Press ESC to close

Rokok Kretek Berbahaya dan Mematikan?

Mana yang lebih berbahaya, rokok kretek atau rokok filter?

Begitulah rokok dibahas di sebuah media. Sudah rahasia umum kalau isu rokok adalah persoalan seksi yang menarik dibahas. Sialnya, antirokok cukup masif membuat tone negatif soal rokok. Salah satu tone negatif yang paling masif adalah dogma rokok membunuh.

Ada dua hal yang perlu diluruskan. Pertama, jenis rokok tidak dibedakan dari kretek atau filter. Dikotomi semacam itu adalah kekeliruan yang sudah barang tentu lahir dari ketidaktahuan, atau mungkin keengganan mencari tahu. Sebuah watak yang kerap diperlihatkan anti rokok.

Rokok kretek adalah rokok khas Indonesia. Mengapa disebut kretek? Ah, sudah banyak artikel yang menjelaskan. Tidak sulit untuk mengetahui. Intinya, ia menjadi kretek karena tak hanya berbahan tembakau, melainkan ada campuran cengkeh juga di sana. Adapun jenis rokok lain adalah rokok putih, yakni rokok tanpa campuran cengkeh.

Kretek pun ada beragam jenis. Ada yang menggunakan filter seperti Djarum Super, Gudang Garam Filter, dan sejenisnya. Ada pula yang non filter seperti Djarum Coklat, Dji Sam Soe, dan sejenisnya. Yang banyak mengagetkan orang, rokok bergenre mild seperti Sampoerna A Mild dan LA Lights pun merupakan rokok kretek.

Jadi, membuat dikotomi kretek-filter adalah kekeliruan. Seperti itu.

Baca Juga:  Walikota Tangerang dan Upaya Melindungi Masyarakat dari Paparan Asap Rokok

Hal kedua yang perlu diluruskan adalah dogma rokok membunuh. Peringatan bahaya rokok ini terpampang jelas di tiap bungkus rokok yang beredar di Indonesia. Ruang gugatan juga masih terbuka lebar untuk klaim ini. Saya tegaskan, anda berhak percaya pada apa pun yang anda yakini. Tidak ada kebenaran tunggal.

Dulu saya percaya bahwa rokok adalah barang buatan iblis yang diturunkan ke bumi untuk memusnahkan umat manusia. Saya juga percaya bahwa setiap batang rokok yang terisap mengurangi sekian menit jatah hidup saya di bumi. Intinya, saya percaya bahwa rokok dapat menyebabkan kematian.

Tapi itu dulu, sebelum saya merokok. Sampai saat ini masih banyak orang percaya pada dogma rokok membunuh meski fakta sebaliknya juga ada. Lagi-lagi, ada kelompok yang berkepentingan melestarikan isu negatif soal rokok.

Perihal dogma rokok membunuh, rasanya kita perlu membuka mata pada fakta-fakta yang sebenarnya sudah banyak ditemukan. Ada banyak perokok yang masih bertahan hidup hingga usia sepuh. Bahkan, banyak di antara mereka yang juga tetap bugar meski tetap merokok. Mbah Gotho, orang tertua di dunia asal Indonesia yang meninggal pada usia 146 tahun, masih aktif merokok hingga menjelang kematiannya pada tahun 2017 lalu.

Richard Overton, seorang veteran Amerika, wafat di usia 112 tahun 230 hari. Ia juga seorang perokok. Dilansir dari Dallas News, Overton bahkan masih biasa merokok hingga 12 batang per hari. Dalam sebuah wawancara dengan Dallas News yang diterbitkan beberapa hari sebelum ulang tahunnya ke-112 pada 2018 lalu, Overton, veteran tertua di Amerika ini berbagi tips panjang umur: “Just keep living. Don’t die!”

Mereka adalah sedikit dari banyak contoh perokok yang bisa berumur panjang. Tanpa kampanye di media, tanpa menyodorkan jurnal penelitian ilmiah, Mbah Gotho dan para manusia tertua lainnya telah membantah kesahihan dogma rokok membunuh.

Baca Juga:  Bloomberg Initiative Mulai PDKT Dengan Menkes Nila F. Moeloek

Kalian mau panjang umur? Gampang, sih. Tinggal jaga pola hidup seimbang, perhatikan konsumsi yang sehat dan jangan lupa berolah raga. Oh, iya, satu lagi. Mulailah hidup bahagia dan bebas dari stres. Caranya juga mudah, buang jauh-jauh segala prasangka buruk, termasuk prasangka buruk tentang rokok.

Just keep living. Don’t die!

Aris Perdana
Latest posts by Aris Perdana (see all)

Aris Perdana

Warganet biasa | @arisperd