Press ESC to close

Keberadaan Rokok dalam Tradisi Petani di Pekalongan, Jadi Perantara agar Hasil Panen Berkualitas

Methik pari adalah acara syukuran yang untuk menghormati para leluhur dan memohon berkah serta keselamatan bagi masyarakat. Tradisi tersebut terpelihara luhur salah satunya di Desa Sidomulyo, Bojong, Pekalongan, Jawa Tengah.

Methik pari biasanya diadakan oleh masyarakat desa secara bersama-sama, sehingga memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas. Masyarakat yang berpartisipasi tidak dibedakan dari strata ekonomi dan sosialnya. Semua membaur menjadi satu.

Bahkan, dalam momen tersebut, sering kali jadi momen untuk berbagi makanan atau sumbangan materil lain kepada masyarakat yang membutuhkan.

Methik Pari di Pekalongan: Pendidikan untuk Menjadi Manusia

Dalam tradisi methik pari, masyarakat Desa Sidomulyo, Pekalongan, melakukan ritual yang terdiri dari berbagai tahapan. Seperti menyiapkan sesaji, memanggil leluhur, melakukan puja bakti, serta melakukan kenduri atau syukuran bersama.

Ketika syukuran itu lah pemberian masyarakat akan membagi makanan kepada masyarakat lain yang membutuhkan.

Itu lah sebabnya, tradisi methik pari dianggap sebagai sarana pendidikan untuk membentuk karakter adil, gotong royong, menghormati leluhur, dan berbagi rezeki kepada sesama.

Baca Juga:  Dua Tradisi Lebaran yang Kretekus Banget

Ikatan Gotong Royong dalam tradisi Methik Pari di Pekalongan

Setelah melewati rangkaian ritual dan kenduri, tahapan selanjutnya dari methik pari adalah ider-ider sawah. Yakni bercocok tanam dengan cara tradisional.

Ider-ider sawah biasanya berlangsung secara gotong royong, supaya kualitas dan hasil panen nantinya dapat dijaga dan dipantau bersama.

Selain itu, ider-ider sawah menjadi momen penting dalam kehidupan masyarakat Sidomulyo, Pekalongan, karena dapat memperkuat ikatan sosial dan kearifan lokal yang ada di daerah tersebut.

Rokok Menjadi Bagian Ritual untuk Merayu Dewi Sri

Methik pari ternyata juga tak lepas dari unsur rokok. Rokok biasanya menjadi bagian ritual. Biasanya akan dibungkus dengan klaras (daun pisang raja yang sudah kering).

Fungsi rokok dalam ritual ini tidak lain adalah pada asapnya. Dengan adanya asap rokok, harapannya tidak ada yang berani mengganggu padi yang akan dipanen.

Sementara penggunaan bungkus klaras, harapannya adalah supaya panen pisang raja nantinya tidak rusak.

Selain itu, rokok juga berfungsi untuk menghormati Dewi Sri (Dewi Kesuburan), supaya hasil panen nanti benar-benar berkualitas, sehingga ketahanan pangan menjadi terjaga.

Baca Juga:  Pekalongan Jadi Bukti Kecacatan PMK 222 Tahun 2017 Tentang DBHCHT

Juru Bicara Komunitas Kretek, Rizky Benang

BACA JUGA: Di Suku Tengger Perempuan Merokok Tidak Distigma Negatif, Jadi Teman saat Kerja di Ladang dan Simbol Kemandirian

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *