
Kehadiran rokok elektrik seolah-olah menjelma pahlawan yang ingin menyelamatkan para perokok dari rokok kovensional.
Saking ngebetnya jadi pahlawan, bahkan sampai dibuat cerita yang sungguh terlihat mengada-ngada. Perlu digarisbawahi, saya tidak anti, tetapi saya mengkritisi tentang bagaimana cara marketing mereka: jualan dengan menjatuhkan rokok konvensional.
Upaya mendiskreditkan rokok konvensional terlihat jelas dari cerita yang dibangun mengenai awal mula terciptanya rokok elektrik. Salah satunya melalui kisah Hon Lik, penemu rokok elektrik.
Dalam narasinya, Hon Lik digambarkan sebagai seorang perokok berat jenis konvensional. Akibatnya, ia mengalami infeksi pernapasan, seperti batuk berkepanjangan, bersin, hingga kesulitan tidur.
Ciptakan rokok elektrik karena merasa sakit akibat rokok konvensional
Kondisi tersebut kemudian mendorongnya untuk menciptakan rokok elektrik pada tahun 2003 sebagai alternatif pengganti rokok konvensional. Dalam narasi ini, seolah-olah rokok konvensional menjadi penyebab utama gangguan kesehatannya. Sementara ciptaannya—rokok elektrik—membantu mengatasi masalah tersebut.
Namun, jika ditelusuri lebih jauh, jenis rokok konvensional yang dikonsumsi Hon Lik patut dipertanyakan. Jika rokok kretek yang dikonsumsi, keadaan Hon Lik ceritanya bisa akan jadi berbeda. Karena rokok kretek awal mulanya diciptakan sebagai obat batuk, sesak napas, asma dan lain-lain.
Kemudian, apakah benar hanya gara-gara merokok konvensional, Hon Lik, menderita sakit? Jangan-jangan ada faktor lain yang menjadi penyebabnya. Bisa jadi penyakit turunan/genetik.
Buktinya, diceritakan bahwa ayah Hon Lik, mengidap penyakit kanker paru-paru. Mengutip perkatan dr. Tirta di podcast Grind Boys Eps.152 – “Diskusi Sehat 2025” menit ke 25:55 mengatakan:
“Menurut penelitian, genetik orang Indonesia atau Asia itu tahan tembakau, dan penelitiannya itu memang khusus tembakau. Maka ketika ada yang bilang vape tidak lebih aman dari rokok, jawabannya ‘iya’ namun yang pasti belum ada penelitian lebih lanjut lagi.”
Gen orang Indonesia memang cocok dengan tembakau. Makanya Ariel Tatum sampai bilang “Jangan hina aku dengan vape dan rokok elektrik lainnya. Aku orang Indonesia, aku suka tembakau asli! Soalnya aku suka dengan racikan-racikan khasnya.”
Bangga dengan kretek di tengah masifnya kampanye rokok elektrik
Kretek adalah rokok asli Indonesia dari hasil kreativitas meramu rempah-rempah.
Kendati demikian, masyarakat Indonesia, bahkan yang perokok pun terkadang masih salah membedakan kretek tangan dengan sigaret kretek mesin. Jadi begini, sederhananya, rokok yang mengandung cengkeh itu disebutnya kretek.
Sementara rokok yang hanya mengandung tembakau saja, disebutnya rokok putihan. Jadi kretek itu bukan soal dia memkai filter atau tidak, melainkan memakai cengkeh atau tidak.
Inilah yang dimaksud Ariel Tatum mengenai khasnya racikan rempah-rempah dalam kretek. Kretek itu isinya banyak sekali rempah-rempah, belum lagi tambahan saus yang menambah kenikmatan.
Rokok yang dihisap Ariel Tatum
Karena Ariel Tatum begitu menyukai rokok kretek, sebenarnya kretek apa yang ia hisap? Sepengetahuan saya, Ariel Tatum itu menghisap dua merek kretek dari sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret kretek tangan (SKT).
Krerek SKM Ariel Tatum adalah Garpit, alias Gudang Garam Filter. Rokok yang terkenal dengan slogannya “Pria punya selera”.
Lalu untuk kretek SKT-nya, Ariel menghisap kretek Juara. Kretek yang dikenal sebagai pelopor rokok rasa es teh.
Kretek membuat Ariel Tatum jatuh hati. Tidak dengan rokok elektrik.
Juru Bicara Komunitas Kretek, Rizky Benang
Leave a Reply