Press ESC to close

Hasil Studi: Kegelisahan hingga Kemiskinan Picu Penyakit Jantung, Rokok Jadi Kambing Hitamnya

Rokok sering dituding sebagai penyebab utama segala kematian tanpa mempertimbangkan aspek lainnya. Narasi tersebut sering digunakan kubu antirokok untuk membumihanguskan tembakau.

Padahal jika kita menelisik ke belakang tepatnya pada tahun 18 Oktober 2013, WHO sendiri secara resmi mengeluarkan laporan jika polusi udara luar menjadi penyebab utama kanker-paru-paru.

Maka betapa anehnya ketika selalu menyalahkan rokok sebagai penyebab utama kematian.

Kubu antirokok sudah memonopoli dan manipulasi pengetahuan. Lalu, di sisi pemerintah yang mengamini hal tersebut, menjadi dalih ketidakbecusan negara dalam menjamin kesejahteraan warganya.

Bukankah lebih mudah menuduh rokok daripada berbenah memberikan hak hidup layak bagi masyarakat?

Tipu daya kematian akibat merokok

Dalam artikel berjudul “Lies, Damned Lies & 400.000 Smoking-Relating Deaths” (1998) karya Levy dan Marimont mengungkapkan, bahwa 400.00 kematian prematur di Amerika merupakan kebohongan besar.

Menurut Levy dan Marimont, angka kematian ini merupakan estimasi yang di-generated suatu program komputer yang disebut SAMMEC. Program ini didasarkan pada model yang salah, mengabaikan semua aturan epidemiologi. Secara cepat lalu menyimpulkan efek rokok terhadap kematian.

Ilustrasinya, misal Sotong yang gemuk, mempunyai kolesterol tinggi, mengidap diabetes, memiliki riwayat penyakit jantung di keluarga, jarang olahraga, dan merokok. Maka ketika Sotong meninggal karena penyakit jantung, maka dengan program SAMMEC itu, rokok muncul sebagai faktor penyebab kematian Sotong.

Mitos angka kematian akibat rokok

Aisling dalam artikelnya berjudul “Study cast doubt on heart attack ‘risk factor’” (1998), mengungkapkan bahwa studi kardiologi paling besar, gagal menemukan hubungan antara serangan jantung dengan rokok.

Baca Juga:  Laknat Betul Antirokok, Promosi Dagang Permen Bernikotin Memanfaatkan Pelajar

Kajian tersebut dilakukan di 21 negara selama 10 tahun oleh Monica Study. Hasil studi ini juga mengungkapkan bahwa kegelisahan, kemiskinan, dan perubahan ekonomi sosial mempunyai hubungan dengan penyakit jantung.

Fakta ini tampak sejak studi ini mulai dilakukan pada awal 1908-an. Seseorang berhenti merokok tetapi kehilangan rumah tempat tinggal secara umum berada pada risiko terkena penyakit jantung karena faktor stres.

Sekarang, seandainya tembakau di Indonesia musnah. Maka banyak hajat hidup orang yang bergantung pada industri hasil tembakau (IHT) akan jatuh miskin. Misalnya petani.

Memangnya kubu antirokok akan memberikan lapangan pekerjaan yang senilai IHT? Bayangkan IHT sudah menjadi tulang punggung negara. Tidak ada satu pun industri yang mampu menyainginya.

Tentu kubu antirokok tidak memikirkan sejauh itu. Bagi mereka tembakau itu jahat, dan harus dimusnahkan. Hanya itu saja. Jelas karena mereka hidup dari kucuran dana antirokok.

Perokok tapi mempunyai harapan hidup yang jauh lebih lama

Terkait angka-angka perkiraan kematian dan rendah harapan hidup seperti yang disampaikan WHO. Menurut Levy, Marimont, Colby, dkk, propaganda antirokok itu didasarkan junk science (ilmu sampah).

Salah satu contoh yang bertentangan dengan perkiraan kematian akibat merokok adalah Jepang, Yunani, dan Siprus. Negara-negara ini memiliki tingkat merokok yang tinggi di dunia.

Baca Juga:  Selamat Lebaran Buat Para Perokok Indonesia

Namun, mereka justru memiliki tingkat terkena penyakit kanker paru-paru yang tergolong rendah dan harapan hidup yang jauh lebih lama. Menurut Colby, kampanye antirokok itu tidak didasarkan pada kebenaran, tidak bertanggung jawab, dan liar.

Jika kita memahami latar belakang kepentingan bisnis di balik agenda antirokok, kita akan tahu bahwa ini hanyalah perang dagang semata yang berkedok kesehatan.

Professor Pierre Lemieux (2001) pernah mengutip kata-kata pencetus ide dan pendiri WHO, Dr.Szeming Sze, “My part in the founding og WHO was 90% diplomatic anda 10% only medical. It was politics all the time.”

Juru Bicara Komunitas Kretek, Rizky Benang

BACA JUGA: Rokok Dibenci Karena Ada Agenda Perang Dagang: Jualan Obat-obatan

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *