Press ESC to close

Laki-laki Tidak Bercerita, Untung Masih Bisa Merokok hingga Mental Aman dan Tak Bunuh Diri

Laki-laki tidak bercerita, tapi muterin jalan ringroad Jogja. Laki-laki tidak bercerita, tapi mancing. Laki-laki tidak bercerita, tapi akhir bulan rokoknya jadi Dio Jambu.

Tren meme “Laki-laki tidak bercerita” pernah populer di akhir tahun 2024. Sebagian kontennya dibawa dengan nuansa humor, sebagiannya lagi dibawa agak melankolis.

Akan tetapi kalau diseriusi, justru tren itu menyimpan masalah serius. Pasalnya, dari penelusuran Tim Jurnalisme Data Kompas, lebih dari 1,4 juta laki-laki di Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental karena tekanan sosial di sekitarnya.

Entah itu lelaki yang menganggur, bekerja maupun sekolah, semuanya mengalami gangguan kesehatan mental. Persentasenya lebih besar daripada perempuan.

Menurut Psikolog dari Ibunda.id, Danti Wulan Manunggal, sebagian besar laki-laki memang tidak mudah mengungkapkan perasaannya. Mereka bahkan cenderung menyimpan hal itu sendirian.

Selain itu, hasil Studi Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) Amerika Serikat mengemukakan bahwa anak muda jauh lebih tak bahagia daripada generasi sebelumnya. Salah satu indikator penyebab tidak bahagianya adalah kesepian.

Laki-laki tidak bercerita, tak jadi bunuh diri setelah ditawari rokok dan kopi

Pada 2020, seorang pria di Padang mengurungkan niat bunuh diri setelah ditawari rokok. Awalnya, ia nekat naik ke atas tiang jembatan.

Baca Juga:  Gerbong Kereta Khusus Merokok adalah Hak

Usut punya usut, pria tersebut mengalami permasalahan cinta. Akibatnya, ia berniat lompat dari atas jembatan untuk mengakhiri hidupnya.

Berbagai upaya dilakukan supaya pria itu tidak melompat. Terlihat pria tersebut juga tidak takut dengan ketinggian. Bujukan berlangsung alot. Sampai akhirnya ada yang teriak akan memberi pria tersebut rokok dan uang senilai Rp50 ribu.

Ternyata itu berhasil. Pria itu turun. Tidak jadi mengakhiri hidupnya.

Contoh kasus kedua terjadi di tahun 2024. Pria di Banyuwangi nekat memanjat tower 40 meter usai putus cinta. Untungnya ia tidak jadi melompat setelah Damkar membujuknya dengan mengajak ngopi dan ngerokok sambil mendengarkan cerita pahit cintanya.

Meskipun rokok yang, oleh sebagian kalangan, dianggap buruk dan kerap disebut-sebut dapat memperpendek umur hidup, namun, dari dua kejadian tersebut yang terjadi justru sebaliknya.

Rokok memberikan harapan hidup lebih lama bagi mereka yang sedang dilanda masalah. Lagipula tidak semua masyarakat mampu pergi ke Psikolog dengan sekali konseling seharga ratusan ribu.

Juru Bicara Komunitas Kretek, Rizky Benang

Baca Juga:  Kampanye Negatif pada Produk Tembakau itu Nyata

BACA JUGA: Pemerintah Tak Mau Kasih Bansos ke Perokok: Rokok Dicap Biang Kemiskinan, Apa Kabar Janji 19 Juta Lapangan Pekerjaan?

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *