
Asap rokok kretek memenuhi ruangan Buckingham Palace, kediaman “penguasa” Britania Raya. Asap tembakau itu, membuat seseorang asal Indonesia disebut “pemberani” oleh Pangeran Inggris.
Orang Indonesia itu adalah Agus Salim. Diplomat ulung di masa awal Kemerdekaan RI. Salah satu orang terdekat dan kepercayaan Presiden Soekarno.
Kebiasaan yang cukup disorot dari sosok ini: dalam banyak kesempatan, sebatang rokok seperti tak luput dari selipan dua jarinya.
Titah Terbang ke Inggris
Awal Juni 1953, Bung Karno mengutus Agus Salim berangkat ke Inggris. Ada peristiwa penting, yakni penobatan Ratu Elizabeth II sebagai raja baru Britania Raya, menggantikan sang ayah (Raja Georger VI) yang telah mangkat.
Agus Salim tidak terbang sendiri ke London. Dia ditemani Sri Pakualam IX dan Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia, Robert Brash. Pada pertemuan inilah cerita Agus Salim dan rokok kretek yang dia isap masyhur hingga saat ini.
Asap Rokok Kretek di Tengah-Tengah Bangsawan Inggris
Ada beberapa versi momen Agus Salim mengisap rokok kretek saat di Buckingham Palace. Komunitas Kretek mengambil versi dari buku Seri Buku Tempo edisi Agus Salim Diplomat Jenaka Penopang Republik.
Sehari sebelum penobatan, Buckingham Palace membuat perjamuan makan malam untuk para undangan dari berbagai negara. Agus Salim tentu ada di sana malam itu.
Dalam momen tersebut, suami Ratu Elizabeth II (Pangeran Philip) tampak sibuk bergumul dengan bangsawan-bangsawan Inggris sendiri. Padahal tamunya merupakan negarawan-negarawan besar di negaranya masing-masing.
Entah kenapa, hal itu membuat Agus Salim terusik. Dia lalu menyulut rokok kretek yang dia bawa dari Indonesia.
Tembakau memang tanaman dari Amerika yang dibawa bangsa Eropa ke Indonesia. Namun, hanya di Indonesia lah tanaman itu dikreasikan hingga menjadi rokok kretek: campuran tembakau dengan kekayaan alam Indonesia lain seperti cengkeh.
Ketika pandangan mata Agus Salim akhirnya bertemu dengan pandangan mata Pangeran Philip, Agus Salim melambai dengan rokok kretek terselip di dua jarinya. Pangeran Philip mendekat.
“Apakah Paduka pernah mencium aroma ini?” tanya Agus Salim sembari menunjukkan batang rokok kreteknya yang mengepuk.
“Rasa-rasanya tidak,” jawab Pangeran Philip.
“Inilah yang membuat bangsa Paduka ramai-ramai mendatangi negeri saya,” timpal Agus Salim.
Mendengar itu, Pangeran Philip tertawa. Tak banyak berkata-kata.
Karena kenyataannya memang beitu. Cengkeh dan rempah-rempah lain, yang di antaranya jadi campuran rokok kretek, membuat bangsa-bangsa Eropa mengais-ngais kekayaan alam Indonesia.
Pengakuan Pangeran Philip pada Agus Salim
Versi lain menyebut, Pangeran Philip lah yang awalnya penasaran dengan bau rokok yang Agus Salim sesap.
Agus Salim awalnya hanya sebatas merokok, seperti kebiasaannya. Namun, karena baunya asing bagi Pangeran Philip, maka dia mendekat dan bertanya kepada Agus Salim.
Jawaban Agus Salim di tiap versi ya sama: di balik bau rokok kretek itu (yang ada unsur cengkeh dan/atau rempahnya), ada kekayaan alam yang membuat bangsa-bangsa Eropa ramai-ramai mendatangi Indonesia.
Penobatan Ratu Elizabeth II berlangsung esok harinya di Westminster Abbey. Ucapan Agus Salim perihal rokok kretek ternyata membekas di ingatan Pangeran Philip.
Usai penobatan, Pangeran Philip menghampiri Agus Salim. Mengenalkannya pada Ratu Elizabeth II yang resmi memimpin Britania Raya.
“Gentlemen ini dari Indonesia.” Begitu kalimat pengenalan Pangeran Philip atas Agus Salim kepada Ratu Elizabeth II.
BACA JUGA: Menghisap Tembakau: Upaya Orang Jawa agar Tak Tampak “Hina” di Hadapan Bangsa Eropa
- Sejarah dan Alasan Hari Kretek Diperingati 3 Oktober Bukan di Tanggal Awal Peracikannya oleh H. Djamhari - 24 April 2025
- Merokok Tidak Ada Hubungannya dengan Moral, Karena Ada yang Nggak Merokok tapi Korupsi - 21 April 2025
- Hubungan Pabrik Rokok dengan Konsumen Disebut kayak Budak dan Majikan, Padahal Bentuk Nyata Slogan “Dari Rakyat untuk Rakyat” - 16 April 2025
Leave a Reply