh menjadi dehidrasi, sehingga tubuh akan mempertahankan lemak dan racun di dalam tubuh akibat kekurangan cairan. Ini satu penjelasan ilmiah dan bermanfaat yang patut dijadikan acuan dalam memaknai asupan saat berbuka puasa.

Asupan manis saat berbuka puasa, oleh para ahli lebih dianjurkan lantaran makanan atau minuman manis adalah sumber kalori yang akan cepat dan mudah diolah oleh tubuh. Selain itu, hidangan yang serba manis itu akan cepat meningkatkan kadar gula di dalam darah, sehingga proses metabolisme tubuh akan kembali. Dengan begitu, tubuh akan semakin bersemangat dan terhindar dari rasa lemas.

Tak heran jika kemudian, kurma dan air mineral menjadi menu berbuka utama yang secara referensi keislaman dianjurkan. Oleh sebab, kurma mengandung mineral tinggi, glukosa, dan fruktosa sebagai gula utama sehingga baik untuk kebugaran tubuh.

Dari penjelelasan ilmiah tersebut, urusan buka puasa perokok juga mengisyaratkan adanya budaya masyarakat yang otentik. Terlepas dari perkara hidangan yang menyebut adanya risiko kesehatan, itu jika kita berbuka puasa tanpa pemahaman yang cukup.

Baca Juga:  Sejarah Singkat Tembakau Virginia Flue Cured

Para perokok adalah golongan yang sering dituding kecanduan terhadap rokok. Meski faktanya tidak. Banyak perokok yang melakoni ibadah puasa, terbukti mampu berhenti merokok selama menjalani puasa sepanjang hari. Tidak ada gejala atau reaksi tubuh layaknya orang kecanduan terhadap obat-obatan. Biasa saja.

Di kehidupan perokok, umumnya menu berbuka itu diawali dengan segelas air putih kemudian disusul dengan meneguk teh manis hangat atau minuman manis menyegarkan lainnya. Tidak jarang pula yang terbiasa melengkapi menu berbuka dengan segelas kopi, tentu setelah diawali meminum segelas air putih dan sepotong kudapan manis.

Barulah akan disusul dengan membakar rokok pertama. Tarikan demi tarikan akan sangat dihayati sepenuh hikmat. Tidak ada yang terlalu memberatkan pikiran perokok saat mereka menikmati produk legal yang kerap dicap negatif oleh kalangan kesehatan itu. Berlangsung begitu saja tanpa hambatan.

Menikmati produk kretek saat berbuka, bagi para penghayatnya merupakan bagian dari laku ibadah yang menegaskan adanya upaya menghidupi sumber pendapatan negara. Kretek adalah produk budaya yang di baliknya bermanfaat bagi kelangsungan ekonomi masyarakat yang bergantung hidup dari sektor kretek. Tidaklah berlebihan, jika produk kretek menjadi salah satu bagian dari menu berbuka di kalangan perokok.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *