Jika merek rokok harian kerap dianggap menentukkan kondisi ekonomi seorang kretekus, maka prilaku merokok juga dianggap dapat menentukkan karakter seorang perokok.
Tulisan ini tentu tidak ilmiah, tetapi menariknya, saya menemukan wacana ini dari berbagai sirkel tongkrongan. Baik itu teman sekolah, teman kuliah, maupun teman di kampung.
Jadi, meskipun para perokok ini tidak bermusyawarah untuk menentukkan karakter perokok, lucunya pembentukkan karakter perokok ini diamini banyak kretekus, dan mungkin kalian juga pernah mendengarnya.
Berdasarkan analisis tongkrongan tersebut, terdapat tiga karakter yang sering diasosiasikan dengan perilaku merokok, di antaranya sebagai berikut
Perokok Optimis
Merujuk dari KBBI, optimis adalah orang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal. Orang optimis cenderung berpikir positif dan tidak mudah putus asa, serta mempunyai keyakinan bahwa segala masalah dan kesulitan dapat diatasi.
Nah, karakter ini dapat kita temukan dari perokok yang hanya bermodalkan korek tanpa membawa satu pun batang rokok ketika datang ke tongkrongan. Sebab, dia yakin dengan membawa korek, dia bisa menyalakan rokok ketika nongkrong.
Keyakinan yang dibawa perokok optimis ini adalah dia yakin bahwa pasti ada temannya yang mempunyai rokok tapi tidak membawa korek. Dia juga tahu temannya yang perokok pasti akan mengasihinya, sebab persaudaran rokok itu kuat.
Perokok ini juga mempunyai kerangka berpikir yang fair. Karena tanpa kehadirannya yang membawa korek, orang yang mempunyai rokok tidak akan bisa menyalakannya. Jadi setidaknya dia berhak atas kompensasi membawa korek demi api kehangatan di tongkrongan.
Perokok Pesimis
Kebalikannya dari perokok optimis, perokok pesimis adalah antonimnya. Bisa dibilang juga saling melengkapi. Meskipun secara definisi pesimis adalah orang yang berpandangan tidak mempunyai harapan atau dikuasai dengan perasaan khawatir dan mudah putus asa.
Alasan kenapa perokok pesimis pelengkap perokok optimis adalah karena perokok pesimis datang ke tongkrongan bermodalkan rokok, akan tetapi dia tidak mempunyai korek. Sikap pesimis terlihat jelas di sini bahwa dia tidak pede akan mampu menyalakan rokok yang dia punya. Karena apalah arti rokok kalau tidak ada korek.
Dengan perasaan putus asa tidak bisa menyalakan kehangatan dengan rokok, kehadiran perokok optimis sangat membantunya, Dia pun rela membagi secercah kenikmatan batang rokok supaya bisa ngebul bareng. Setidaknya bagi perokok pesimis itu merupakan konsekuensi yang fair.
Perokok Pengemis
Pengemis memang bukan karakter, melainkan keadaan ketika seseorang menggelandang dan meminta-minta sambil merendahkan diri dengan harapan akan diberi rezeki.
Nah, dalam konteks merokok, biasanya perokok pengemis datang ke tongkrongan hanya bermodalkan iman dan takwa, alias bawa korek saja tidak, apalagi rokok. Dan perokok pengemis adalah perokok yang paling dihindari oleh perokok optimis dan pesimis.
Tipe seperti ini kerjaannya hanya meminta-minta tiap batang rokok dari teman-temannya. Dan biasanya dia adalah orang yang paling nyebelin dan meresahkan di tongkrongan.
Karena kerap kali perokok pengemis ini tidak hanya meminta rokok. Lebih dari itu, dia merampok, alias mintanya bisa berkali-kali bahkan rokok terakhir pun biasanya dia embat.
Meminjam kata yang sering petani pakai untuk merepresentasikan orang seperti itu, perokok pengemis itu ibarat hama. Dana kalau ada hama itu artinya perlu dibasmi karena dapat mengacaukan stabilitas tongkrongan. Apalagi harga jual eceran rokok akan naik, PPN 12% juga mau berjalan di tahun 2025.
Dengan situasi dan keadaan yang carut-marut, tentu perokok pengemis sangat meresahkan dan menjadi beban demografi di tongkrongan.
Tetapi kembali ke sifat alamiah perokok yang nggak enakan. Biasanya para perokok hanya memendam kekesalan dalam hati sambil menggerutu.
- Pemerintah Terlalu Alergi dengan Seni: Bungkus Rokok Tak Boleh Nyeni, Seniman Tak Punya Penghidupan - 22 January 2025
- Penghasilan Rp20 Ribu Tak Dianggap Miskin: Bukti Negara Miskinkan Rakyatnya, Lucunya Tuduh Rokok Jadi Penyebabnya - 21 January 2025
- Urusan Moral dan Akhlak Tidak Ada Hubungannya dengan Rokok, Biar KamiCari Sendiri - 20 January 2025
Leave a Reply