Press ESC to close

Cukai Rokok Harus Turun: Biar Rokok Legal Terbeli, Rokok Ilegal Tak Beredar Lagi

Banyak kebijakan unik, kalau tidak mau disebut aneh, yang dilakukan pemerintah dalam memberantas rokok ilegal. Bukannya menangkap mafianya, eh pemerintah malah menggelar senam massal untuk memberantasnya. Memangnya apa hubungan senam dengan rokok ilegal?

Tidak hanya itu, pemerintah juga menggelar seminar edukasi tentang bahayanya rokok ilegal. Bukan berarti edukasi itu tidak penting, tapi kan masyarakat juga tahu kalau ilegal itu memang bermasalah. Seharusnya pemerintah langsung fokus berantas saja.

Ribet lagi, pemerintah juga bilang membutuhkan koordinasi harmonis antara Satpol PP, TNI, Polri, serta kantor Bea dan Cukai terkait. Ternyata butuh lebih dari satu untuk memberantas rokok ilegal, memangnya siapa backing-nya?

Dan yang paling menyebalkan dari pemerintah adalah Kemenkeu, lewat Bea Cukai, meminta masyarakat untuk melapor jika ada rokok ilegal di sekitar kita. Masalahnya, terus kerjanya pemerintah ngapain? Sudah dibayar lewat pajak, eh masyarakat juga yang disuruh kerja.

Gara-gara kebijakan Sri Mulyani rokok ilegal merebak

Rokok ilegal merebak, semua bermula ketika pandemi Corona melanda.  Ekonomi menjadi carut marut. Tetapi yang dilakukan Sri Mulyani justru menaikkan cukai sebesar 33%. Kenaikan cukai tertinggi sepanjang sejarah.

Dan tidak cukup sampai di situ, pada akhir tahun 2022, Sri Mulyani kembali menaikan tarif cukai sebesar rata-rata 10% untuk 2 tahun berturut. 2023 dan 2024.

Baca Juga:  Berhenti Merokok Bisa Kapan Saja, Tak Harus Saat Pandemi

Gara-gara cukai yang terus melambung, produksi rokok turun, sementara rokok ilegal merebak. Dalih menaikkan cukai supaya prevalensi perokok pun nihil. Konsumsi rokok masyarakat tidak turun seiring tarif cukai yang naik.

Nyatanya, konsumsi rokok beralih dari rokok legal ke rokok ilegal. Dan hal ini, adalah pemandangan yang biasa di masyarakat.

Maka dari itu, Sri Mulyani adalah orang yang paling bertanggung jawab atas beredarnya rokok ilegal. Sayangnya, ia tidak merasa demikian.

Pasalnya, pemerintah justru menyalahkan masyarakat karena memilih mengkonsumsi rokok ilegal, ia juga lebih senang menangkap pedagang kecil yang menjualnya, daripada menangkap produsennya.

Solusi memberantas rokok ilegal

Solusi memberantas rokok ilegal bukanlah dengan senam, tidak perlu juga melibatkan aparat. Cukup berantas akarnya, yaitu turunkan cukai rokok.

Pasalnya, rokok ilegal merebak karena mereka melihat pasar. Ketika rokok mahal tapi tidak diimbangi dengan ekonomi yang baik di masyarakat, otomatis rokok murah diincaran. Dan yang bisa memberikan itu produsen rokok ilegal.

Akibatnya, pabrik rokok legal rugi, konsumen tak sanggup beli rokok enak karena harga melambung tinggi, bahkan negara pun kehilangan pemasukan miliaran dari cukai rokok. Jangan lupakan petani yang tembakau berkualitasnya jadi tidak terbeli.

Baca Juga:  Industri Rokok Moncer di Masa Pandemi

Dampak kebijakan Sri Mulyani begitu fatal karena merugikan hajat hidup banyak orang. Kendati demikian, untuk memulihkan itu semua ternyata sederhana, intinya turunkan cukai rokok. Maka perlahan semua masalah tadi akan teratasi, cepat atau lambat.

Solusi menurunkan cukai rokok lebih masuk akal daripada menggelar senam, bukan begitu Sri Mulyani. Pertanyaannya, apakah ibu mau atau tidak melakukannya.

Juru Bicara Komunitas Kretek, Rizky Benang

BACA JUGA: Rekomendasi Rokok Murah dan Lebih Enak ketimbang Beli Rokok Ilegal

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *